•••
°°Hati-hati dengan cara bicaramu, karena belum tentu orang yang kamu ajak bicara mengerti apa maksud dari perkataanmu!°°
•••
🌺🌺🌺
Lisa memutar keran air yang ada di depannya, setelah sudah cukup lama ia berdiam diri di salah satu bilik kamar mandi untuk meredakan tangisannya. Tangan cewek itu terulur untuk membersihkan sisa-sisa kopi yang tumpah diseragamnya. Ralat, ditumpahkan oleh seorang gadis bernama Eunha yang tidak memiliki moral dan etika sama sekali!
Huh! Andai saja, waktu bisa diputar, Lisa ingin sekali melawan perlakuan gadis itu kepadanya. Namun sayang, saat itu ia tergolong mulid baru. Bukan hanya itu, Lisa juga sudah tersudut. Jadi kalau mau melawan pun yang ada ia malah dibuat lebih parah dari pada ini.
Lisa menggosok-gosokkan kedua jarinya di salah satu noda berwarna coklat yang ada di seragamnya. Sekuat tenaga ia mencoba membersihkan noda itu, tapi tetap saja tidak hilang. Bukannya bersih dari noda, seragam Lisa justru basah karena air keran yang ia gunakan untuk membersihkan noda.
Serasa sudah cukup, Lisa mendongak memandang cermin di hadapannya. Ia menatap pakain yang ia kenakan dari atas hingga bawah lewat cermin itu. Kotor. Satu kata yang dapat mendefinisikan kondisi pakaiannya sekarang ini.
"Lo gimana sih, Lis? Masa' baru jadi anak baru aja udah ada masalah gini?" Lisa mulai bertanya kepada dirinya sendiri.
"Terus kenapa tadi lo nggak ngelawan perlakuan Eunha? Seharusnya lo lawan! Jadi gak bakal kayak gini." Monolognya.
Lisa menghela napasnya panjang. Ia mulai memikirkan tentang apa yang akan ia katakan kepada bibinya nanti. Apakah ia harus berkata jujur? Tidak! Yang ada ia seperti anak pengadu. Apa lagi Bibinya itu overprotective kepadanya. Pasti hanya masalah kecil semacam ini ia akan langsung dipindahkan sekolah.
Itu bukan solusi yang bagus!
Lisa sekali lagi menghela napasnya gusar. "Ayo Lis! Lo gak boleh sedih kayak gini! Lo harus berani ngadepin semua perlakuan yang gak menyenangkan. Gimana pun juga, Bibi udah susah-susah nyekolahin lo di sini."
Cewek berponi tebal itu mengusap sudut matanya yang berair sisa tangisan tadi. Ia memejamkan matanya sesaat untuk menghadapi apa nanti yang ada di luar. Tapi baru satu detik menutup mata, Lisa dikejutkan dengan suara ketokan pintu kamar mandi.
Tok... Tok... Tok...
"Siapa?" tanyanya dari dalam.
"Jungkook."
Lisa membulatkan matanya. Terkejut. Ada apa Jungkook kemari? Untuk menghampirinyakah? Tapi untuk apa?
Tanpa berpikir panjang lagi, Lisa segera membasuh mukanya dengan air. Ia lalu berjalan keluar. Dilihatnya Jungkook tengah bersandar di sisi tembok kamar mandi. Cowok itu berdiri sambil melipat kedua tangannya.
"Emang bener, Lis, lo tadi berantem sama Eunha?" tanyanya langsung. Jungkook memang orangnya tidak suka berbasa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers - [Lizkook]
FanfictionBersemerbak setiap hari Mengundang para pemilik hati Harum menusuk indra penciuman ini Menarik di pandang mata sakti Renyuh di dalam hati Aku bukan seperti yang mereka kira, aku tak seperti yang mereka pandang, aku tak seindah yang diinginkan...