TD - 9

584 30 4
                                    

Don't judge a book bye the views. Please!

WARNING ⚠⚠
Jangan mau jadi SILENT READER🚫🚫 Untungnya buat anda apa? Hargailah karya Author dengan memberika voment. Lagi pula voment itu gratis, tidak mesti bayar. Sebuah voment itu memiliki arti tersendiri bagi setiap penulis.

🚫~~~××~~~🚫

Yuri membuka matanya dengan lemas, dia menatap ke sekeliling mencari hantu tampan yang menjamahnya semalaman. Jimin bilang dia hanya akan melakukan dua ronde, tapi kenyataannya mereka melakukannya sampai pagi jika di hitung mungkin lebih dari lima ronde.

Sekarang Yuri tidak sekolah, tubuhnya benar benar kesakitan karena ulah hantu tampan itu.

"Jimin! " teriak Yuri memanggil hantu itu.

Hantu tampan itu muncul dengan senyuman lebarnya, "ada apa? "

"Aku masih belum mengerti, jelaskan ulang! " perintah Yuri dengan sedikit mengerucutkan bibirnya kesal.

Jimin terdiam, pandangannya terkunci kepada dada Yuri yang sedikit terbuka. Yuri langsung menarik selimutnya untuk menutupinya, "jelaskan! "

Hantu itu menghembuskan nafasnya dalam, "dengarkan baik baik, aku malas menjelaskannya lagi. "

Yuri menganggukkan kepalanya patuh.

"Aku koma selama empat tahun karena sebuah kecelakaan hebat, keluarga ku kaya jadi mereka tak mencabut alat nafasku jika alat itu di cabut mungkin aku tak ada di sini! " jelas Jimin menatap ke langit langit kamar.

"Aku menahan diri selama empat tahun, dulu aku hanya menatapmu tapi tubuhmu itu begitu indah sehingga membuat nafsuku memuncak setiap melihatnya! " lanjutnya dengan mengerucutkan bibirnya.

Yuri menyunggingkan senyumannya, dia membayangkan bagaimana wajah Jimin yang menahan nafsu pasti lucu dan menggemaskan. Sesungguhnya Yuri bingung, kenapa tuhan menciptakan Jimin dengan begitu sempurna. Wajah yang tampan, keluarga kaya, jika di pikirkan Jimin memilki hidup yang sempurna. Lantas kenapa dia harus mengalami kecelakaan? Memang hidup itu tak selamanya membahagiakan.

"Aku menyukaimu yang harus kau tahu aku tak hanya menyukai tubuhmu itu aku menyukai segala hal tentang mu! "

Jimin terdiam, dia berhenti beberapa saat sebelum melanjutkan ucapannya.

"Seharusnya aku telah meninggal, " ucap Jimin dengan mulai terisak kecil.

Yuri terlonjak kaget saat melihat air mata Jimin yang mulai mengalir deras, "seorang arwah menangis? "

Jimin menggelengkan kepalanya, "jangan mengejekku. "

"Waktu itu bahkan aku telah di bawa ke alam yang aneh tapi ada pria tampan yang bilang kalau urusan duniamu belum selesai jadi aku tak di terima di sana! "

Rahang Yuri terjatuh kaget, Jimin menceritakan tentang perjalanannya yang akan menuju pintu surga. Bukankah itu dilarang untuk di ceritakan kepada orang lain? Mungkin Jimin terlalu tertawa suasana.

"Woah hebat! " pekik Yuri menatap Jimin lekat.

Jimin menggeser posisi duduknya, "Mungkin urusanku itu kamu, aku begutu menyukaimu. "

Yuri menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia sadar bahwa dirinya dan Jimin itu berbeda. Untuk melakukan ini saja sudah salah, apalagi saling mencintai.

"Stop it!! Kita berbeda Jimin, aku manusia! " tolak Yuri mendorong tubuh Jimin untuk menjauh.

Jimin menatap Yuri dengan sendu, "Aku tak peduli, empat tahun aku telah menunggumu. "

Jimin langsung memeluk tubuh Yuri dengan erat, gadis itu terdiam dia merasakan detak jantungnya yang berdetak sangat kencang.

Yuri menggelengkan kepalanya, gadis itu teringat akan kekasihnya.

"Jim lepaskan, aku telah memiliki kekasih. "

"Dia hanya mencintai tubuhmu tidak dengan hatimu! "

"Tidak! "

"Masa? Jika dia benar benar mencintaimu dia pasti menghubungimu sekarang! "

"Mungkin dia sekolah! "

"Bukankah kau belum menghubunginya? Lalu kalian satu sekolah? Apa dia tidak khawatir kepada gadisnya? "

Yuri menggigit bibirnya perlahan, yang Jimin ucapkan benar Jungkook tak menghubunginya sedari selaman.

"Dia sibuk! " ucap Yuri tersenyum lebar.

"Sesibuk apapun, jika untuk orang yang di cintai apapun akan di lakukan dan di korbankan! " ucap Jimin mengecup bibir Yuri, "jangan terus menggigitnya, biarkan aku saja yang menggigitnya. "

Yuri menyandarkan kepalanya ke pundak Jimin, rasanya Yuri begitu nyaman berada di dekat Jimin apalagi berada di dekapannya. Padahal Yuri baru saja mengenal hantu tampan ini belum genap satu bulan, tetapi rasanya Yuri sudah nyaman dan mungkin menyukainya.

***

Sepanjang hari Yuri terus tertidur di ranjangnya, tentu dengan hantu tampan di sisinya. Dia mengajak Jimin untuk menonton drama, bahkan beberapa berita tentang idol yang Yuri sukai.

Satu yang Yuri ketahui, Jimin menyenangkan, asik, dan selalu membuat hati Yuri menghangatkan karena gombalan mautnya itu.

"Yuri aku bisa menggambarkan dirimu dalam lima kata! " ucap Jimin dengan memainkan rambut Yuri yang terurai.

"Apa? " tanya Yuri menatap Jimin lekat.

"Kaulah gadis yang ku cari! " jawab Jimin dengan menekan hidung mancung milik Yuri.

Yuri terdiam, tubuhnya rasanya menghangat. Dia begitu bahagia saat Jimin mengatakan itu, bahkan Jungkook yang notabene kekasihnya tak pernah bertindak seperti ini.

"Jimin peluk aku! " pinta Yuri merentangkan kedua tangannya di harapan Jimin.

Senyuman Jimin mengambang, "Kenapa aku menjadi candu bagimu? "

Yuri menurunkan kedua tangannya dengan kesal, "Kepedean! "

"Masa sih? "

Jimin langsung mengecup seluruh wajah Yuri, saat Jimin akan menjauhkan wajahnya Yuri menahannya dan langsung melumat bibir Jimin.

Mereka berciuman cukup lama, bahkan tangan Jimin sudah melepaskan semua pakaian yang di kenakan oleh Yuri.

"Kau begitu indah! " komentar Jimin saat melihat tubuh Yuri yang tak mengenakan kain sehelaipun, "kau candu bagiku. "

Wajah Yuri memerah, dia malu saat Jimin memujinya seperti itu. Bahkan detak jantung Yuri seperti akan keluar sekarang, entah ada apa dengan jantung Yuri sekarang.

***

The Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang