"Kayaknya kita gak perlu basa basi, rencana ini harus berjalan hari ini juga" Ucap Amanda dingin yang menyela ucapan dari lawan bicaranya diponsel lalu memutuskankan panggilannya secara sepihak.
Tatapan mata itu terus menajam, walaupun ia sudah tak melihat Alka dan Nayya. Dengan hati bergemuruh, Amanda membalikkan badannya untuk kembali ke kelas.
Sial. Awas aja lo, Nay. Gue bakal buat hidup lo kaya di neraka. Batin Amanda lalu tersenyum sinis.
Setelah sekian lama melalui proses belajar mengajar disekolah, kini saatnya mereka semua pulang. Amanda yang melihat Alka berjalan sendirian menuju kearah parkiran, cewek itu berniat untuk mengikutinya.
"Hai, Al" Sapa Amanda.
Alka menoleh.
"Eh, hai. Kenapa?" Tanya Alka to the point.
"Mana Nayya?"
"Dia udah pulang duluan" Ucap Alka seraya memasang helmnya.
"Oh" Amanda menganggukkan kepala.
"Emm.. Al, gue mau nanya" Tanya Amanda lagi.
"Tanya aja"
"Gue ini bener temen lo kan?" Ucap Amanda yang membuat Alka kembali menoleh.
"Tentu" Jawab Alka singkat.
"Gue boleh gak cerita sama lo, gue gak tau lagi mau curhat sama siapa, Al" Ucap Amanda dengan mata berkaca-kaca.
Alka menghela nafas, mau tak mau ia harus menoleh lagi kearah Amanda lagi.
"Lo bisa cerita sama gue" Ucap Alka yang berhasil membuat Amanda membulatkan matanya.
"Lo serius?"
"Heem"
"Makasih banget, Al. Gue sangat beruntung masih punya temen kea lo" Amanda tersenyum singkat.
"Jadi mau dimana?" Tanya Alka.
"Pontera Cafe aja, gimana? Gue juga leper" Saran Amanda yang mendapat anggukan dari Alka.
Sebelum Alka pergi bersama Amanda, cowok itu terlebih dahulu meraih ponselnya yang berada disaku celana. Dirinya membuka daftar kontak panggilan, yang hanya tertera nama Nayya seorang disana. Dengan santai, Alka menekan tulisan 'call' pada naman tersebut.
"Hallo, beb" Sapa Alka saat panggilannya telah tersambung.
"Iya, Al" Jawab Nayya disebrang sana.
"Aku mau pulang, tapi gak sendiri. Amanda minta tolong pengen curhat sama aku, gimana?"
"..."
"Boleh gak?"
"..."
"Hallo, Nay" Panggil Alka yang tak mendapat respon.
"I--iya, boleh kok" Suara Nayya sedikit mengecil.
"Yaudah deh, gajadi"
"Eh.. Iya, gak pa pa. Temenin aja, aku percaya kok sama kamu" Ucap Nayya cepat.
"Yaudah, kamu jangan lupa makan sama tidur siang. Biar cepet tinggi" Kekeh Alka.
"Apaan sih, nyebelin" Gerutu Nayya lalu memutuskan panggilannya sepihak.
"Ayo" Ajak Alka pada Amanda yang masih berdiri mematung.
"Eh, iya" Ucap Amanda cepat lalu naik keatas motor Alka.
Beberapa belas menit berlalu, keduanya telah tiba ditempat nongkrong favorit mereka. Alka dan Amanda berjalan bersebelahan dan mencari tempat duduk yang enak untuk keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [SUDAH TERBIT]
أدب المراهقين[FOLLOW SEBELUM BACA, ADA BEBERAPA PART YG DI PRIVATE] Alka hanya perlu WAKTU. Dan Nayya hanya KECEWA. Sama halnya dengan Alka, Nayya juga memerlukan ruang. ------------//------------ Kisah kedua remaja yang menjadi korban dar...