Chapter 40

990 73 26
                                    


Mumpung ngerasa otak ini lagi on sekali jadi aku ngebut buat cp terakhir ini. Aku harap kalian suka ya, happy reading!

(Btw sebenarnya mau masukin foto tapi wp ku errornya gak kelar-kelar) 😥


🍉🍉🍉

2 Minggu kemudian...




Proses pemberkatan sudah selesai, Harry dan aku telah resmi menjadi pasangan suami istri. Aku tak henti-hentinya memandanginya yang sangat gagah dengan tuxedonya, tersenyum ke semua orang dengan lesung pipinya yang dalam. Aku menggenggam tangan bertatonya, masih tak percaya bahwa dia akan menjadi ayah dari anak-anak ku kelak.

"Kau harus berhati-hati, karena kau akan jauh lebih mencintaiku setelah ini." Bisiknya tiba-tiba. Aku tersenyum oleh godaannya.

"Aku akan sangat senang untuk itu."


"Baiklah, bisakah kita bicara tentang banyaknya kamera disini, mereka menyilaukan mataku." Harry tertawa dan mengucek matanya karena flash kamera yang terus-terusan memotret kami, padahal kami sudah mengambil banyak sekali foto bersama keluarga dan tamu-tamu tadi. Sebenarnya aku sangat gugup karena teman-teman supermodel ibuku banyak yang hadir disini. Aku bahkan tak bisa berhenti memandangi sosok Irina Shayk yang kini tengah mengobrol dengan ibuku dan juga Anne dan Gemma meskipun dia sudah mengucapkan selamat padaku dan Harry tadi. Dia sangat cantik dan dia salah satu supermodel favoritku. Aku ingin sekali datang padanya untuk ber-swa foto tapi rasanya ini bukan momen yang tepat.

"Mum, apa kami belum boleh mengganti pakaian? Aku kegerahan." Harry bertanya pada Anne yang sedang berjalan ke sebelahku untuk mengambil segelas minuman.


"Ya, pergilah. Tapi cepat ya karena masih banyak tamu yang berdatangan." Jawab Anne yang dibalas seringaian dari Harry.

"Ayo!" Ajaknya lalu menarik tanganku. Dia berjalan dengan terburu-buru dan aku kesusahan menyesuaikan langkahku dengannya lantaran heels yang ku pakai sangatlah tinggi, untukku.

Aku memasang senyuman manis setiap kali berpapasan dengan orang-orang dan akhirnya Harry dan aku sampai di kamarnya. Ya pernikahan ku ini dilakukan dirumahnya mengingat dia memiliki halaman yang luas untuk acara ini. Harry menutup pintunya dan juga menguncinya lalu mengambil pakaiannya dan pakaian ku yang telah disiapkan. Pakaianku adalah tight dress yang didesain untuk pengantin juga hanya saja ini pendek, warnanya putih dengan corak timbul yang indah di semua bagiannya. Ini sangat simpel namun sangat elegan.


"Harry kau harus memanggil seseorang untuk membantuku melepaskan gaunku." Ucapku yang kesulitan melepaskan gaunku. Aku berusaha mengendurkannya dibagian lengan kiri ku.

"Aku bisa melakukannya." Ucapnya lalu terkekeh dan dengan cepat dia menurunkan resleting di bagian punggung ku.

"Jangan merusaknya, Harry!"


"Tidak akan. Jangan khawatir!" Bisiknya dan dia berhasil melepaskan gaunku. Aku menarik kakiku dan berhati-hati agar tidak menginjak bagian bawah gaunku yang sangat panjang. Harry melemparkannya di atas ranjangnya dan aku dengan segera meraih bajuku untuk ku kenakan lantaran aku tak mengenakan bra. "Sialan, Bea, kenapa kau buru-buru sekali?" Tanyanya dan dia merampas mini dress dari tanganku. Aku dengan malu mengapitkan kedua tanganku di ketiak karena dia memandangi tubuhku dengan tatapan yang sangat...aku tak tahu bagaimana menjelaskannya.


"Karena banyak yang ingin bertemu dengan kita diluar sana." Jawabku dan dia menyeringai lagi. "Harry ayolah!"

"Baiklah. Tapi berhenti menutupi tubuhmu, kau adalah istriku, Bea, kau tidak perlu merasa malu padaku." Aku memikirkan ucapannya dan berupaya mengusir rasa malu ku. Dia benar, seharusnya aku tidak malu padanya. Aku pun menurutinya dan dia tersenyum lalu memberikan gaunnya padaku.

The Homegirl {HARBARA}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang