•••
°°Cinta itu ada karena untuk mengajari kita bagaimana cara menghargai dan menghormati selagi ada. Bukannya malah cinta kamu permainkan dan sia-siakan begitu saja.°°•••
🌺🌺🌺Baru saja Jungkook akan menghidupkan mesin motornya, tapi ia sudah dikagetkan dengan kemunculan sosok perempuan berambut bob.
Jungkook mendecih sekaligus memutar bola matanya jengah. Ia kembali menyetandarkan motornya. "Apa?" tanyanya malas-malasan. Sejujurnya, Jungkook tak sudi untuk bertanya 'apa' kepada cewek itu.
Cewek itu menoel pundak Jungkook dengan telunjuknya, yang reflek membuat Jungkook menjauh. "Judes banget, sih, Kook sama gue. Jangan judes gitu dong, nanti gantengnya ilang loh." Eunha meringis. "Gue boleh nebeng lo gak?" tanyanya dengan menampilkan senyuman manis.
Pait! Pait! Jungkook mengumpat. Cowok berjaket hitam itu menghembuskan napasnya lelah. Ya, lelah menghadapi sikap agresif Eunha.
"Pasti boleh, kan, iya, kan?" tanyanya sekali lagi.
"Nggak!" jawab Jungkook lugas seraya kakinya bergerak menaikkan standarnya kembali.
Eunha mempoutkan bibirnya beberapa centi. Dia sebenarnya sudah hapal akan perlakuan Jungkook kepadanya. Tapi jangan salah, kalau Jungkook bisa menolaknya, dia juga punya banyak cara untuk membuat Jungkook menyerah kepadanya.
"Ohh, jadi gitu. Yaudah deh!" Eunha mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Cewek itu berlagak mengetikkan sesuatu di HPnya.
Jungkook sontak menoleh, hampir saja ia kelepasan mengumpat di depan cewek itu. Sekali lagi Jungkook menghela napasnya pasrah. "Yaudah naik." Ucapnya seperti orang tak makan tiga hari. Lemas dan tidak bertenaga.
Eunha tersenyum senang. Akhirnya caranya berhasil! Ia lalu memasukkan ponselnya ke tempat semula dan mulai menaiki motor besar milik Jungkook. Ketika sudah naik, cewek itu langsung melingkarkan kedua tangannya di perut Jungkook.
Sementara Jungkook terbelak kaget. Apa-apaan cewek ini?! "Eunha, lepasin. Jangan kayak gini!"
Eunha menggelengkan kepalanya. Karena gelengan Eunha yang sangat terasa, bisa ditebak dia lagi menempelkan kepalanya di punggung Jungkook.
"Lepasin, Ha!"
"Enggak!"
Jungkook berdecak kesal. Tak ada gunanya juga berdebat dengan cewek satu ini. Membuang-buang waktu saja! Jungkook akhirnya menyalakan motornya dan perlahan mulai memutar gasnya. Motor itu melaju cukup cepat meninggalkan seseorang yang tengah menatap kepergiannya.
Sosok itu tersenyum simpul, kenapa dadanya terasa sesak saat melihat Jungkook pulang bareng Eunha. Apa lagi tangan Eunha melingkar di perut Jungkook sedangkan cowok itu sama sekali tidak menolak.
Lisa memegangi dadanya sendiri. Ada sedikit perasaan tak rela yang menghinggapi hatinya sekarang ini. Hari ini memang ia tak pergi ke rumah Jungkook untuk bersih-bersih. Katanya sih, satu hari libur dulu, biar Eunha juga enggak labrak Lisa lagi. Tetapi kenapa ia justru sedih bukannya merasa senang. Seharusnya kan, ia memiliki banyak waktu untuk bersantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers - [Lizkook]
FanfictionBersemerbak setiap hari Mengundang para pemilik hati Harum menusuk indra penciuman ini Menarik di pandang mata sakti Renyuh di dalam hati Aku bukan seperti yang mereka kira, aku tak seperti yang mereka pandang, aku tak seindah yang diinginkan...