Sorry kalau ada typo dan sejenisnya karena gak sempet baca ulang. Gak nyangka masih ada yang mau baca setelah setengah tahun lebih hiatus, happy reading!
🍉🍉🍉
"Nona Beatrice?"
Aku bangun dari tidurku dengan sangat terkejut. Aku melihat sekeliling mendapati bahwa diluar masih gelap, dan bagaimana bisa dia masuk ke kamarku?
Lancang sekali dia!
"What the hell are you doing here?"
"Aku ingin minta maaf." Jawabnya. Dia terlihat tidak berniat sama sekali untuk meminta maaf. Aku mengusap wajahku dan kembali memutar kejadian beberapa jam yang lalu saat dia dengan seenaknya menciumku. Ya Tuhan bagaimana jika Harry sampai tahu? Semuanya akan menjadi sangat kacau.
"Lupakan saja soal itu, aku tidak mau membahasnya, mengingatnya, anggap saja kau tak pernah melakukan itu sekarang bisakah kau pergi dari kamarku? Dan jangan berani macam-macam untuk masuk lagi kesini seenak mu seperti ini." Peringat ku terburu-buru. Aku bangun dari ranjang ku dan mendorong tubuhnya. Luke tak bergerak sedikitpun. Dia hanya diam menatapku seolah-olah menantang ku.
"Bea, sebesar apapun kau membenciku, bahkan sekeras apapun kau berusaha membuatku pergi dari hidupmu, kau tidak akan bisa, okay? Percaya padaku." Bisiknya. Ia melangkah pergi namun memutar badannya lagi. "Dan aku tidak takut sedikitpun dengan pacar mu yang menggelikan itu."
...
"You ready?" Aku melihat Chloe yang nampak cantik dengan gaun pestanya.
"Tentu saja! Ngomong-ngomong terimakasih sudah memperbolehkan ku ikut, padahal aku kan hanya--"
"Sshhh, aku sudah menganggap mu seperti saudariku sendiri, Chloe." Potong ku secepatnya sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya. Ibu dan ayahku datang dan kami pun melaju ke tempat pesta.
Aku mengirimkan alamat pestanya pada Harry karena dia berkata tidak ingin bertemu dengan ibuku secara langsung, padahal nantinya mau tidak mau dia akan bertemu dengan ibuku. Aku menurutinya saja karena ketersediaannya untuk ikut ke pesta saja sudah ku anggap seperti keajaiban besar bagiku.
Kita sampai dan aku celingak-celinguk mencari keberadaan Harry di suasana seramai ini. Matahari mulai terbenam dan cahayanya yang indah semakin menyempurnakan tempat ini. Aku jadi tak sabar berdansa bersama Harry.
"Pangeran mu ada disana." Chloe berbisik dan aku mengikuti arah pandangannya. Harry terlihat berdiri di samping mobilnya sambil memegang ponselnya.
"Ayo!" Ayahku mengajak dan aku mendadak bingung. Jika Harry bersikeras untuk tidak ingin bertemu ibu ku maka ayahku pasti akan berpikir Harry sangat tidak sopan dan pantas saja ibu membencinya. Itu tidak boleh terjadi.
Pesannya masuk dan ternyata dia berkata bahwa dia akan menyusul ku di dalam. Senyum semangat ku muncul dan kami berjalan ke halaman rumah yang sangat luas. Dekorasi pernikahannya sangat elegan dan aku mencuri cupcake ketika kami melewati meja.
Cupcake nya sangat enak sama seperti penampilannya.
Aku buru-buru menghabiskannya karena ayahku mengajak untuk bertemu dengan pengantinnya, mengucapkan selamat pada mereka sebelum duduk di kursi yang telah di sediakan. Mataku memencar mencari keberadaan Harry tapi dia tak kunjung menampakkan diri.
Waktu berlalu dengan begitu lambat karena aku mengantuk mendengar si pemilik pesta berbicara, mengucapkan terimakasih dan semacamnya. Berbeda denganku, Chloe dengan serius memperhatikan, maksudku ia benar-benar mendengarkan dan bertepuk tangan begitu selesai.
Acara berlanjut dan para tamu mulai menikmati hidangan. Ayahku berbincang dengan teman-temannya begitu juga ibu. Ada yang mulai berdansa dan aku begitu membutuhkan Harry sekarang.
"Kau ingin kue?" Chloe bertanya padaku saat dia mengangkat bokongnya. Aku menggeleng dan dia berkata 'baiklah' sebelum pergi ke meja yang berisi makanan manis di atasnya.
Aku mengeluarkan ponselku dari dalam dompet dan mencoba menghubungi Harry tapi tiba-tiba saja ponselku di rampas. Aku hampir memprotes namun tidak ku lanjutkan karena yang merampas adalah Harry. Aku lega melihatnya dan dia mengulurkan tangannya.
"Dance with me, lovely girl?" Tanyanya dan tertawa kecil setelahnya.
"Sure." Jawab ku dan dia membawaku ke lantai dansa.
Aku dan Harry mulai berdansa mengikuti alunan musik. Dia sedikit kaku di awal tapi dia menjadi lincah dan dengan mudah mengimbangi gerakan ku. Aku tak henti-hentinya tersenyum dan fokus menatap matanya. Harry juga nampak menikmati dansanya dan terlihat tidak terpaksa sedikitpun.
Ia meletakkan tangannya di leherku dan membelai pipiku dengan lembut.
"You look stunning, Bea." Bisiknya.
"Dan kau terlihat sangat cocok dengan tuxedo itu, Harry. Siapa yang membantumu mempersiapkan diri?" Tanyaku yang membuatnya memutar bola mata. Dia menghembuskan nafas dengan geli.
"Aku memang seorang bajingan tapi ya ku akui aku anak yang sangat manja, aku masih suka meminta bantuan ibuku meskipun sebenarnya tidak perlu." Ujarnya dan tertawa kecil.
"Itu hal yang wajar dilakukan oleh seorang anak pada orangtuanya, Harry."
"Sayang?" Saat itu juga aku dan Harry berhenti berdansa. Ibuku datang dan wajahnya nampak menegang saat ia bertatapan dengan Harry.
"Aku dan ayahmu harus ke kantor ada urusan mendadak. Kau dan Chloe akan dijemput oleh Luke nanti." Ucapnya. Ia tersenyum terpaksa dan aku bahkan belum sempat menjawabnya, dia sudah pergi meninggalkan kami.Aku melihat ayah dari kejauhan dan dia melambaikan tangannya padaku juga Harry, terlihat Harry juga membalas lambaian tangannya.
"Aku minta maaf soal ibu."
"Tidak apa-apa. Dia masih kesal padaku jadi wajar saja. Ngomong-ngomong apa kau tidak lelah? Bagaimana jika kita pergi dari sini?" Aku tahu ide Harry benar-benar bodoh tapi itu sangat menyenangkan untuk dilakukan. Aku tak berpikir panjang untuk mengangguk padanya.
Harry dengan cepat melangkah namun aku menahannya.
"Harry aku bersama Chloe." Harry berhenti dan mengusap keningnya.
"Baiklah, aku menunggumu disini." Aku mengangguk dan lantas mencari Chloe, tidak sulit bagiku untuk mencarinya karena dia masih menikmati kue di meja yang tadi. Dasar.
"Chloe? Aku dan Harry akan pergi dari sini. Aku tidak mau pulang dengan Luke, apa kau ikut denganku?" Tanyaku terburu-buru. Chloe terlihat berpikir.
"Ya aku sudah puas dengan semua kuenya tapi aku tidak ingin mengganggu kalian, tidak keberatan mengantarku pulang?" Tanyanya.
"Tentu saja tidak."
Kami sama-sama terkekeh sembari meninggalkan meja, kami menemukan Harry yang sedang bertelepon dengan seseorang di seberang sana. Ia segera menutup obrolannya dan mengajak kami ke mobil. Namun langkah kami melambat saat mendapati Luke sedang berdiri di dekat mobil Harry, sembari memasukkan tangannya ke kedua saku celananya, terlihat sangat angkuh memperhatikan kami bertiga.Tentunya dia sudah tahu bahwa kami akan pergi. Ini pasti ulah ibu.
"Beatrice, Chloe, mobilnya ada disana." Ujarnya, seolah-olah tidak ada Harry di antara kami. Demi apapun aku ingin sekali menonjok wajahnya.
"Mereka bersamaku, terimakasih." Harry dengan sarkas mengatakan itu lalu membuka pintu mobil bagiku.
"Jika kau pulang dengannya, Bea,maka aku tidak bertanggung jawab jika--"
"Jika ibuku marah padaku? Aku tidak takut padanya, Luke." Ucapku cepat dan masuk ke dalam. Chloe juga bergegas masuk dan aku sempat melihat Harry menatap sinis ke arah Luke sebelum mengitari mobil.
Kami melaju dan aku menghembuskan nafas lega. Tadi itu sangat menjengkelkan.
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Homegirl {HARBARA}
FanfictionCompleted! Sexual content, be wise readers! Origina story by harryxtaylena 20 Juli 2019