Sesuai janjiku jadinya aku double up, makasih buat semuanya yang udah ngevote dan ngasih komentar luv you guysss 💋💋💋
😂😂😂( Penampakan emaknya Bea di mulmed)
Happy reading...
🍉🍉🍉
" Brengsek, kau ini manusia planet dari mana, huh? " Dia berseru kencang dan ludahnya menghujani wajahku. Aku mual dan menggosok wajahku dengan kasar, dasar jorok! Ia tak tersinggung melainkan menyuruhku untuk duduk dan aku hanya bisa menurut.
" Katakan padaku kalau kau hanya bercanda! "Aku menunduk sejenak, melepaskan kontak mata darinya sembari menautkan jari-jari tanganku.
" Tapi aku memang tidak tahu." Aku melihatnya menepuk keningnya lagi secara putus asa lalu membanting dirinya ke sofa.
" Berapa umurmu? " Kenapa dia malah menanyakan umurku?
" 19, kau? " Aku terkejut. Apa untungnya bagiku menanyakan umurnya? Ku pikir dia akan mengabaikan pertanyaanku, sebaliknya dia menjawab meskipun terdengar terpaksa.
" 24." Oh 24 tapi ia bertingkah seperti remaja dengan hormon yang berlebih saat baru memasuki usia 17 tahun. Aku mengejeknya dalam hati dan sekarang dia hanya diam seperti patung. Wajahnya menyiratkan bahwa dia sangat bingung dan entahlah gugup?
" Umurmu 19 dan kau tidak tahu tentang friends with benefits, jangan bilang padaku kalau kau tak pernah bercinta sebelumnya! " Ia tertawa saat aku justru menegang dan merapatkan pahaku. Aku kembali menunduk dan bergerak secara risih, sungguh aku tak menyangka dia dengan santainya berkata-kata kotor di hadapan seorang gadis yang lima tahun lebih muda darinya. Tuhan, bisakah aku pergi sekarang juga?
" Bisakah kau berhenti? " Aku membentaknya pada akhirnya dan dia segera meredakan tawanya. Ia menyengir sebelum mengelus dagunya. Ekspresi cerianya menjadi kusut saat ia memperhatikan ku dengan serius.
" Kenapa kau selalu mengenakan gaun-gaun bodoh seperti itu? " Mulutku terbuka sedikit. Aku tak percaya dia mengomentari pakaian yang ku kenakan. Tapi apa yang salah dengan ini? Semua gaunku manis dan cocok untukku.
" Apa masalahmu? Ini cara berpakaian ku sejak aku masih kecil. Ibuku mengajarkanku untuk berpakaian seperti perempuan sejati." Dan aku bangga untuk itu, dia tidak, karena dia menertawakan aku.
" Jadi kalau ibuku sesekali mengenakan celana itu artinya dia bukan perempuan sejati? " Aku tergagap oleh pertanyaannya. Ayolah bukan itu maksudku.
" Ya tidak juga sih tapi...ah sudahlah kenapa kau jadi menyudutkan ku? Pakaianku adalah urusanku bukan urusanmu." Aku jengkel lalu mengangkat bokongku untuk pergi dari sini. Aku benar-benar tidak tahan berlama-lama berada di dekatnya, bisa-bisa aku beruban di usia ke 20 ku nanti. Ia memanggilku saat aku telah mencapai pintunya dan dia menyeret lenganku untuk berhadapan dengannya.
" Apa sih maumu?! " Kenapa dia selalu membuatku ingin membentaknya setiap waktu?
" Aku ingin kau menemaniku malam ini ke sebuah pesta, kalau tidak aku akan menyebarkan tentang betapa baiknya istri seorang Gerald william Palvin pemilik Palvin Enterprise yang terkenal di muka bumi ini." Dia menekankan kata 'baiknya' kepadaku sambil melotot. Gosh, dia tahu nama lengkap ayahku. Apakah ayahku seterkenal itu?
" Darimana kau tahu tentang ayahku? " Aku menelan ludah saat dia mendekatkan wajahnya padaku bahkan ujung hidungnya hampir menyentuh ujung hidungku. Tubuhnya yang lebih tinggi dariku memaksanya untuk menunduk.
" Oh sayang, kau tak perlu repot-repot menanyakannya. Dengan melihat ayahmu yang dermawan itu menjemput ibumu saja aku sudah tahu." Badanku mulai gemetar saat dia mengancam ku dengan suaranya, aroma mulutnya memasuki hidungku, aroma mint yang menyegarkan. Menyadari ketakutan ku, dia lalu melepaskan tanganku dan melangkah menjauh. Aku menangkap senyuman kecil yang tersembunyi, yang muncul pada wajahnya. Dia menggodaku.
" Sekarang biarkan aku tahu kalau kau akan menungguku di depan rumahmu pukul 6 sore nanti." Aku menghela nafas berat lalu membiarkan diriku berjalan pulang.
Dia seolah-olah tahu bahwa aku bisa bebas sekarang, kedua orangtuaku pergi dan tak pulang untuk dua hari. Kepalaku sakit memikirkan bagaimana caranya untuk menghadapinya nanti dan membantunya untuk berpura-pura menjadi friends with benefits. Aku bahkan tidak tahu apa itu, teman dengan manfaat, manfaat macam apa? Apakah kami akan saling memanfaatkan? Ada banyak hal di dunia ini yang bisa terjadi untuk saling memanfaatkan dan aku tidak tahu dengan pasti karena mulutnya membeku untuk memberitahuku.
Aku bertemu dengan Chloe dan dia memandangku dengan tenang. Matanya menanyakan tentang apa yang ku alami di rumah pria itu.
" Dia mengajakku ke sebuah pesta dan memintaku untuk menjadi friends with benefits, hanya berpura-pura. Apa kau tahu apa itu friends with benefits? " Chloe membulatkan matanya. Rahangnya hampir menyentuh lantai saat dia mencoba menghampiriku.
" Woah aku rasa kau tak perlu pergi, Bea." Aku menyipitkan mataku ke arahnya. Ia berkata dengan suara yang terlepas bebas dari mulutnya. Se-mengejutkan itu?
" Friends with benefits itu artinya kau akan berteman dengannya tapi kalian bebas melakukan seks, bercumbu, yahh semua kegiatan yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih, tapi status kalian hanya berteman. Itu kata lain dari teman tapi mesra hanya saja lebih ekstrim." Aku terbatuk mendengarkan penjelasan dari Chloe. Tenggorokanku menjadi kering dan kepalaku semakin sakit juga berdenyut-denyut.
Tunggu dulu, dia bilang hanya berpura-pura kan?
" Tidak-tidak kita tidak melakukannya. Dia bilang kami hanya akan berpura-pura. Aku tetap akan pergi agar urusanku dengannya segera selesai." Aku tidak tahu kenapa aku justru membentak Chloe. Diriku tidak tenang dan terasa rusak. "Maaf aku tidak bermaksud membentakmu, Chloe." Kataku pelan dan mencoba menenangkan diri. Chloe tersenyum.
" Aku mengerti. Oh ya, aku hanya ingin kau berhati-hati dan kita akan menjaga rahasia ini bersama-sama dari ayah dan ibumu. Aku punya semprotan merica di kamar, kau bisa membawanya di tasmu nanti." Semprotan merica? Untuk apa aku membawa merica di tasku? "Apa kau juga tidak tahu tentang semprotan merica? "
Chloe tertawa dan aku mengangguk. Pasti aku terdengar sangat kolot. Ya mau bagaimana lagi, aku selalu dikurung di dalam rumah jadinya aku tidak tahu apa-apa tentang hal-hal yang bersangkutan dengan dunia luar.
" Benda itu dapat kau gunakan dalam keadaan darurat. Saat kau diserang oleh seseorang, secara seksual, atau mungkin secara fisik. Kau tinggal menyemprotkannya ke mata si pelaku sehingga kau bisa kabur." Oh ku rasa benda itu benar-benar benda penyelamat.
" Oke aku mengerti sekarang. Aku terdengar seperti baru keluar dari hutan." Aku mengejek diriku sendiri dan tertawa bersama Chloe.
" Bukannya kau pernah menonton film twilight di ponselku? " Aku mengangguk. "Disana semprotan merica tidak berlaku bagi vampir, apa ku ingat bagian mana itu? " Aku mengangguk lagi dan menyadari kebodohanku. Seharusnya aku sudah tahu, astaga.
" Aku tidak menyadarinya." Ucapku dan Chloe terkekeh sebelum mengajakku ke kamar, membantuku memilih gaun untuk ku pakai nanti. Setelah itu dia pergi ke kamarnya untuk mengambilkan semprotan merica untukku.
Maap kalo ada typo soalnya diriku ngebut demi kalian ❤❤❤
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Homegirl {HARBARA}
FanfictionCompleted! Sexual content, be wise readers! Origina story by harryxtaylena 20 Juli 2019