•••
°°Apa kau tahu apa yang paling membuat hati ini seperti tertusuk, selain jarum? Ya, membawa dia ke hadapanku
Bersamamu°°
•••
Sinar matahari menyelusup masuk ke kamar seorang gadis melalui sela-sela jendelanya. Karena tidak ada korden untuk menghalangi, membuat cahaya itu kian menyorot tubuh gadis itu. Matanya samar-samar tergerak untuk terbuka, walaupun rasa kantuk yang amat masih menyerangnya. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memperjelas pandangannya yang agak kabur karena efek bangun tidur.Tangan gadis itu bergerak ke atas kala merasakan sebuah benda berada di dahinya. Dahinya berkerut samar ketika meraba benda itu. Sapu tangan? Lisa lalu beralih menatap sisi kiri kamarnya, tepatnya pada sebuah nakas. Semangkuk air?
Lisa lalu bangkit seraya melepaskan sapu tangan yang digunakan untuk mengompres dari dahinya. Dia memandang benda itu seksama. Ada rasa pusing saat dirinya berusaha mengingat segala runtutan kejadian.
Bersamaan dengan itu, gagang pintu di kamar Lisa bergerak secara perlahan.
"Sudah bangun kamu, Lis?" Haneul masuk dengan dua tangannya yang tengah membawa senampan berisi sup dan air putih, serta beberapa obat-obatan. "Gimana? Masih pusing?" tanyanya tepat ketika mendaratkan nampan itu di atas kasur Lisa.
Lisa menatap Bibinya dengan heran. "Emangnya Lisa kenapa, Bi?"
"Kemarin kamu pulang-pulang pingsan. Seragam kamu basah dan badan kamu dingin banget. Terus ada cowok, kayaknya temen kamu, dia gedor-gedor pintu rumah sambil gendong kamu yang katanya kamu mimisan," jelas Haneul secara singkat.
"Hn? Siapa?"
"Kalau nggak salah namanya Tae... Tae.. Taehyung?" balas Haeul setengah bertenya. Ia sendiri tak ingat pasti nama pemuda yang mengantarkan Lisa. Saat itu, ia panik bukan main melihat Lisa pulang dengan keadaan yang mengenaskan. Pun namanya ia tahu, karena pemuda itu yang memperkenalkan dirinya sendiri.
Lisa sedikit terkejut akan hal itu. Sungguh, ia benar-benar tak ingat akan dirinya yang mimisan. Lisa hanya ingat ia pingsan di bawah guyuran air hujan. Dan terakhir, Lisa sendiri tak menyangka Taehyung akan menolongnya dengan cara menggendong Lisa.
Sebegitunya?
"Udah Lis, jangan dipikirin lagi, nanti kamu tambah pusing loh. Ini Bibi bawain sarapan sama obat yang biasa kamu minum." Haneul menyodorkan nampan itu. "Bibi mau lanjut beres-beres dulu. Kamu makan sendiri bisa, kan?"
Lisa hanya mengangguk sambil menampilkan senyum tipis saja di bibir pucatnya hingga Haneul menutup pintunya kembali. Sekarang di benak Lisa banyak sekali pertanyaan yang menghinggap. Salah satunya yang paling menarik instingnya untuk berpikir hanya satu.
Dari mana Taehyung tahu alamat rumahnya?
***
"Kenapa lo, pagi-pagi udah pasang muka kusut kayak gitu? Lagi dapet Kook?" tanya Jimin nyeleneh. Ia memperhatikan wajah cowok yang lebih muda darinya itu dengan tatapan heran. Apalagi saat Jungkook membuka jaketnya dengan kasar, lalu melemparkan ke sembarang arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers - [Lizkook]
FanfictionBersemerbak setiap hari Mengundang para pemilik hati Harum menusuk indra penciuman ini Menarik di pandang mata sakti Renyuh di dalam hati Aku bukan seperti yang mereka kira, aku tak seperti yang mereka pandang, aku tak seindah yang diinginkan...