26. Disaster

1K 105 9
                                    

•••

°°Suatu saat nanti, ada kalanya yang putih akan berubah menjadi hitam.  Namun sayangnya pada sisi yang lain, aku tak pernah mendengar ada hitam yang beralih menjadi putih.

Tak pernah sekali pun.°°

••

🌺🌺🌺

            “Seongsan Ilchulbong. Atau orang-orang biasa menyebutnya puncak matahari terbit. Tempat ini punya luas yang mencapai 99.000 m² dengan tinggi 182 m di atas permukaan laut, tepatnya terletak di ujung timur Pulau Jeju. Di kawasan ini ada 2 pantai yang mengelilingi puncaknya, dengan panjang masing-masing 5 cm. Bagian timur, barat, sama utara ada tebing puncak yang terlihat menjorok ke arah laut. Sementara, bagian selatannya sendiri dipenuhi batu-batuan yang bentuknya unik-unik dan beda dari kebanyakan batu.”

Menyudahi penjelasannya, Taehyung kemudian menoleh ke arah Lisa yang tengah sibuk mencatat di sebuah buku kecil (memo) dengan sebuah bolpoin berwarna biru muda di tangannya. “Perlu gue tambahin lagi, biar lebih jelas?” tawar Taehyung sembari mengintip tulisan gadis itu yang bisa dibilang rapi walaupun tidak menggunakan meja sebagai alasnya.

             Masih dengan acara tulis-menulisnya, Lisa menjawab, “Enggak, deh. Kayaknya ini udah cukup. Punya lo gimana?” tanya Lisa yang menyadari kalau dari tadi Taehyung tidak terlihat membuat laporan.

“Gue nggak ngerjain.” Cowok itu terkekeh tipis.

“Kok?” Ucapan Taehyung itu mampu menarik perhatian Lisa dari aktivitasnya.

             “Males,” jawabnya enteng. “Gue pernah ngerjain dulu waktu SMP, tapi sama sekali nggak dinilai sama guru-guru. Jangankan dinilai, dibaca aja kagak. Palingan cuman di lihat sekilas, dah gitu doang. Jadi, sejak itu gue nggak pernah mau ngerjain tugas beginian. Kalau kata gue buang-buang waktu, ribet.”

Penjelasan panjang dari Taehyung itu membuat Lisa membuka mulutnya. Ia tak pernah mengira kalau ada orang yang berpikiran seperti cowok itu. Mungkin memang ada, tapi ia kira tidak separah ini sampai enggak mau ngerjain tugas. “Ya, seenggaknya kita ngumpulin, meskipun enggak dinilai sama sekali,” kontra Lisa.

             “Tetep aja sia-sia, Lis. Masa' kita udah cape ngerjain, ngetik ini itu sampai berlembar-lembar, tapi enggak sedikit pun dilirik. Guru tidak menghargai tugas murid itu namanya.”

“Serah lo deh! Pandangan orang emang beda-beda,” final Lisa lalu melanjutkan kegiatannya, mengoreksi hasil tulisannya barusan. Ia tak mau memperpanjang masalah sepele ini.

Flowers - [Lizkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang