***Yuri melempar kotak yang Jessy berikan, dia begitu kesal dengan apa yang dia lihat. Sebuah alat pengetes kehamilan, dan di sana terdapat dua gadis.
"Jelasin! " teriak Yuri menatap Jessy kesal.
Tangis Jessy semakin menjadi jadi, dia turun dari kasur dan memeluk kaki Yuri erat.
"Lu hamil hah? " tanya Yorin duduk di tepi kasur.
Jessy menganggukkan kepalanya pelan, "maaf. "
"Siapa ayahnya? " tanya Yuri selembut mungkin karena di saat seperti ini menggunakan emosi bukan hal yang benar.
Jessy terdiam, dia malah memeluk kaki Yuri erat.
Yuri menyejajarkan tingginya dengan Jessy, "Siapa ayahnya? "
Jessy menunduk ketakutan, dia menangis semakin kencang.
"Jessy!! Siapa ayahnya? " teriak Yuri yang mulai terbawa emosi karena Jessy terus mengabaikan pertanyaannya.
"Jes jawab jangan nangis doang! " teriak Yorin menaikkan nada bicaranya.
"Jungkook " jawab Jessy menatap wajah Yuri sendu.
Yuri terkekeh kecil, ia tak percaya dengan ucapan Jessy. Yuri tahu bagaimana type idel Jungkook, Jessy bukanlah type Jungkook untuk di jadikan kekasih ataupun mainan.
"Jangan bercanda! " ucap Yuri bangkit dan mulai mendudukan dirinya di tepi kasur.
Jessy berlari memeluk kaki Yuri, "Yuri maaf, aku memang salah! Kami menjalankan hubungan gelap. "
Tawa Yuri semakin kencang, "pembohong ulung! "
Yorin memberikan ponsel milik Jessy yang sedari tadi dia pegang, "lo buka deh! "
"Ada apa? " tanya Yuri menatap ponsel Jessy.
"Buka aja! " jawab Yorin menundukan kepalanya.
Tangis Yuri pecah saat melihat sesuatu yang ada di ponsel Jessy, itu adalah foto Jungkook tengah berpelukan dengan Jessy bahkan ada beberapa foto mereka yang tengah di atas kasur.
Hati Yuri hancur, bagaimanapun Jungkook itu kekasihnya. Sekarang Yuri tahu kenapa Jessy terus menerus meminta Yuri memutuskan Jungkook, alasanya dia menyukai Jungkook.
"Lu suka Jungkook hah? Pikir dong dia pacar gue! " teriak Yuri bangkit dari kasur dengan air mata yang begitu deras.
"Maaf, " cicit Jessy menundukkan kepalanya.
"Maaf lo bilang hah? Gue udah anggap lo saudara tapi ini balasan lu dengan rebut pacar gue? " teriak Yuri menujuk wajah Jessy.
Yorin mencoba menenangkan Yuri yang tengah emosi, "Yur udah Yur! "
"Lu pikir, dia rebut Jungkook! Sakit woi! " teriak Yuri memeluk tubuh Yorin erat.
"Yuri maaf! " ucap Jessy menggenggam tangan Yuri erat.
Yuri langsung menepisnya, "lu pasti bikin dia kobam lalu lu manfaatin itu! Dasar jalang! "
Plak
Satu tamparan mendarat di wajah mulus Jessy, Yuri menampar Jessy sehingga dia tersungkur ke lantai.
"Gue benci lu jalang! " ucap Yuri berjalan meninggalkan Jessy.
Jimin menghilang, dia merasa kasihan dengan apa yang Yuri rasakan sekarang. Jika bisa Jimin ingin membunuh kedua orang itu, "aku berjanji akan membunuh kalian berdua. "
***
Yuri melangkahkan kakinya memasuki rumah besar milik Jungkook, awalnya dia tidak akan mendatangi acara ini tetapi Yuri telah membulatkan tekadnya. Yuri ingin mengakhiri semuanya, gadis itu lelah terus di bohongi oleh kedua orang yang ia sayangi selama ini.
"Happy anniversary sayang!!! " teriak Jungkook saat menyadari kehadiran Yuri.
Yuri hanya memasang wajah datarnya, dia menatap sekeliling. Halaman di dekorasi dengan bunga mawar merah dan lilin begitu romantis, tetapi bagi Yuri ini begitu menyakitkan dan melukainya.
"Sayang waktu itu kau bertanya soal lima kata, waktu itu aku hanya ingin membuatmu kesal. Lima kata dariku aku sangat sangat mencintaimu Yuri! " ucap Jungkook memeluk tubuh Yuri erat.
Yuri tidak bergeming dia hanya mengepalkan tangannya kesal, gadis itu menutup matanya mencoba menikmati pelukan terakhirnya bersama Jungkook.
"Lepas! " ucap Yuri dingin.
Jungkook melepaskan pelukannya, "kenapa? Aku bau ya? "
"Liat itu sialan! " ucap Yuri melempar beberapa foto ke arah Jungkook.
Jungkook kaget saat melihat foto itu,"ini bohong! "
Yuri tersenyum, "benarkah? Sekarang Jessy tengah hamil dan itu anak lo! "
"Ini salah paham Yuri! " ucap Jungkook mencoba menahan Yuri yang akan pergi.
"Kita putus! " teriak Yuri mendorong tubuh Jungkook, sehingga Jungkook tersungkur ke lantai.
Yuri berlari sekuat tenaga meninggalkan rumah Jungkook, Yuri terus menangis mengingat pengkhianatan yang telah Jungkook lakukan kepadanya.
Kaki Yuri terhenti di sebuah taman, dia menundukkan kepalanya. Yuri benar benar benci dengan semua ini, Jungkook memang belum seutuhnya ada di hati Yuri tetapi Yuri tak bisa menerima ini.
"Tenang aku di sini untukmu, menangislah aku akan dengan setia memelukmu erat! " ucap Jimin si hantu tampan yang memeluk Yuri dari belakang.
Yuri membalikkan tubuhnya dia memeluk tubuh Jimin dengan erat, Yuri menumpahkan semuanya kepada Jimin.
"Ingat aku akan selalu ada di sisimu. "
Gadis itu menangis tersedu-sedu, Yuri menutup matanya rapat. Ia tak bisa menerima penghianatan ini, apalagi Jessy sudah Yuri anggap saudara sendiri.
"Semuanya jahat! "
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil
Fantasy"Sebenarnya kau itu apa? Iblis? Hantu? Atau mungkin malaikat pencabut nyawa? " "Kastaku lebih tinggi daripada iblis dan hantu, aku akan membuat mulutmu sobek jika terus bertanya! " ©prkxxrara (Please don't copy my story)