•••
°°Honestly, I feel special when I'm near you. But, that is my question, do you also feel special around me?°°
•••Angin malam bertiup kencang mengisi ruas-ruas jari tangan Lisa. Langit tampak terang dengan banyak bintang bersinar yang bertaburan. Di tengah-tengahnya, terdapat bulan yang selalu memancarkan sinarnya sebagai penerang alami jalanan yang gelap gulita. Suara kendaraan terus-menerus menusuk gendang telinga gadis itu.
Berbalut jaket tebal dengan tudung di atasnya dan celana panjang yang bisa mengahangatkan tubuh, kaki gadis itu melangkah memasuki sebuah pertokoan di pinggir jalan. Sesekali, dia merapatkan tubuhnya karena suhu dingin yang terus menyerang tubuh itu.
Mengambil keranjang, Lisa lalu berjalan menuju salah satu rak yang berada di pojok kedua. Tepatnya di mana beberapa jenis makanan instan tertata rapi. Dari mulai ramen hingga pasta instan.
Malam ini, Lisa sengaja keluar malam untuk sekadar menghilangkan kejenuhan serta membeli beberapa makanan dan minuman. Awalnya, ia tak diizinkan keluar oleh Haneul. Tapi, dengan segala rayuan dan bujukan, pada akhirnya Haneul membiarkan Lisa pergi, dengan syarat sebelum pukul 20.00 KST harus sampai rumah.
Lisa merasakan ponsel di saku jaketnya bergetar. Buru-buru ia mengambil ponsel itu lalu melihat apa yang baru saja masuk.
Bibi Han
Lisa, jangan sampai pulang kelewat jam 8 malam!
Lihat, kan? Bagaimana Bibinya sangat mengkhawatirkan dirinya, padahal baru beberapa menit yang lalu Lisa pergi.
"Aissh.... Kenapa Bibi jadi proktetif semacam ini?" gumam Lisa, kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku, tanpa berniat membalas pesan itu.
Setelahnya, Lisa sibuk memilah makanan instan. Mata gadis itu terlihat meneliti setiap inci makanan. Hingga akhirnya, Lisa menemukan beberapa makanan instan yang cocok untuknya. Kemudian, ia masukkan ke dalam keranjang yang masih kosong.
Lisa lalu beralih menuju ke arah pendingin lemari yang tak jauh dari tempatnya sekarang ini. Sengaja, ia memilih minuman yang dingin, padahal Haneul sudah memperingati untuk tidak meminum minuman dingin. Katakan dia tak patuh.
Belum sempat, tangan gadis itu menyentuh ujung pintu lemari pendingin, seseorang dengan pakaian serba hitam terlebih dahulu mengambil alih pintu itu.
Lisa tersentak kaget, kala sosok itu sudah berbalik dan berhadapan langsung dengannya. Tangannya yang semula mengapung, perlahan menurun. Sama halnya dengan Lisa, sosok itu juga terkejut. Bahkan, lebih terkejut. Minuman di tangannya tanpa sadar ia pegang dengan erat-erat.
Lisa masih membeku menatap sosok itu tak percaya. Kenapa pemuda itu bisa berada di sini? Pemuda yang berhasil membuat dirinya merasakan sakit.
Ya, pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers - [Lizkook]
FanfictionBersemerbak setiap hari Mengundang para pemilik hati Harum menusuk indra penciuman ini Menarik di pandang mata sakti Renyuh di dalam hati Aku bukan seperti yang mereka kira, aku tak seperti yang mereka pandang, aku tak seindah yang diinginkan...