Happy reading...🍉🍉🍉
Ya ampun, sampai kapan aku harus berada disini? Ini membuatku muak dan ingin melarikan diri. Sedari tadi ada saja yang memperhatikanku layaknya aku ini adalah manekin bergerak. Harry, dia yang membuatku berada disini dan sekarang dia malah menari dengan gadis pirang menyebalkan tadi. Sebenarnya itu bagus, mereka sama-sama menyebalkan dan mereka cocok.
Tiba-tiba saja Harry dihujani oleh minuman. Seorang gadis pirang bertubuh tinggi menyiram minuman berwarna kuning bening itu keatas kepala Harry. Dia dan gadis pirang beralis tebal itu pun berhenti menari.
" Apa-apaan kau, jalang? " Kedua gadis pirang itu saling mendorong satu sama lain, beberapa gadis disekitar melerai mereka. Apakah mereka merebutkan Harry? Yang benar saja!
" Cukup, brengsek! " Kali ini aku berdiri dan menghampiri Harry yang sudah mengangkat tangannya untuk memberikan tinju pada gadis pirang yang menyiramnya tadi. Aku kaget saat tangan Harry belum sempat mengenai pipi tirus gadis itu dan berada di tanganku. Tatapan Harry tajam menusuk dan entah kenapa aku menempatkan diri di situasi menakutkan ini. Semua orang sepertinya mengerumuni kami.
" Harry dia perempuan! " Ucapku setengah sadar. Ku pikir dia akan menyentak tanganku dan ternyata tidak, dia malah menurunkan tanganku dengan lembut kemudian menatap kedua gadis pirang itu secara bergantian.
" Kau berhenti! Jangan pernah menggangguku lagi, kau wanita jalang! " Sentakannya terdengar di halaman, bukan hanya aku yang terkejut, tapi sepertinya semua orang. Harry membawaku pergi, melewati orang-orang untuk memasuki rumah besar ini. Dia mengajakku duduk di sofa dan ini terasa baik karena disini semuanya laki-laki dan yah ku pikir itu baik karena tidak akan ada adegan perkelahian wanita yang merebutkan Harry disini.
" Hey kau tahu bukan kalau kita duduk disini untuk melakukan permainan? " Aksen british yang kental terdengar dari seorang pria bertubuh kurus dan berambut coklat. Ku rasa aku juga menangkap aksen yang sama ketika Harry berbicara tapi tidak terlalu jelas seperti pria itu.
" Aku tidak peduli tentang permainan bodoh yang akan kau ciptakan." Harry berkata dan semuanya terkekeh.
" Bagus, kita baru saja akan memulainya, dengan gadis barumu juga, tentunya." Pria itu menyeringai kecil padaku sebelum langsung menyuguhkan ku pertanyaan. Oke ini permainan ToD yang pertama kali ku mainkan, seperti yang ku sadari, aku tak punya teman untuk mencoba permainan ini sebelumnya.
Aku melirik Harry sejenak sebelum menjawab temannya, tapi aku menjawab Dare, itu keluar begitu saja dari mulutku. Harry melotot tapi yang lainnya bersorak. Dahiku sepertinya sudah di penuhi oleh butiran-butiran keringat.
" Woah bagus, orang-orang sepertinya begitu salah menilai mu sejak kau datang kesini tadi. Aku tantang kau untuk menggunting bagian bawah gaunmu sampai kain itu pendek." Jantungku copot saat ia selesai menyampaikan tantangannya. Aku tidak akan keberatan merusak salah satu gaunku tapi tidak untuk memamerkan paha. Bodohnya aku begitu ceroboh untuk memilih kata Dare.
Salah satu pria disini merogoh meja di depanku dan dia mendapatkan gunting. Harry hanya diam, ia tak mengatakan apapun. Seharusnya dia tahu kalau aku tidak mau melakukannya.
Aku memegang guntingnya dengan tanganku yang gemetar. Semuanya disini adalah pria, dan mereka akan menonton pahaku begitu kain gaunku runtuh ke bawah. Aku tahu bagi mereka tindakan yang akan ku lakukan bukanlah apa-apa karena mereka pastinya sudah terbiasa dengan gadis-gadis yang hampir telanjang disini tapi aku menarik bagi mereka, menarik karena aku kesini mengenakan pakaian tertutup.
" Ayo lakukan saja, sayang, itu bukan apa-apa! " Pria yang menontonku menyerukan kalimat itu. Sialnya lagi, akibat suaranya, orang-orang di sekitar sini tertarik dan berkumpul. Aku menatap Harry dan dia ternyata telah memperhatikan ku. Ia mengambil guntingnya dariku dan memintaku berdiri. Aku terkesiap saat dia yang menggunting gaunku, ku pikir ia akan menyelamatkan ku dan mengajakku pergi. Seharusnya aku pergi sekarang tapi rasanya kakiku terpaku disini. Suara riuh terdengar saat guntingannya semakin panjang melingkar di kakiku. Aku berdiri dengan kaku dan menyaksikan gaunku berubah menjadi mini dress yang hanya menutupi celana dalamku, sekarang aku sangat menyesal untuk tidak menggunakan celana ketat, aku hanya menggunakan celana dalam.
Ruangan benar-benar riuh, semua pria-pria seolah-olah terkagum-kagum.
" Kau benar-benar bajingan Harry, kenapa kau selalu berhasil mendapatkan gadis seksi? "
" Diam, Louis! " Bentak Harry dan dia menyentuh pahaku yang terbuka dan memaksaku untuk duduk, aku lalu menggunakan tas selempang ku untuk menutupi pahaku. Aku tidak menangis, aku hanya gugup di awal dan sekarang aku merasa baik-baik saja. Apa yang salah denganku? " Giliranmu untuk membalas dendam." Bisik Harry tapi aku tidak mengerti tentang apapun sekarang. Pikiranku kacau meskipun suasana hatiku baik-baik saja.
" Aku tidak tahu, kau saja." Harry menyeringai dan dia yang menggantikan ku. " Truth or Dare, Tommo? "
Tentu saja Louis menjawab Dare.
" Aku tantang kau untuk melepaskan celanamu selama 30 menit." Semuanya tertawa terbahak-bahak, kecuali aku. Setidaknya Harry mencoba mempermalukannya juga. Tapi tetap saja itu bukanlah hal yang besar, Louis dengan santai melepaskan celananya dan tawa semakin lebar. Aku mengalihkan perhatianku saat pria itu hanya mengenakan celana dalam.
Permainan berlanjut tapi aku ingin pergi.
" Bisa kau mengantarku pulang? Aku risih dengan keadaan ini." Harry tak peduli dan dia fokus pada permainan yang berjalan. Menarik baginya, karena pria bernama Niall ditantang untuk minum alkohol yang ditampung di mulut seorang pria bernama Johny, ya Tuhan itu menjijikkan.
Aku bertanya sekali lagi tapi tetap, dia mengabaikan ku. Ia fokus menonton Niall yang mulai mual-mual padahal belum meminum minuman menjijikkan itu. Semua orang juga memperhatikan Niall dan aku memakai kesempatan ini untuk pergi. Tak ada yang mencegahku dan aku lega. Aku keluar dan mendapatkan perhatian lagi, dengan tergesa-gesa aku melangkah dan menutupi bagian bawah gaunku dengan tas, untuk menghindari tiupan angin. Aku sampai di jalan dan lampu mobil menyorot dari belakang. Sebuah mobil range rover berhenti di sebelahku dan aku segera tahu sang pengemudinya.
" Bea? " Zayn terkejut dan turun dari mobilnya. Astaga kenapa dia bisa berada disini?
" Z-Zayn? "
" Demi apapun, kenapa kau bisa berada disini dan... gaunmu? " Ia mengerang melihatku dan dengan cepat menyuruhku untuk masuk ke dalam mobilnya. Aku melompat ke mobilnya begitupun dia. Ia menyetir dengan kecepatan yang lambat jauh berbeda dengan Harry.
" Ceritanya panjang, aku bermain truth or dare dan aku dengan bodohnya memilih dare dan Louis memintaku untuk menggunting gaunku." Jelas ku.
" Louis? " Dia memekik dan meninju setirnya. " Bagaimana bisa kau mengenalnya, Bea? Aku tahu kau bukan gadis yang bermain dengan orang-orang sepertiku."
Inilah yang ku sukai dari Zayn, dia tidak munafik.
Aku menarik nafas sebelum benar-benar menceritakan segala-galanya dari awal ke pindahan ku sampai aku berakhir di mobil Zayn dan dia mengantarku ke rumah. Ia mampir dan Chloe membuatkan kami minum. Chloe terkejut tapi dia menyimpan pertanyaannya.
" Kalau begitu urusanmu dengan Harry sudah selesai dan aku tidak akan melihatmu bersama dengannya lagi. Ibumu bisa marah besar kalau tahu tentang hal ini, Bea." Aku mengangguk pada Zayn dan menutupi pahaku dengan bantal kecil yang ada di sofa.
" Aku tahu, thanks Zayn."
Hola...semoga ga bosen2 ya guys...
Makasih banyak yg udah mau support ❤All the love, Lorry.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Homegirl {HARBARA}
FanfictionCompleted! Sexual content, be wise readers! Origina story by harryxtaylena 20 Juli 2019