•••
°°Ketika suatu masalah tidak dapat diselesaikan dengan jalur perdamaian atau pun dengan tindakan kekeresan, disitulah saatnya perpisahan menjadi jalan satu-satunya°°
•••
🌺🌺🌺
Stay-Blackpink🎧
Pintu berwarna putih dengan sentuhan kaca secukupnya itu perlahan terbuka. Seorang perawat perempuan tampak masuk dengan sebuah nampan di kedua tangannya yang berisikan beberapa obat suntik untuk si pasien. Awalnya raut wajah perawat itu tampak tenang, tapi ketika matanya menangkap sebuah pemandangan di depan sana, dia melotot.Klontang!
Nampan itu lalu terjatuh hingga menimbulkan suara yang nyaring. Tepat di depannya saat ini, Jungkook, pasien itu, terlihat bergerak tak beraturan. Ia terkadang mengguling ke kanan dan ke kiri, sesekali juga kejang-kejang dan itu semua terjadi dengan matanya yang senantiasa terpejam.
Tanpa babibu lagi, perawat itu segera berlari menuju bangsal pasien. Ia semakin terkejut kala menyadari bahwa selang pernapasan yang digunakan sebagai alat bantu Jungkook terlepas begitu saja ke tanah.
Dia menekan tombol darurat tiga kali dengan terburu-buru. “Dokter, pasien 34 mengalami kejang!” ujarnya melirik Jungkook yang kini mulai mengeluarkan cairan berbuih berwarna putih dari mulutnya.
Tak butuh waktu lama, Dokter Seo datang dengan langkah panjang dan tergesa-gesa. Ia menghampiri bangsal itu sembari memasang stetoskopnya.
“Cepat pasang kembali saluran pernapasannya,” titahnya yang diangguki oleh si perawat. Ia cepat-cepat sontak memasangnya kembali.
Tit... Tit...
Suara monitor itu kembali terdengar sesaat setelah saluran pernapasannya kembali dipasangkan. Dokter Seo lantas menggerakkan stetoskopnya di atas dada Jungkook—mengecek detak jantung cowok itu. Ketika mengetahui bahwa detak jantungnya melemah, Dokter Seo lalu menekan dada Jungkook cukup kuat. Seperti memompanya secara berulang. Kemudian, terakhir pria paruh baya itu mengecek denyut nadi pasien.
“Bagaimana Dokter? Apa kita perlu bantuan darurat?” tanya si perawat menatap Dokter Seo yang menghembuskan napasnya panjang.
“Untuk sementara ini kita tidak perlu melakukannya. Lagi pula detak jantungnya juga sudah mulai stabil. Hanya saja, pemuda ini harus diawasi lebih intens. Kondisi hatinya mulai memburuk dan itu jika tidak segera ditangani akan berakibat fatal.” Dokter Seo menjelaskan secara spesifik.
“Tapi, Dokter, bagaimana bisa saluran pernapasan terlepas?” tanya perawat mengerutkan keningnya.
Pria itu terdiam sejenak. Kemudian menggeleng pelan. “Entahlah. Agaknya kita memasangnya kurang erat,” balas Dokter Seo menatap Jungkook iba. Pemuda di hadapannya ini entah sampai kapan bisa bertahan, dia tak berani memastikan mengingat belum ada donor hati yang pas, sementara kondisi vitalnya mulai memburuk. “Apa orang tuanya sudah tiba?” tanyanya mengalihkan topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers - [Lizkook]
FanfictionBersemerbak setiap hari Mengundang para pemilik hati Harum menusuk indra penciuman ini Menarik di pandang mata sakti Renyuh di dalam hati Aku bukan seperti yang mereka kira, aku tak seperti yang mereka pandang, aku tak seindah yang diinginkan...