PROLOG

1.6K 60 9
                                    

———

Yuri tidur terlentang di atas ranjang, dia lelah setelah mengerjakan semua tugas yang gurunya berikan.

"Hidup gue gini amat! "

Yuri merasa suasana kamarnya begitu panas, padahal di luar hujan dan ac di kamarnya pun sudah sangan rendah. Dengan perasaan berat Yuri melepas sweaternya, ia hanya menggunakan celana tidur dan tengtop ketat di tubuhnya.

"Waktunya tidur! "

Yuri memulai menutup matanya perlahan, tetapi Yuri kembali membuka matanya.

"Gue insomnia! "

Tiba tiba lampu padam,  membuat Yuri memekik kaget. Tangan Yuri meraih selimut untuk menutupi tubuhnya, "kok mati lampu sih? "

Di luar begitu banyak cahaya yang menyilaukan mata Yuri, kaki Yuri turun dari ranjang. Ia berjalan mendekati jendela, mata Yuri membelak kaget karena di luar begitu terang bahkan yang padam hanya kamarnya karena lampu depan rumahnya masih menyala.

"Perasaan udah ganti lampu deh! "

Angin malam menerpa wajah cantik Yuri, "stt dingin! "

Yuri menyilangkan tangannya di depan dada, matanya sibuk menelisik jalanan yang sepi dan sunyi. Tidak ada rasa takut di diri Yuri, karena ia percaya bahwa dirinya lebih hebat daripada semua mahluk itulah yang kakeknya ajarkan.

Tiba tiba ada yang memeluk tubuh Yuri dengan erat, gadis itu membalikkan tubuhnya mencari siapa yang memeluknya itu tetapi nihil Yuri tak menemukannya.

"Mungkin gue halu! "

Bulu kuduk Yuri berdiri, dia mengusap lehernya perlahan. Tapi seperti ada angin yang meniup leher jenjangnya itu, "hm? "

Ada sebuah tangan yang mengusap perut rata Yuri, gadis itu terlonjak kaget. Ia bingung siapa yang melakukannya itu, padahal di kamar ini hanya ada dirinya dan bayangannya.

Yuri berlari ke ranjang dan langsung masuk ke dalam selimut, tetapi di dalam selimut ada sebuah tangan yang mengusap daerah sensitif milik Yuri di balik celana tidurnya.

Yuri menjerit, tetapi sebelum suara Yuri keluar ada sebuah bibir yang menutupnya.

Yuri memejamkan matanya, mencoba menetralkan pikirkan dan hatinya.

"Tolong bilang ini halu! " batin Yuri mencoba merasakan bibir yang tengah melumatnya.

Yuri terdiam saat merasakan ada seseorang yang melepaskan celana dan tengtop yang Yuri kenakan, sekarang Yuri sudah dalam keadaan tanpa pakaian tapi entah siapa yang melepaskan nya itu.

Tetapi pikiran Yuri menolak ini semua, "berhenti! "

Yuri membulatkan matanya, dia menatap ke sekitar tetapi tidak ada siapapun. Air mata Yuri mulai mengalir dengan deras, ia merasa ketakutan sekarang.

"Bunda! Ayah! Tolong! " ucap Yuri di iring isak tangisnya.

Tiba tiba ada yang kembali mengusap daerah sensitif Yuri, bahkan sekarang Yuri merasakan ada yang memasukinya.

Tubuh Yuri menggeliat, ia ingin memberhentikan ini semua tetapi ia bingung harus bagaimana melakukannya.

Yuri menggigit bibir tipisnya untuk menahan semua desah yang akan keluar karena ya Yuri akui permainan ini begitu nikmat, tapi Yuri tak menikmatinya.

Pikiran Yuri benar benar ingin mengakhiri ini semua dengan cepat, tetapi tubuhnya tidak seperti itu bahkan sekarang dia telah mendesah menikmati permainan itu.

"Shh. "

Beberapa menit kemudian Yuri melakukan pelepasan, pelipisnya begitu di penuhi oleh keringat. Yuri lelah sekarang, tetapi ia masih bingung dia melakukan itu dengan siapa.

"Bodo ah mau bobo aja capek! " gumam Yuri menutup matanya.

Tetapi Yuri merasakan ada sebuah bibir yang mengecup dahinya, Yuri tidak membuka mata dia sudah lelah.

———



The Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang