Chapter 25

1.3K 127 30
                                    

First of all, aku mau bilang kalau today is my birthday yeeehawww!

Alexa play Pity Party by Melanie Martinez, Lol 😂 (Ini tanggal 25 dan kebetulan ini chapter 25) 😌

Ini ulang tahunku yang ke delapan belas yang mana artinya aku udah legal dong untuk baca dirty story walaupun pada kenyataannya aku udah baca dirty story sejak umur 16 dan malah buat ceritanya sendiri lol who cares and i give zero fucks ✌ 😂

Yang kedua chapter ini langsung jadi tadi pagi pukul 5 lewat 7 menit pas setelah aku baru selesai masak untuk sarapan so aku sama sekali gak tahu secara pasti ini chapter bentuknya kayak apa suerr, aku gak baca ulang dan asal jadi gitu aja cuz aku mau bilang kalau aku take a break, from wattpad untuk jangka waktu yang aku sendiri enggak tahu karena jujur aja wattpad ini terkadang buat aku pusing 😂 seolah-olah ini aplikasi maksa aku buat mikir dan nulis terossss, padahal pertama kali kenal wattpad kerjaan ku cuma baca cerita sekarang buat cerita sendiri jadi rasanya campur aduk pokoknya. Sebenarnya baru kali ini sih ngerasa gini, baca sesuatu pun kurang mudeng karena yg ada di pikiranku adalah tulisan aku sendiri, intinya ribet amat otak ini guys. Semoga kalian pada ngerti deh dan sampai jumpa lagi, makasih untuk semuanya yang selalu memberi support, i love you guys tanpa terkecuali se sak2 silent readers ku mweheheheeh



🍉🍉🍉

" Harry lebih baik kau pulang sekarang! " Aku menyarankan padanya lantaran ibuku dan ayahku sedang bertengkar hebat di kamar mereka. Ada rasa khawatir di hatiku tapi aku tahu bagaimana ayahku, dia tidak akan menyakiti ibuku, dia pria yang baik.

" Tidak, aku tidak akan pulang." Aku hampir menjambak rambutnya karena sifatnya yang keras kepala. Aku menarik tangannya keluar dari dalam rumahku.

" Harry ku mohon, kau tahu jelas ibuku tidak menyukaimu. Aku tahu kau temanku tapi ini sudah menyangkut masalah keluargaku. Aku berjanji akan memberitahumu jika keadaannya telah membaik."

Harry menghela nafasnya dan membawa tangannya untuk menyelipkan anak rambutku di belakang telinga. Jantungku berdebar kala menatap mata hijaunya yang menggelap sekarang.

" I'll wait." Bisiknya kemudian mengecup keningku. Ia pulang meninggalkan ku dengan ribuan pertanyaan di dalam kepalaku.

Aku menyadarkan diriku sendiri lalu masuk ke dalam dan berniat bergabung dengan pertengkaran ayah dan ibuku. Begitu aku sampai di depan pintu kamar mereka, yang ku dengar hanyalah isak tangis ibuku. Gadis batinku memutar bola matanya dan berkata bahwa ibuku tidak pantas untuk menangis dalam masalah ini karena satu-satunya yang tersiksa adalah aku, bukannya dia.

Pintu kamar terbuka dan ayahku meninggalkan ibuku dengan tergesa-gesa.

" Mulai hari ini, Bea akan tinggal di rumahnya sendiri. Aku yakin putriku cukup dewasa untuk tinggal sendirian dan kau Kiera, kau bisa membeli rumah lain sesuai keinginanmu. Yang terpenting adalah kau tidak bisa mengekang Bea seperti sebelumnya. Dan jika kau ingin tinggal dengan Kiernan, mulai detik ini aku mengizinkannya." Kepalaku berputar mendengarkan suara ayahku yang menggema di seisi rumah.

Hatiku bergetar saat pikiranku mengulangi kata 'siapa Kiernan?'

" Ayah, siapa itu Kiernan? " Mendadak wajah ayahku pucat pasi. Seketika tangisan ibuku berhenti dan dia keluar dari kamarnya. Matanya memandangiku dengan penuh kemarahan.

" Kiernan adalah putri kandungku. Kau puas? "

Apa?

" Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui sebelumnya? " Aku berkata dengan bibirku yang gemetar. Momen ini membuatku merasa bahwa aku jauh dari ibuku, meskipun dia berdiri tepat di hadapanku.

The Homegirl {HARBARA}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang