***
Beberapa bulan telah berlalu, Yuri telah melupakan masa lalunya tentang Jungkook dan Jessy ia telah bahagia dengan Jimin meskipun Yuri masih bingung dengan sikap Jimin yang berubah ubah. Masa ujian telah berakhir, datanglah masa paling ditunggu oleh semua pelajar yaitu hari libur.
"Yorin! " ucap Yuri kepada temannya yang tengah sibuk membaca novel.
"Ya? " jawab Yorin dengan suara deep seperti suara laki laki.
Mata Yuri membulat kaget saat mendengar suara itu, bagaimana seorang wanita mengeluarkan suara yang sangat mirip dengan suara pria.
"Maaf keselek! " lanjut Yorin tersenyum kaku.
Yuri sudah sering mendengar suara deep milik Yorin yang sangat mirip dengan suara laki laki, "lu transgender ya? "
Yorin tersenyum kaku, "enggaklah! "
Yuri sebenarnya tidak percaya dengan jawaban Yorin, tapi Yuri sudah sering mendengar suara deep itu bahkan Yuri sering melihat Yorin memiliki tenaga seperti seorang laki laki. Bukankah itu menyeramkan?
"Oh iya, Yur gini gue mau liburan sama keluarga ke Italy! Kita gak bakal ketemu selama dua minggu!! " pekik Yorin dengan memeluk tubuh Yuri erat.
"Ya, selamat berlibur! " jawab Yuri membalas pelukan Yorin.
***
Yuri berjalan memasuki rumahnya, kedatangan Yuri di sambut oleh kedua orang tuanya yang tengah tersenyum lebar.
"Ayah? Kapan pulang? " tanya Yuri berlari memeluk tubuh ayahnya erat.
"Tadi, gimana ujiannya? " tanyanya mengusap kepala anak gadisnya itu.
"Gampang kan Yuri pinter! " jawab Yuri tersenyum lebar.
"Bagus, anak ayah! "
"Ayah? Mana oleh oleh? "
"Ada, tapi kamu mandi dulu gih! Bau! "
Yuri mengerucutkan bibirnya, dia berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Padahal dia masih sangat rindu dengan ayahnya yang baru pulang dari perjalanan bisnis, ayahnya pergi cukup lama yaitu sekitar lima bulan.
"Selamat datang! " sambut Jimin tersenyum lebar saat Yuri memasuki kamarnya.
Yuri mendudukan dirinya di tepi kasur, "Jimin aku ingin tahu latar belakang keluarga mu! "
"Jika kau ingin tahu, menikahlah dengan ku! "
Yuri memutar bola matanya malas, dia bosan mendengar ucapan itu yang begitu sering Jimin ucapkan kepadanya.
"Mandi ahh gerah! " ucap Yuri berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
"Jangan pake desah juga kali! " sahut Jimin kesal dengan Yuri.
Yuri tersenyum lebar, "Ahhhh! "
"Yuri! " teriak Jimin.
Jimin menatap selangkangannya, "kau bangun hanya karena itu? Huh! "
Hantu itu mengerucutkan bibirnya, dia sudah lama berada di rumah ini tetapi ia belum pernah berkeliling.
"Nanti aku akan jalan jalan keliling rumah! " gumam Jimin pelan.
***
Yuri dan Jimin sekarang tengah duduk di atas kasur tanpa mengucapkan sepatah katapun, mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.
"Jimin coba kau melewati tembok! " perintah Yuri mendorong tubuh Jimin untuk melakukan yang ia perintahkan.
Jimin berjalan mendekati tembok, "lihatlah! "
Hantu itu mulai menembus tembok, tetapi belum beberapa menit hantu itu telah kembali dan mendudukan dirinya di kursi belajar milik Yuri.
"Wah! Sekarang menghilang! " pekik Yuri dengan semangat.
Dalam hitungan detik Jimin menghilang seperti angin, Yuri membulatkan matanya.
"Sudahlah, kenapa kau menyuruhku melakukan itu? " tanya Jimin tiba tiba duduk kembali di samping Yuri.
"Hanya ingin tahu eh Jimin, mau lihat album keluargaku? " tanya Yuri dengan antusias.
Jimin hanya mengangguk setuju.
Yuri bangkit dari kasurnya dan berjalan ke meja belajar untuk mengambil album itu, albumnya cukup tebal sehingga membuat Yuri sedikit kesulitan dalam mambawanya.
"Ayo lihat bersama! "
Jimin menarik Yuri untuk duduk di hadapannya, "ayo. "
Yuri mulai membuka lembaran pertama, "ini saat bunda dan ayah menikah! "
"Bunda mu cantik, mungkin nanti saat kau di altar akan seperti ini! " komentar Jimin pelan.
"Nah ini aku waktu bayi, lucu bukan? " tanya Yuri menujuk sebuah foto anak kecil yang sedang berfose seperti model.
"Kau memang lucu apalagi saat memainkan bobby sangat menggemaskan! " jawab Jimin terkekeh kecil.
Yuri menatap Jimin tidak percaya, bagaimana Jimin tau soal Bobby karena Bobby adalah boneka Yuri waktu masa kecil dan boneka itu telah hilang. Bahkan Yuri tak pernah memberitahu soal Bobby ke Jimin, tetapi kenapa dia bisa tahu.
"Bobby? Kau tahu Bobby? " tanya Yuri menatap Jimin heran.
Wajah Jimin memucat, "aku melihat nama di bonekanya lihat! "
Tunjuk Jimin kepada sebuah foto anak perempuan yang tengah memeluk boneka beruang, "ini terukir di sini lihatlah! "
Yuri mengangguk pelan, "ini kakekku, ayah dari ibuku park-"
"Chanyeol! " potong Jimin menatap fotonya dengan tajam.
"Bagaimana kau tahu? " tanya Yuri kembali bingung akan ucapan Jimin.
Jimin tersenyum lebar, "Dia pengusaha terkenal bukan? "
Ya kakek Yuri memang pengusaha terkenal, tetapi dia telah pergi waktu Yuri berumur lima tahun.
"Tapi-mphhhh! "
Jimin mencium bibir Yuri dengan kasar, ia bahkan melempar album keluarga Yuri kelantai.
"Jimin! " pekik Yuri saat Jimin merobek pakaiannya.
Jimin hanya menatap Yuri penuh emosi dan nafsu, Yuri bingung ada apa dengan Jimin? Ini kali pertama Jimin berbuat kasar kepadanya.
Yuri terus memanggil Jimin untuk memberhentikan permainannya, tetapi Jimin bagaikan tuli tak mendengar suara Yuri yang ia dengar hanya desahan saja.
"Diam! " ucap Jimin membuat tanda di leher Yuri sampai membiru.
"Kyaa! "
Yuri memekik kesakitan, karena Jimin menggigitnya cukup kuat bahkan seperti dia tengah menghisap darah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil
Fantasy"Sebenarnya kau itu apa? Iblis? Hantu? Atau mungkin malaikat pencabut nyawa? " "Kastaku lebih tinggi daripada iblis dan hantu, aku akan membuat mulutmu sobek jika terus bertanya! " ©prkxxrara (Please don't copy my story)