TD - 10

567 23 5
                                    


***

"Jungkook kita akan kemana? " tanya Yuri menatap Jungkook yang tengah mengemudikan mobil ferrari miliknya.

Jungkook melirik Yuri sekilas, "Tanyakan pada peta peta! "

Yuri mengerucutkan bibirnya, dia bingung Jungkook akan membawanya kemana. Bahkan Yuri harus menggunakan gaun yang sangat jarang ia kenakan, dan Yuri memakai make up yang cukup tebal. Itu semua keinginan Jungkook, Yuri hanya menuruti keinginan kekasihnya itu.

"Kita akan dinner, sudah lama bukan? " tanya Jungkook menggenggam tangan Yuri erat.

"Baiklah tuan Jeon! "

Jungkook menepikan mobilnya, dia keluar dan langsung berlari membukakan pintu untuk Yuri.

Yuri keluar dari mobil, matanya tertuju kepada gedung yang berada di hadapannya.

"Kook? " ucap Yuri menatap Jungkook kesal.

Jungkook tersenyum kelinci, pria Busan itu tahu bahwa kekasihnya itu tidak menyukai jika di bawa ke tempat tempat seperti ini.

"Sutt ini murah kok! " ucap Jungkook tersenyum lebar.

Yuri menelan salivanya, Jungkook mengajaknya makan di sebuah restoran yang mewah bahkan jika akan dinner di sini harus reservasi seminggu sebelumnya.

"Kook ini pasti mahal aku gak mau ah kita jajan di kaki lima saja! " ucap Yuri memeluk lengan Jungkook erat.

Yuri memang memiliki sikap yang rendah hati, padahal dia berasal dari keluarga yang cukup berada tetapi Yuri tidak pernah menunjukkan itu. Dia sering membeli makanan di kaki lima, ia bersikap seperti dia tidak memiliki apapun.

"Sayang, kamu itu spesial gak boleh makan di pinggiran ayo ah masuk! " ucap Jungkook mengecup dahi Yuri lembut.

Yuri menghela nafasnya berat, "baiklah ayo. "

Mereka berdua berjalan memasuki restoran dengan tangan saling menggenggam, sejujurnya Yuri tidak suka berada di sini.

Tempat yang membosankan.

"Apakah kalian sudah mereservasi? " tanya seorang pelayan saat mereka telah memasuki restoran.

"Sudah, atas nama Jeon Jungkook! " jawab Jungkook tersenyum tipis.

Sang pelayan mengecek buku yang berada di hadapannya, "ah baik pak bu, ikuti saya. "

Sang pelayan membawa Yuri dan Jungkook ke sebuah ruangan yang begitu privasi, "ini meja kalian. "

"Terimakasih! " ucap Yuri kepada sang pelayan.

Pelayan itu membungkukkan tubuhnya, "saya permisi. "

Yuri dan Jungkook hanya menganggukkan kepalanya pelan, sang pelayan keluar meninggalkan mereka berdua di ruangan tersebut.

"Aku udah pesen semuanya, yang kamu suka! " ucap Jungkook menggenggam tangan Yuri.

Yuri mengangguk pelan, "Makasih Kook ehm makanannya pasti mahal ya? "

Jungkook menggelengkan kepalanya, ini yang begitu Jungkook sukai dari Yuri. Dia bukan wanita yang materialistis, gadis ini hanya di penuhi oleh kasih sayang dan kehangatan.

"Tidak kok, hanya seharga kacang goreng! " jawab Jungkook berbohong.

Bagaimana harga restoran yang begitu mewah ini di samakan dengan kacang goreng, kebohongan Jungkook begitu terlihat jelas.

Yuri mengerucutkan bibirnya, "Kook gambarkan aku dalam lima kata! "

Jungkook mengusap pipi Yuri lembut, "cantik, body goals, pinter, tahan lama ehh itu 6 ya? "

Yuri hanya tersenyum tipis, dia teringat akan jawaban Jimin tempo hari begitu membuat hatinya berdebar sedangkan Jungkook? Huh.

***

Yuri berada di balkon apartement Jungkook, mereka tengah menatap langit yang penuhi bintang dengan Jungkook memeluk pinggang Yuri dan yang utama yaitu hot chocolate with marshmallow buatan tangan ajaib Jungkook.

Jungkook tidak bisa memasak, jika tangannya menyentuh dapur maka dapur itu akan rusak. Tetapi jika tangannya itu membuat sebuah hot chocolate, maka akan menjadi hot chocolate ternikmat sedunia. Itu memang aneh, ia tak bisa memasak tetapi membuat hot chocolate ia sangat pandai.

"Tau gak kenapa bulan sama matahari gak pernah bersatu? " tanya Jungkook memecahkan keheningan.

"Karena waktu mereka bersinar itu berbeda, bulan bersinar di malam kalau matahari bersinar siang. Bener gak? " jawab Yuri tanpa memalingkan matanya dari langit.

Jungkook menyimpan dagunya di bahu Yuri, "Bisa jadi bisa jadi! "

"Kok bisa jadi? " tanya Yuri mengerutkan dahinya bingung.

"Aku juga gak tau jawaban heheh! " jawab pria Busa dengan tersenyum menunjukkan gigi kelincinya.

Yuri tertawa mendengar ucapan Jungkook, ia kira Jungkook akan menggombal atau apalah seperti pria lain tetapi Jungkook malah hanya bertanya.

Pria ini memang berbeda.

"Yuri, jangan pernah tinggalkan aku! " bisik Jungkook.

"Kook untuk sekarang aku belum berniat pergi meninggalkan mu, tapi untuk itu bisa di pikirkan! " jawab Yuri membalikkan tubuhnya.

"Yuriii " pekik Jungkook tidak terima dengan jawaban Yuri yang berniat meninggalkannya.

Yuri mengecup pipi kanan Jungkook, " i love you! "

Pipi Jungkook memerah, ia mencoba menatap mata Yuri lekat.

"Berjanjilah kau akan terus bersamaku? "

"Menepati janji itu sulit tapi ayo mencobanya bersama-sama! "

Hati Jungkook kembali menghangatkan, dia langsung mengecup bibir Yuri sekilas.

"Aku tak bisa bayangkan hidupku tampan mu! "

***

The Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang