Chapter 39

493 66 9
                                    


Kebetulan bgt gitu chapter2 akhir ini nyeritain Harry yang bakal jadi suami eehhh tau-tau ada berita dia mau main film jadi suami orang. 😥 gak kebayang dia mau adegan romance sama lawan mainnya, nanti pengen nonton tapi takut jadi cacing kepanasan juga.


🍉🍉🍉










Rasanya nyawaku meninggalkan ragaku saat aku melihat sesosok wanita cantik yang kini menatap ku dengan matanya yang telah berkaca-kaca. Tangisnya pecah saat dia berjalan menghampiri ku dan aku melakukan hal yang sama. Aku masuk ke dalam pelukannya dan merasakan betapa menyakitkannya perasaan ini. Sebenarnya aku tidak begitu tahu dengan jelas apa yang sedang ku rasakan saat ini, perasaanku bercampur aduk namun aku cukup mengerti bahwa ada rasa sakit yang kuat padaku.

"Sayangku." Hatiku semakin hancur saat ibu kandung ku mengucapkan itu. Pelukannya sangat erat dan dia menciumi kepalaku berulang kali. Air mataku telah membasahi bajunya seiring dengan permintaan maaf yang ia bisikan terus menerus. "You look so pretty." Ibu menangkup wajahku sambil terus menangis lalu memelukku kembali dan meminta maaf lagi.

"Aku merindukanmu, Bu."

"Aku juga, sayang. Maaf untuk segala-galanya. Aku seharusnya sudah bertemu denganmu sejak lama tapi ibu tirimu selalu melakukan apapun agar kita tidak bisa bertemu." Aku mengernyitkan dahiku dan melirik sekilas pada Kiera dan anaknya.

"Maksudnya?"

"Dia sangat membenciku dan takut kita bersatu. Aku tidak menginginkan suaminya, tapi kau tetaplah anakku. Jadi ini hak ku. Tapi dia selalu menutup jalan. Aku senang akhirnya kita bisa bertemu. Dan aku... dengan bahagia menyetujui pernikahan mu dan Harry. Aku tahu jelas siapa Harry. Dia pria yang baik." Ibu memandang ke arah Harry yang hanya tersenyum tanpa mengeluarkan kata apapun sedari tadi. Aku senang dia bisa mengontrol emosinya menghadapi situasi ini dan bukannya melawan ucapan Kiera sedikit pun.


"Aku juga ingin meminta maaf padamu, seharusnya aku tidak buta untuk membuat mu menjauh dari Bea. Apapun yang terjadi di masa lalu, kau tetaplah ibunya. Aku sungguh minta maaf." Ibu awalnya tidak mau menoleh sama sekali pada ayah tapi tiba-tiba saja dia menangis lagi sambil mengangguk.

"Bea adalah yang terpenting saat ini dan aku tidak akan membiarkan siapapun merenggut kebahagiaan putriku."

"Gerald, aku ingin kita pulang sekarang." Kiera akhirnya bersuara dan aku menertawakannya dalam hati.

"Tidak. Aku akan tidur disini malam ini."

"Kenapa? Kau ingin menghabiskan waktu dengan mantan istri mu ini? Jangan bermimpi!" Kiera benar-benar tak mau kalah dan mencoba untuk mengontrol ayahku. Rasanya tanganku gatal untuk menjambaknya. Entahlah aku merasa tak mengenalnya lagi, aku merasa sangat membencinya padahal selama ini aku menghabiskan waktu ku dengannya, berpikir bahwa dia adalah ibu kandung ku, menyayanginya dan sekarang aku melihatnya seperti orang lain, bahkan seperti seorang musuh. Jika dia adalah sosok yang sangat baik, maka jelas aku tak merasa seperti ini dan aku tak akan merasa berdosa tentunya.


"Ini rumah kita juga, Kiera. Tinggallah bersama Kiernan untuk semalam."


Apa tinggal bersama Kiernan untuk semalam? oh tidak terimakasih.

"Aku dan ibu akan pulang, terimakasih untuk tawarannya." Ketus Kiernan sambil menarik tangan ibunya. Sebelum benar-benar pergi dari hadapanku aku dapat melihat dengan jelas lirikannya ke arah Harry. Dia menyukai Harry, tentunya. Persetan dengannya.




The Homegirl {HARBARA}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang