TD - 11

520 18 6
                                    

***

Yuri menyandarkan punggungnya ke kursi mobil milik Yorin, dia merasa sangat lelah hari ini. Semua otot ototnya terasa begitu pegal, "mau di pijet! "

Yorin menatap Yuri sekilas, "Kita ke rumah Jessy? "

"Call! " jawab Yuri dengan semangat karena ia rindu dengan sahabat nya itu, ia sudah tiga hari tak sekolah dengan alasan sakit. Tetapi saat di tanya sakit apa, Jessy tak menjawabnya.

Senyuman Yuri tak pernah luntur di bibirnya apalgi sekarang Jimin tengah duduk manis di bangku belakang, ya Jimin kembali mengikuti Yuri dengan alasan takut Yuri ada yang menganggu padahal Jimin takut Yuri berhubungan intim dengan pria lain.

"Cie abis dinner! " goda Yorin kepada Yuri.

Yuri tersenyum lebar, "Dih jomblo sirik. "

Tiba tiba ada mobil yang menyalip sehingga membuat Yorin menginjak rem secara mendadak, tetapi karena Yorin mengendarai mobil cukup kencang membuatnya tak bisa mengendalikan laju mobil.

Brak

Mobil Yorin menabrak pembatas jalan, kedua gadis itu sedikit terpental ke depan dan terbentur dasbor mobil.

"Kyaa!! " teriak Yuri memegang kepalanya yang terbentur.

"Mobil sialan! " umpat Yorin memukul stirnya dengan kuat.

Mobil ferrari berhenti tepat di samping mobil Yorin, sang pengemudi keluar dan langsung membuka pintu mobil Yorin.

"Kalian gak papa? " tanya pria itu yang tiada lain adalah kekasih Yuri, Jungkook.

Yuri menghembuskan nafasnya, dia melirik Yorin yang tengah menundukkan kepalanya menahan kesal.

"Kita baik Kook! " jawab Yuri keluar dari mobil.

"Kalian akan kemana? " tanya Jungkook memegang kedua bahu Yuri dan menatapnya lekat.

"Ke rumah Jessy! " jawab Yorin menendang mobilnya kesal.

"Yaudah pake mobil gue aja, mobil lu biarin aja nanti di bawa ke bengkel! " ucap Jungkook memberikan kunci mobilnya kepada Yorin yang tengah mengerucutkan bibirnya kesal.

Yuri memeluk lengan Jungkook erat, dia begitu ketakutan. Yuri kira akan terjadi kecelakaan yang besar karena laju mobilnya begitu kecang, "takut. "

Jungkook mendekap tubuh Yuri erat, "jangan takut, ada aku di sini. "

Jimin duduk di atas mobil Jungkook dengan menatap kesal Yuri yang memeluk Jungkook erat, rasanya Jimin ingin menarik Yuri menjauh dari pria Busan itu.

"Hatiku panas! " ucap Jimin dengan sedikit meninggikan suaranya supaya Yuri bisa mendengarnya.

Jimin kira karena dia berteriak, Yuri akan melepaskan pelukannya itu. Tetapi tidak, Yuri malah semakin memeluk tubuh Jungkook erat.

"Yuri lepaskan dia!! " teriak Jimin kesal.

Yuri menatap Jimin, ia langsung mendorong tubuh Jungkook.

"Yang, nanti malam kita pergi yuk rayain sesuatu? "

Yuri hanya mengangguk pelan.

Jungkook mengecup pipi kanan Yuri, "sayang deh! "

Jimin menggerutu kesal, Yuri tersenyum tipis melihat itu.

"Menggemaskan! " batin Yuri.

"Gue mati gue gak di anggap! " teriak Yorin berjalan masuk ke dalam mobil Jungkook.

"Kook, kalo mobil kamu kita bawa. Kamu gimana? " tanya Yuri bingung.

"Gampang, asal kamu selamat aja dulu! Pergi gih katanya mau jenguk Jessy! " ucap Jungkook mendorong bahu Yuri untuk segera masuk kedalam mobilnya.

"Kamu gak mau jenguk Jessy? " tanya Yuri muncul di jendela mobil.

Jungkook menggelengkan kepalanya, "nanti saja. "

"Ini kapan beresnya sih? " tanya Yorin kesal.

Yuri terkekeh pelan, sahabatnya ini memang sangat mudah tersulut emosi. Bahkan untuk hal hal yang kecil seperti ini, "ayo berangkat, bye sayang! "

Jungkook tersenyum tipis, "hati hati. "

***

Yuri mendudukan dirinya di tepi kasur Jessy, "Jess! "

"Tidur ae lu! " ucap Yorin menggoyangkan tubuh Jessy.

Tubuh Jessy di tutupi oleh selimut tebal, saat mendengar suara sahabatnya itu Jessy langsung memeluknya erat.

"Lu ngapa dah? " tanya Yuri bingung karena Jessy tiba tiba memeluknya erat.

Jessy tidak menjawab pertanyaan Yuri, ia malah menangis terisak isak. Yorin dan Yuri menatap Jessy bingung, Jessy terus menangis dengan memeluk tubuh Yuri.

"Jes? " ucap Yuri dan Yorin bersamaan.

Yuri teringat akan Jimin, dia menatap sekitar mencari hantu tampan itu. Tetapi Yuri tak menemukan, Yuri ingin mencarinya tetapi Jessy tengah memeluk tubuhnya. Yuri khawatir dengan Jimin, tak bisa di pungkiri Yuri telah menyukai hantu tampan itu.

"Aku di sini! " ucap Jimin berdiri di dekat jendela dengan senyuman khasnya.

Yuri menghembuskan nafasnya lega, dia mengisyaratkan Jimin untuk diam di sana.

"Maafin gue Yuri! " ucap Jessy di tengah tengah tangisnya.

"Lu kenapa sih? " tanya Yuri melepaskan pelukannya Jessy.

"Maafin gue! Gue salah! " teriak Jessy menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Yorin menatap ponsel Jessy yang tiba tiba menyala, mata Yorin membulat saat melihat sesuatu di dalam ponsel Jessy.

Jessy mengeluarkan sebuah kotak di saku celananya, "maaf Yur! "

Yuri menerimanya dengan bingung.

"Ini apa? "

"Maafin gue! "

"Ini apa? "

Jessy tak menjawab, dia hanya menundukkan kepalanya dengan terus menangis. Yuri membuka kotak itu, mata Yuri membulat sempurna saat melihat isi kotak yang Jessy berikan.

Yuri melangkah mundur menjauhi Jessy yang masih menangis, "lo? "

Yorin melihat ini kotak itu, "Jessy?? "

Jessy menundukkan kepalanya, "maafin gue! "

Yorin memegang pelipisnya, "gila sih ini! "

***

The Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang