TD - 7

676 24 4
                                    

***

Yuri membuka matanya, tetapi pemandangan yang pertama Yuri lihat sama seperti saat malam hari yaitu laki laki dengan pakaian serba hitam tengah menatapnya lekat.

"Ish, pergilah! "

"Tidak. "

Yuri berjalan keluar kamar dengan membawa sebuah handuk, dia akan mandi di toilet lain untuk menghindari hantu itu.

"Kau akan kemana? " tanya bunda menatap Yuri bingung karena membawa handuk dan alat alat mandinya.

"Mandi bun, " jawab Yuri tersenyum lebar.

"Memang di kamarmu ada masalah? Kenapa mandi di luar? " tanya bunda heran.

Yuri menutup mulutnya dia berpikir keras untuk berbohong kepada bundanya, "gabut bun mau suasana baru! "

"Eh iya bun rumah kita bekas kuburan ya? Atau dulu di depan ada yang tabrak terus meninggal? " lanjut Yuri mencoba mencari tahu tentang hantu tampan itu.

Ya, entah mulai kapan Yuri memanggil hantu itu dengan sebutan hantu tampan. Tapi yang Yuri ucapan itu fakta, hantu itu memiliki kulit yang mulus, wajah yang tampan, hidung mancung, kulit putih, badan atletis, dan sangat menggemaskan. Bukankah itu sangat sempurna?

"Ngaco! Enggak ada begituan. "

Yuri berjalan memasuki kamar mandi dekat dapur dengan malas, "mandi time. "

Tangan Yuru mulai melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuhnya, tetapi gadis itu merasakan seperti ada seseorang yang memerhatikannya.

Yuri menatap sekeliling, ternyata benar hantu tampan itu duduk di closet dengan menatapnya lekat.

"Yang bersih! "

"Kyaaa! "

Yuri berteriak dengan mencoba menutupi semua tubuhnya yang tengah polos karena akan mandi, hantu itu tersenyum dan mulai menghilang seperti angin.

***

Terlihat tiga gadis tengah duduk di salah satu meja kantin, tetapi salah satu dari mereka terus menundukkan kepalanya. Gadis itu adalah Yuri, dia tengah berpikir akan dia bercerita tentang hantu tampan itu kepada dua sahabatnya atau tidak.

"Guy's! " ucap Yuri sudah membulatkan tekad untuk bercerita dengan kedua sahabatnya itu, "gue mau cerita! "

"Soal apa? " tanya Jessy menatap Yuri bingung.

"Goyangan Kookie? " tebak Yorin dengan meminum jus apelnya.

Yuri menggelengkan kepalanya kesal,"Dih bukan! "

Yuri menceritakan semuanya kepada kedua sahabatnya itu, kedua gadis itu terdiam menatap Yuri bingung. Yorin dan Jessy tidak percaya dengan ucapan Yuri, mana mungkin hantu seperti itu.

"Anjir bener? " tanya Yorin menatap Yuri heran.

"Gimana perawakannya? Ganteng? " tanya Jessy menatap Yuri lekat.

Yuri menelan salivanya, dia mencoba membayang bagaimana perawakan hantu tampan itu.

"Hm, ganteng, putih, manis, pipinya kaya mochi, rambutnya warna item, bibirnya tebal, seksi dan dia atletis! " jelas Yuri tersenyum simpul.

Yuri memerah saat membayangkan bagaimana hantu itu, secara tiba tiba ada yang mengecup leher Yuri.

Yuri menatap ke kanan, tatapan Yuri bertemu dengan hantu tampan itu untuk beberapa detik Yuri terpesona dengannya.

"Membicarakanku? " tanyanya terkekeh pelan.

Yuri menggelengkan kepalanya pelan, dia mendorong tubuh hantu itu untuk menjauhinya.

"Bagaimana kau ada di sini? Pergi pergi!! " usir Yuri kepada hantu itu.

Kedua sahabat Yuri menatapnya bingung, mereka merasa Yuri bersikap aneh. Dia terlihat seperti berbicara sendiri padahal tengah berbicara dengan hantu itu, dia seperti mengusir sesuatu tetapi orang lain tak dapat melihatnya. Yuri kesal saat mengetahui sahabatnya menatap seperti itu, ini semua gara gara hantu itu.

"temen lu gila! "

"Bawa ke dukun kuy! "

"Kita ruqyah! "

"Eh bukannya ruqyah itu ke ustad ya! "

"Masa sih! "

Jessy memberikan air mineral kepada Yuri, "Yur! Sadar! "

Yuri menggelengkan kepalanya, "gak aus! Dan gue sadar! "

"Sumpah kalian harus percaya, hantu itu beneran ada nih dia ada di samping gue! " ucap Yuri menujuk ke arah kanannya.

"Iya iya kita percaya kok! " jawab keduanya bersamaan.

"Hm, mending lu putusin kookie deh! " kata Jessy tersenyum tipis menatap Yuri.

"Kenapa? " tanya Yuri menatap Jessy bingung, ia heran kenapa sahabatnya itu terus menyuruhnya untuk berpisah dengan Jungkook.

"Apakah ada sesuatu yang Jessy tutup tutupi dari gue? " batin Yuri.

Jessy kenalan salivanya kasar, "dia keluar masuk club terus mana main cewek hm dia selingkuhin lu pokoknya dia gak baik! "

Yuri terdiam, alasan Jessy begitu monoton dan tidak mendasar. Padahal Yuri tahu bahwa Jungkook telah berubah, dia sudah tidak bermain wanita atau ke club setelah berpacaran dengannya.

Yorin mengerutkan dahinya, "bener sih tapi menurut gue dia baik kok pantes buat Yuri lagiankan dia udah berubah! "

"Power rangers kali! " sahut Jessy tersenyum kikuk.

"Jess kenapa sih lu selalu bilang Jungkook gak baik? " tanya Yuri memberanikan diri bertanya kepada Jessy yang tengah tertawa dengan Yorin.

Jessy tersenyum tipis, dia menggaruk tengkuknya pelan.

"Ddd-dia emang gak baik! " jawabnya dengan gugup dan gelisah.

Hantu tampan di samping yuri berbicara, "temanmu berbohong! "

Yuri sedikit terlonjak kaget, dia melirik hantu itu dengan tajam. Seenaknya dia berkomentar tentang sahabatnya, tetapi Jessy menunjukkan gelagat bahwa dirinya tengah berbohong.

"Jess kau menyukai Jungkook? " tanya Yuri mengerutkan dahinya.

"Tentu tttidak! " jawab Jessy menggelengkan kepalanya cepat.

Yuri mengangguk pelan, dia kembali menatap hantu yang tengah tersenyum di sampingnya.

"Tampan. "

Yuri menggelengkan kepalanya, dia menutup mulutnya dengan rapat. Gadis itu sudah salah bicara, dia telah memuji hantu itu? Oh tidak.


***

The Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang