Chapter 38

529 69 6
                                    


Halo, semoga kalian suka dengan chapter ini, selamat membaca.


🍉🍉🍉







Harry sangat serius pada perkataannya kemarin. Dia benar-benar membawaku ke rumahnya untuk bertemu dengan Anne dan Gemma. Awalnya aku sangat khawatir untuk bertemu dengan Gemma lantaran aku belum pernah meminta maaf secara langsung padanya, soal perlakuan ibuku terhadapnya waktu itu, tapi dia menyambutku dengan baik bahkan ia tak segan-segan menanyakan hal-hal yang harusnya dibicarakan oleh orang-orang yang sudah akrab sejak lama. Aku benar-benar senang saat ini.

"Dia tidak bisa berhenti membicarakan mu sepanjang malam, di bahkan menghancurkan hati Stella hanya sebagai bentuk pelampiasannya. Aku tahu, aku tahu, dia sangat gila!" Gemma tertawa lebar. Gerakan tangannya menunjukkan bahwa dia sangat bersemangat untuk bercerita denganku.

"Menghancurkan hati Stella?"

"Ya. Dia bilang bahwa kau tidak mau bicara dengannya jadi dia pergi menemui Stella di pesta. Dia menjadikan Stella sebagai bahan pelampiasan kekesalannya, kau tahu, mengejek Stella di hadapan teman-teman mereka hingga gadis malang itu menangis dan pergi dari pesta itu. Lalu dia datang ke rumahku dan curhat padaku. Dia tidak pernah melakukan itu! Aku sangat terkejut dia mengatakan isi hatinya padaku, mungkin dia terdengar sangat cengeng tapi aku serius, kalau aku jadi kau maka aku akan... astaga aku bahkan tidak mampu menjelaskan karena itu sangat manis!" Gemma bicara dengan sangat antusias, cenderung terburu-buru tapi aku bisa memahaminya dengan jelas. Tapi apakah itu benar? "Bukan karena aku kakaknya jadi harus membelanya, tidak, itu tidak benar, aku bersungguh-sungguh dia sangat berbeda sekarang. Dan aku akan sangat bahagia kalau kau mau menjadi adik ipar ku. Harry juga sudah bercerita tentang ibumu dan ayahmu. So, ini sempurna, Bea!"

Aku tersenyum padanya. Hatiku benar-benar berbunga-bunga. Aku juga tidak tahu bagaimana reaksi Harry jika mendengarkan kakaknya bercerita seperti tadi, dia pasti akan sangat memerah. Untungnya dia sedang ke minimarket untuk membeli rokoknya.

"Maaf membuat kalian menunggu." Anne datang dengan nampan di tangannya. Aroma kopi buatannya memenuhi indera penciuman ku. Ia duduk tepat di sebelah Gemma sambil merapikan rambut gelapnya. Aku sungguh mengagumi sosoknya yang terlihat sangat bugar di usianya yang tak lagi muda. "Aku sangat senang mendengar bahwa Harry ingin menikahimu, dia memiliki kemajuan pesat dalam prinsipnya. Dia jauh lebih dewasa sekarang."

"Baiklah, bisakah kalian berhenti membicarakan aku karena mataku berkedut terus."

,,,




Harry mengantarku pulang saat matahari hampir terbenam. Aku memandangi langit yang begitu indah dari balik kaca mobilnya, segerombolan burung yang terbang disana mulai kembali ke sarangnya dengan hembusan angin di sayap mereka. Aku tersenyum bahagia sore ini. Hari ini adalah berkat terindah di dalam hidupku, tentunya karena keluarga Harry yang dengan terbuka menerimaku setelah semua yang terjadi di awal. Tapi kini semuanya telah berubah dan aku sangat bahagia akan perubahan itu.

Aku menoleh pada Harry. Sinar matahari yang teduh menyorot mata hijaunya yang indah. Aku memperhatikan tangannya yang penuh tinta dan rambutnya yang ikal. Terkadang aku tidak percaya bahwa sosoknya yang awalnya sangat menyebalkan dan tidak tahu sopan santun kini berhasil merenggut hatiku dan dia ingin menikahiku. Sejujurnya aku sedikit ragu tentang pernikahan mengingat usiaku yang masih sangat muda untuk menikah.

"Berhenti menatapku seperti itu, Bea. Kau tidak ingin kehilangan keperawanan mu disini, kan?" Tanyanya tiba-tiba dan aku spontan memukul pahanya. Dia tertawa puas oleh lelucon mesumnya dan yang ku tahu adalah pipiku terasa panas sekarang.

The Homegirl {HARBARA}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang