Sore ini, Siska, Fitri, Mitha, dan Dwi akan kerumah Nayya. Mereka datang dengan alasan ingin nobar drakor dan numpang WI-FI tentunya.
"Nay, ada siapa dirumah lo?" Tanya Mitha saat menginjakkan kakinya dilantai marmer rumah mewah Nayya.
"Gaada"
"Masa rumah segede ini lo doang yang nempatin" Tanya Mitha lagi sambil mengamati aksen rumah tersebut.
"Holang kaya mah bebas" Sahut Fitri dibelakang mereka.
"Ck, Rumah lo gede banget. Desainnya gue suka" Mitha berdecak kagum.
"Bukan rumah gue" Ucap Nayya datar.
"Kalo gue jadi lo ya, pasti bahagia banget tinggal disini"
"B aja"
"Kok lo gak pernah cerita si punya rumah kea istana gini"
Lagi-lagi, cewek itu masih terkagum-kagum.
"Kenapa lo pengen Nayya cerita. Biar lo tau terus lo porotin?" Sinis Fitri.
Mendengar itu, Siska mencubit lengan cewek berkuncir kuda itu pelan.
"Awwsh, sakit dugong" Kesalnya.
"Mulut dijaga" Bisik Siska sambil melototkan matanya.
"Bukan mau morotin. Gue gak percaya aja, soalnya kalau Nayya kesekolah itu gayanya biasa aja" Ucap Mitha lagi.
"Asal lo tau ya. Sahabat gue itu walau biasa aja tetep cantik, pinter, baik, kaya, tidak sombong dan rajin menabung. Terus satu lagi, dia kaga matrek" Ujar Fitri tersenyum remeh menatap Mitha saat mengatakan kata 'matrek'.
"Brisik sianju, lo berdua kenapa si?" Kesal Dwi yang sedari tadi diam mendengarkan celoteh kedua sahabatnya.
"Tau, omongan gak penting buang jauh jauh" Siska menimpali.
"Ekhem!" Nayya berdehem.
"Lo pada mau tetep disitu apa ikut gue?" Tanya Nayya yang sudah berada di ujung tangga lantai dua rumahnya.
"Kok lo udah disitu si?" Tanya Siska bingung.
"Ngomong aja terus" Ucap Nayya dan berlalu menuju kamarnya.
Dilain tempat, Alka dkk sedang berada di Pontera Cafe, mereka sedang membicarakan tentang tanding basket yang akan diselenggarakan dua bulan lagi melawan SMA Welston.
"Kita harus menang" Ucap kapten basket itu dingin.
"Semoga aja. Tapi ya, gimana mau menang kalau latihan aja jarang" Ucap Arren melemparkan pandangan pasrah pada Alka.
Alka selaku kapten, berpikir keras. Mereka akan bertanding dengan SMA Welston, yaitu SMA tetangga sekaligus musuh bebuyutan mereka. SMA Welston terkadang sering bermain curang, selalu melakukan berbagai hal untuk bisa menang. Dulu waktu kelas sepuluh, Arren pernah cidera karena tolakan dari kapten sekolah tersebut. Alka tidak menginginkan hal itu kembali terjadi.
"Besok kita latihan" Putus Alka.
"Oke, gue kasih tau yang laen" Ucap Andra membuka ponselnya dan mengirimkan info di grup basket sekolahnya.
"Btw, kenapa lo dipanggil Bu Lenny?" Tanya Alfa tiba-tiba menatap abangnya itu penuh selidik.
Alka menggidikkan bahu.
"Jangan jangan lo ada kasus ya sama Nayya" Ucap Alfa bergaya layaknya orang yang tengah terkejut.
"Gajelas" Alka menyeruput jus alpukatnya.
"Terus kenapa?" Arren menimpali.
"Gue disuruh nyanyi"
Mereka hanya ber-oh ria sambil menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [SUDAH TERBIT]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM BACA, ADA BEBERAPA PART YG DI PRIVATE] Alka hanya perlu WAKTU. Dan Nayya hanya KECEWA. Sama halnya dengan Alka, Nayya juga memerlukan ruang. ------------//------------ Kisah kedua remaja yang menjadi korban dar...