•••
°°Setidaknya kamu mau menatapku, walaupun dengan sepasang obsidian yang jelas-jelas tak menginginkan keberadaanku°°•••
🌺🌺🌺
Terhitung sudah 5 menit Lisa berada di pelukan seorang yang bahkan belum sempat ia kenal jauh. Hanya beberapa kali berpas-pasan itu pun karena kebetulan yang tidak di sengaja. Keduanya juga berbicara hanya sekadarnya saja. Entah itu tentang rahasia Lisa yang sekarang sudah terbongkar, atau tentang guyonan-guyonan kecil dari cowok di hadapannya kali ini.
Jujur, Lisa merasa sangat tenteram berada di sisi Taehyung. Pemuda itu seperti mempunyai aura tersendiri yang membuat orang akan betah berlama-lama dengannya. Yeah, akan tetapi untuk membuka hati kepada Taehyung, Lisa belum bisa. Ia masih harus memikirkan semuanya terlebih dahulu jangan sampai kejadian yang berlalu terulang kembali.Prok! Prok! Prok!
Mungkin, pelukan itu masih tidak akan terlepas jika sebuah suara tepukan tidak terdengar dan membuat Lisa spontan memundurkan tubuhnya. Melepas pelukan itu, diikuti gerakan tangannya yang mengusap pipi basah sisa tangis tadi.Begitu pun dengan Taehyung, dia tampak langsung menggaruk tengkuknya keki. Kemudian, menoleh dan mendapati sesosok cowok berkulit putih bersih menatap keduanya dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Jeon Jungkook.
“Hebat! Hebat! Sekarang kalian udah jadiannya, ya?” tanya Jungkook dengan tatapan skeptis. “Padahal baru aja sehari gue ngejauh, tapi nggak butuh waktu lama, udah dapet gandengan baru,” tukasnya seraya tertawa remeh.
Sebenarnya, di sini Jungkook yang bodoh. Ia dan Lisa saja tidak memiliki hubungan apa pun, kenapa dia bilang begitu? Emang dia siapanya Lisa sampai merasa paling dirugikan?
Taehyung dan Lisa masih terdiam. Enggan untuk membuka suara ketika memperhatikan gelagat Jungkook yang sepertinya habis minum-minum. Taehyung juga bisa mencium aroma tubuh Jungkook yang baunya sangat nyengak.
“WOI BEGO! KENAPA DIEM AJA??!” seru Jungkook merasa seperti berbicara dengan dua patung. Ia menjitak kepala Lisa cukup keras.
“Jungkook,” sergah Taehyung lalu mendekati gadis itu dengan cemas. “Lis, lo nggak papa?” tanyanya tampak merasa bersalah, karena bagaimana pun juga, Jungkook itu adalah sohibnya sejak sekolah menengah, jadi perasaan tidak enak menghampirinya.Lisa terdengar sedikit merintih kesakitan. Namun, tiga detik kemudian dia menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis sebagai tanda bahwa dia baik-baik saja.
Sementara di sisi lain, Jungkook terlihat memperhatikan gerak-gerik Taehyung yang membuatnya ingin muntah. Seperti sok dan merasa cringe. “Tae... Tae... Lo sekarang udah jadi bucin, ya? Cuman gue jitak kepalanya aja khawatir banget! Di tambah lagi, si ceweknya juga lebay minta ampun! Paket komplit, dah!” cerca Jungkook entah ia berucap sepenuhnya sadar atau memang sedang melantur.
Menggertakkan giginya, Taehyung lantas maju beberapa langkah mendekati cowok yang lebih muda darinya itu. “To the point aja, Kook, maksud lo ke sini ngomong kayak gitu apa.” Taehyung memutar bola matanya jengah akan tingkah aneh Jungkook.
“Kalian ngerasa keganggu, ya?” Bukannya menjawab, Jungkook malah balik bertanya dengan nada menggoda. Bahkan, kedua alisnya dinaik turunkan sambil terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers - [Lizkook]
FanfictionBersemerbak setiap hari Mengundang para pemilik hati Harum menusuk indra penciuman ini Menarik di pandang mata sakti Renyuh di dalam hati Aku bukan seperti yang mereka kira, aku tak seperti yang mereka pandang, aku tak seindah yang diinginkan...