•••°°Terkadang tanpa di duga, bisa saja teman yang selalu kau elu-elukan, akan menjadi lawan yang kau bajing-bajingkan°°
•••🌺🌺🌺
Pemuda yang baru saja menundukkan badannya sembilan puluh derajat itu kemudian kembali bangkit. Manik matanya langsung mengarah pada sosok gadis yang menjadi pengisi hidupnya dulu. Sewaktu keduanya masih menggunakan popok. Masih dengan wajah lugu dan polos. Serta, masih belum mengenal apa yang namanya suka dan pengaruhnya.
Kalau boleh jujur, Mingyu merindukan momen itu. Momen-momen indah yang selalu diingatnya setiap malam sebelum tidur. Namun, rupanya kehendak berkata lain. Ia tidak bisa lagi berlagak seperti orang yang merasa ditinggalkan. Orang lemah yang menerima segala penyesalan.
Tidak lagi. Kini, ia ingin membuatnya imbang dengan sosok itu.
Memandangnya secara terang-terangan, Mingyu lalu terkekeh kecil. Ia maju beberapa langkah menghampiri Lisa yang tampak mencoba menutupi rasa takutnya. "Lisa. Alisa Manoban. Cewek yang sebenarnya lemah tapi berlagak berani," ucap Mingyu menjeda ucapannya. "Apa lo tahu, kenapa lo dibawa ke sini?" tanyanya berbasa-basi seraya berjongkok menyamakan tinggi keduanya.
Lisa tak berniat menjawab. Ia hanya saja terlalu enggan dan menurutnya ini pertanyaan yang bodoh. Jelas saja jawabannya adalah menyiksa dirinya. Kalau tidak untuk apa mereka membawanya ke sini, selain untuk meluncurkan balas dendam?
Ctak!
"Jawab elah! Lo lupa cara ngomong??" Mingyu menyentil dahi cewek berponi itu menggunakan jari jempol dan telunjuk dengan lumayan keras.
"Kalaupun gue jawab, apa kalian bakal ngubah tujuan awal kalian?" balas Lisa mendesis tidak suka. Ia melayangkan pandangannya lurus ke sosok di hadapannya ini.
Ucapan itu dibalas dengan tawa yang keluar dari mulut Badron. "Sepertinya dia ini gadis yang cukup berani, Gyu. Kamu sebaiknya berhati-hati," ejeknya masih dengan tawa meremehkan.
Mingyu hanya menanggapi dengan senyum tipis perkataan pamannya itu. Ia memilih menyaksikan pemandangan seorang cewek di depannya yang memang jarang sekali dia tunjukkan. "Sebenarnya alasan gue bawa lo ke sini cuman satu. Tapi, ngelihat lo yang nggak ada takut-takutnya itu justru buat gue pengin lo tambah menderita," ucapnya terdengar kejam.
Cowok berkulit tan itu kemudian bangkit dari jongkoknya. Ia mengeluarkan beberapa foto berukuran polaroid yang entah apa itu gambarnya. Setelah memastikan foto itu lengkap, Mingyu langsung menjatuhkannya tepat di depan Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers - [Lizkook]
FanfictionBersemerbak setiap hari Mengundang para pemilik hati Harum menusuk indra penciuman ini Menarik di pandang mata sakti Renyuh di dalam hati Aku bukan seperti yang mereka kira, aku tak seperti yang mereka pandang, aku tak seindah yang diinginkan...