Maaf babies ku kalau nunggunya terlalu lama, habisnya aku kehilangan mood hehehe...Selamat membaca!
(Dan maafkan kalau ga jelas dan banyak typonya)
🍉🍉🍉
" Sebaiknya kau tidak perlu dekat-dekat dengannya lagi, Bea."
Pembicaraan ini masih berlanjut sejak 3 jam yang lalu, Chloe tak henti-hentinya memperingatiku, ya dia jauh lebih kesal dariku. Membuang nafas, aku lalu meneguk air minumku hingga habis, membuat selera makanku lenyap karena perutku terasa sangat penuh. Aku melihat makan malam ku yang bahkan masih tersisa lebih dari setengah sebelum memperhatikan Chloe yang tengah menyajikan dessert untukku.
" Kau terdengar seperti aku memang benar-benar dekat dengannya, Chloe." Aku terkekeh pendek dan tergiur oleh dessert di atas meja, aku mengambil sepotong crumb cake yang nampak begitu menggugah selera, aku memakannya meskipun perutku terasa hampir meledak.
" Ya maksudku kau lebih baik tidak usah berinteraksi dengannya lagi." Ia berkata kemudian membawa piring kotor ke mesin. Aku mengunyah kuenya dan mengiyakan ucapan Chloe dalam hati. Alarm ku berbunyi, pertanda bahwa aku harus tidur siang dan masalahnya aku tidak mengantuk sama sekali, lagipula aku sudah sering melanggar aturan ibuku yang tak berguna jadi aku hanya akan menurutinya jika dia berada di sekitarku. Pikiranku berlari kepada peralatan makeup yang telah ku beli, aku akan menonton tutorialnya di YouTube lalu menjadikan wajahku sebagai kanvasnya. Aku berkata pada Chloe bahwa aku akan ke kamar dan dia hanya mengangguk.
Aku membuka laci dan menemukan kotak hitam itu dan membawanya ke meja rias. Ponselku ku sandarkan di kaca dan aku menekan tombol mikrofon lalu menyebutkan video macam apa yang ku inginkan. Aku menghabiskan waktuku untuk belajar merias wajah dengan menyenangkan. Aku tertawa sendiri saat melihat wajahku yang penuh dengan makeup. Ini jauh dari kata cantik. Aku terlihat seperti boneka Annabelle, anehnya aku bangga.
Puas memandangi wajahku yang mengerikan, aku pun berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahku. Menyedihkan, meskipun sudah berkali-kali aku mencucinya tetap saja makeup-nya masih membekas, terlebih lagi dibagian kantung mataku. Aku merasa gemas dan pergi menemui Chloe. Gadis pirang itu tertawa melihatku dan aku menanyakan apakah dia memiliki penghapus makeup.
" Makeup remover? Ya aku punya, tunggu sebentar." Ia berkata kemudian berlalu ke kamarnya. Aku menunggunya di dapur dan dia datang dengan botol Garnier yang sudah kosong, bagus, sepertinya aku harus membelinya ke minimarket.
" Aku minta maaf tapi ini benar-benar sudah habis." Chloe terkikik kecil lalu membuang botol itu ke tong sampah. Aku menghela nafas malas." Ku rasa aku akan ke minimarket."
" Oke. Hati-hati di jalan." Aku mengangguk kemudian merogoh kocek gaunku dan menemukan beberapa lembar dollar di sini. Aku keluar dari rumahku dan memastikan bahwa tidak ada orang lain di sekitar. Minimarketnya cukup dekat, aku hanya berjalan kaki selama sepuluh menit. Aku mencari-cari produk yang sama dengan yang dimiliki Chloe dan menemukannya setelah kurang lebih 5 menit berkeliling. Aku mengambil 2 botol berukuran besar, satu untukku dan satu lagi untuk Chloe.
Kesialan menimpaku saat aku membayar belanjaanku di kasir. Saat aku berbalik, aku menemukan Harry yang akan membayar berbotol-botol anggur merah di tangannya. Aku menunduk selagi tatapan tajamnya masih menuju ke arahku. Aku bersyukur dia tidak mengatakan apapun dan keadaan tangannya yang penuh membantuku agar dia tidak menarik tanganku atau semacamnya. Aku keluar dari minimarket dan mengambil langkah lebar untuk menghilang dari sekitarnya meskipun kenyataannya dia tidak mengejarku atau apalah.
Aku terus menoleh ke belakang, memastikan bahwa dia tidak mengikutiku dan senang bahwa dia tidak melakukannya, aku tidak melihatnya.
Aku sampai di rumah dan membuka pintu tapi yang ku dapat adalah Harry yang berdiri di tengah-tengah ruang tamu. Nafasku tercekat saat aku melihat Chloe tergeletak di atas sofa. Batinku menjerit bertanya-tanya dan ingin sekali memukul Harry. Aku tidak tahu apa yang membuatnya bisa berada di sini sebelum aku sampai kemari.
" Apa yang kau lakukan? " Aku berteriak padanya dan menghampiri Chloe, membangunkannya tapi dia tidak bangun sama sekali. Tanganku bergetar menyentuh pipi Chloe dan sedikit lega saat dia masih berdetak. Pikiranku mengarah pada tindakan kriminal yang ada di film-film.
" Aku sudah menemukannya dalam keadaan seperti ini, mungkin dia kelelahan jadi dia pingsan." Oh aku tak percaya sama sekali dengan jawabannya. Ia terlalu santai dan begitu bodoh untuk membuatku mempercayainya.
" Aku akan membawanya ke rumah sakit dan meminta mereka untuk mengecek penyebabnya dan asal kau tahu Harry aku bisa memenjarakanmu hari ini juga." Aku mengancamnya dan dia mengambil langkah maju ke arahku.
" Bisakah kau bersikap baik padaku? " Tanyanya menguras humor ku yang berjalan dengan buruk. Aku tidak percaya pria seperti dirinya memintaku bersikap baik padanya.
" Seharusnya kau menanyakan hal itu pada dirimu sendiri." Aku menunjuk dadanya, menusuk jari telunjuk ku dengan kesal. " Bagaimana bisa kau berada disini? Dan jujurlah Harry! Apa yang kau lakukan pada Chloe? " Suaraku melembut menyebabkannya menarik senyuman simpul.
" Aku baru saja datang karena aku ingin mengejutkanmu dan aku sudah melihat Chloe seperti ini. Lebih baik kita membawanya ke rumah sakit sekarang dan minta mereka untuk mencari tahu penyebabnya...kalau kau memang tidak mempercayaiku " Ia berkata dengan tenang sebelum meminta izin untuk menggendong Chloe dan menidurkannya di pangkuanku saat kita telah berada di dalam mobilnya. Aku menyimpan kunci rumahku dan berdoa di dalam hati agar ibuku akan pulang di malam hari. Aku tahu sekarang masih sore tapi dia bisa pulang kapanpun yang ia mau.
Kita sampai di rumah sakit dan Chloe ditangani secara langsung oleh dokter. Aku dan Harry menunggu di kursi tunggu dan aku terlalu malas untuk memintanya memberikan satu jarak kursi bagi kami, ya dia duduk tepat di sebelahku.
" Bea? " Ia bersuara tapi aku enggan menatapnya.
" Hmm? "
" Apakah kau benar-benar membenciku dan tak ingin berteman denganku? " Bagus. Pertanyaan ini lagi. Sampai kapan kita berada di titik menyebalkan ini?
Akhirnya aku menatap wajahnya dan menggeser bokongku ke kursi lain untuk memiringkan tubuhku, menghadap ke arahnya.
" Aku meragukannya, hal-hal yang kau lakukan dalam berteman sangat berbanding terbalik dengan kebiasaan ku. Percayalah Harry, kau akan bosan. Jadi lebih baik kita tak perlu berteman. Tapi aku tak keberatan untuk sekedar saling berteriak melalui jendela." Aku tersenyum membayangkan aku dan Harry berteriak di jendela, meributkan suatu hal yang mungkin kurang penting. Harry menunduk, rambut ikalnya jatuh saat ia masih terdiam menatap pahanya.
" Aku...aku tak apa akan merasa bosan. Aku mau menghabiskan waktuku untuk menonton film atau sekedar mengobrol di rumah. Atau bermain ayunan di belakang. Aku tahu itu akan aneh bagiku tapi aku tak dapat memungkiri kalau aku juga bosan dengan pertemanan ku, kau paham kan? " Ucapnya dengan tenang, dengan mata yang berbinar-binar. Semburat merah menghiasi pipinya saat kami hanya saling bertatapan.
Ini benar-benar ganjil, maksudku kami bertengkar hebat kemarin dan sekarang kami mencoba membangun pondasi pertemanan seperti orang-orang normal di luar sana. Keanehan kami masing-masing menciptakan sesuatu yang tak pernah ku pikirkan sebelumnya.
" Oke, kita harus mencobanya tapi aku ingin kita saling bekerjasama agar ibuku tidak tahu."
" Setuju " ia tersenyum dan bersamaan dengan itu dokter yang menangani Chloe menghampiri kami dan mengatakan kalau Chloe baik-baik saja dan sekarang dia sudah sadar. Penyebab Chloe pingsan adalah ia kelelahan karena perutnya kosong. Aku jadi merasa bersalah padanya dan pada Harry. " Kau mempercayaiku sekarang? " Bisik Harry saat kami bersama-sama memasuki ruangan tempat dimana Chloe masih berbaring. Aku melirik Harry sejenak dan hanya menyunggingkan cengiran halus ku.
Eh kalian ngasih nama ship nya mereka berdua di cerita ini ya, soalnya aku bingung gabungin nama Bea dan Harry hahahah ya kali nama ship nya BeHa Lollll 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
The Homegirl {HARBARA}
FanfictionCompleted! Sexual content, be wise readers! Origina story by harryxtaylena 20 Juli 2019