***
Yuri mengumbar senyumannya kepada semua orang, sudah tidak ada raut kesedihan di wajahnya. Dia rasa cukup menangis dan menjadi bodoh dua hari terakhir ini, bukankah hidup tidak akan berhenti karena dia kehilangan seorang laki laki bernama Jeon Jungkook.
"Yuri tungguin oy! " teriak Yorin berlari mengejar Yuri.
"Lelet kek siput! " cibir Yuri kepada Yorin sahabat setianya itu.
"Kaki lu yang kecepatan! " sahut Yorin memeluk lengan Yuri erat, "Eh kemaren gue liat film seru ngakak! "
"Film apa? "
"Wonderful ghost! "
"Gimana ceritanya? "
"Itu Taejin Koma terus hanya satu orang yang bisa melihatnya si bongsor tak berguna pokoknya ngakak emang sih sad ending! " jelas Yorin tersenyum lebar.
Tenggorokan Yuri tercekat, bagaimana kejadian yang Yuri alami begitu mirip dengan film tersebut.
Tiba tiba ada dua orang paruh baya berdiri di hadapan Yuri dan Yorin dengan senyuman hangatnya, Yuri tidak membelas senyumannya itu dia hanya memasang ekspresi wajah datar.
"Hallo, " sapa keduanya hangat.
Yorin hanya tersenyum kaku, keduanya sedikit membungkukkan tubuhnya untuk memberi salam kepada dua orang paruh baya tersebut.
"Paman bibi? Hallo apa yang sedang kalian lakukan di sini? " tanya Yorin tersenyum tipis.
Keduanya menghela nafasnya berat, mereka tersenyum menatap Yuri dan Yorin bergantian.
"Jessy di drop out karena ada yang menyebarkan soal kehamilannya! " jawab sang ibu dengan menundukkan kepalanya.
Kedua orang paruh baya itu adalah orang tua Jessy, mereka menunjukan raut wajah yang sangat sedih karena anak perempuannya di drop out dari sekolah. Bahkan sekarang Jessy di kucilkan oleh semua orang, ya karena kehamilannya itu. Jika saja Jungkook bertanggung jawab, mungkin ini tak akan terjadi.
Yuri menggelengkan kepalanya, dia tak ingin memikirkan kedua orang itu lagi.
"Siapa bi? " tanya Yorin kaget dengan apa yang ibu Jessy ucapkan.
"Kami tidak tahu, tapi tak apa. Memang kamipun tidak akan menyekolahkan Jessy dulu karena bayinya itu, oh iya apakah kalian tau siapa ayahnya? Kami telah bertanya kepada Jessy tetapi dia tidak pernah menjawab! " jawab sang ayah tersenyum hangat.
Yuri tersenyum kecut, "Jeon Jungkook! "
"Itu pacar Yuri yang Jessy rebut! " lanjut Yorin dengan raut wajah kesalnya.
Kedua orang tua Jessy membulatkan matanya, mereka kaget dengan kelakuan anaknya itu.
"Nak mohon maafkan Jessy! " pinta sang ibu dengan menggenggam tangan Yuri erat.
Yuri menghela nafasnya berat, "ini cukup menyakitkan, untuk saat ini maaf saya belum bisa. "
"Mohon maafkan dia! " ucap sang ayah menatap Yuri sendu.
Yuri tersenyum kecut, dia melepaskan genggaman tangan ibu Jessy dengan perlahan.
"Bukankah Jessy sahabat kalian! Jika kalian memang bersahabat seharusnya bisa memaafkannya dengan mudah, " lanjutnya dengan suara pelan.
Yuri terkekeh kecil, "sahabat? Dia bukan sahabat tapi musuh! Saya permisi! "
Yuri berjalan meninggalkan kedua orang tua Jessy dengan wajah yang memerah menahan tangis, dia kesal, marah, emosi apalagi setelah mendengar ucapan ayahnya yang begitu merendahkan Yuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil
Fantasia"Sebenarnya kau itu apa? Iblis? Hantu? Atau mungkin malaikat pencabut nyawa? " "Kastaku lebih tinggi daripada iblis dan hantu, aku akan membuat mulutmu sobek jika terus bertanya! " ©prkxxrara (Please don't copy my story)