TD - 22

433 21 5
                                    



***



"Tutupi pulau ini, jangan sampai siapapun bisa memasukinya! " ucap Jimin menatap sekeliling dengan mata elangnya.

Taehyung mendengus pelan, ia bosan mendapatkan tugas tugas yang begitu sulit dari Jimin. Bukan Taehyung tak bisa, hanya saja ilmu Taehyung belum sampai ke tahapan itu.

"Aku tak bisa, ilmuku belum sampai ke tahap itu! " jawab Taehyung dengan jujur.

Jimin memutar bola matanya malas, "Dasar metamorph! "

Taehyung tersenyum tipis, ia menatap Jimin dengan tatapan sendunya. Cukup lama Taehyung tak menggunakan ekspresi ini, karena seorang metamorph hanya memiliki dua ekspresi yaitu senang dan sedih. Ekspresi yang lain, itu hanya sebuah kebohongan dan manipulasi belaka.

"Kapan kau membunuhnya? " tanya Taehyung melirik Jimin.

Jimin terdiam, ia ingat tujuannya itu adalah membunuh Yuri. Tapi melihatnya kesakitan membuat Jimin ikut merasakannya, Jiminpun bingung ada apa dengan tubuhnya itu.

"Kenapa diam? Bukankah itu tujuanmu? " tanya Taehyung tersenyum miring.

"Belum saatnya! " jawab Jimin akhirnya membuka suara.

"Kau mencintainya? " tebak Taehyung, karena Jimin terus mengundur dan mencari alasan untuk tidak membunuh Yuri.

Jimin terdiam membisu, ia juga bingung dengan tubuhnya. Entah Jimin tak tahu apa yang ia rasakan, cinta? Atau hanya rasa iba? Tetapi benar benar Jimin tak ingin melakukannya sekarang.

"Ingat bangsa kita berbeda dengan manusia! Jatuh cinta dengan manusia adalah sebuah kejahatan, bukankah kau telah merasakan hukumannya? " ucap Taehyung menatap langit yang cerah.

Bayangan tentang hukuman yang Jimin terima di masa lalu tiba tiba terlintas di pikirannya, hukuman yang begitu kejam, menyakitkan, dan tak akan pernah Jimin lupakan.

Jimin meringis kesakitan, ia kembali merasakan sakitnya di siksa seperti dulu.

"Aku pergi! " ucap Jimin berjalan menjauhi gubuk tua itu.

"Jangan terus menghindar, kuatkan hatimu sudah terlalu lama kita membiarkannya hidup! " teriak Taehyung menatap punggung Jimin yang hilang di antara pepohonan.

***

Yuri terlelap dengan keadaan tubuh yang terikat, gadis itu sudah sangat lelah berada di sini. Setiap saat Jimin terus menyiksanya, melecehkannya, dan membuat banyak luka di tubuh Yuri. Tetapi setelahnya Jimin menyembunyikan dalam sekejap, kejadian itu terus terulang sehingga Yuri lelah dan ingin mati saja.

"Gadis bodoh! " ucap Taehyung menendang kursi yang Yuri duduki.

Yuri tidak membuka matanya, ia sudah malas melihat wajah Taehyung yang begitu mempesona.

Srett

Taehyung menggores silet ke punggung tangan Yuri, "buka mataku atau ku berbuat lebih dari ini! "

Yuri masih tak bergeming, ia masih setia menutup matanya mencoba tak mempedulikan Taehyung.

Senyuman menyeramkan menyunggingkan di bibir Taehyung, metamorph itu memeras jeruk lemon di atas luka Yuri.

Yuri meringis kesakitan, bagaimana tidak luka nya masih sangat basah bahkan darah segarpun masih mengalir. Tetapi Taehyung malah memeras lemon, hal itu membuat luka Yuri seratus kali lipat lebih sakit.

Gadis itu menyerah, ia membuka matanya dengan di ikuti air mata yang jatuh.

"Aku ingin bercerita, entalah ini penting atau tidak tapi aku ingin memberitahumu! " ucap Taehyung tersenyum lebar.

"Berhati hatilah dengan Jimin, " bisik Taehyung dengan sesekali meniup telinga Yuri.

Yuri menutup matanya, "Sebenarnya Jimin itu apa? "

Taehyung menjauhkan dirinya dari Yuri, bagaimanapun ia memiliki nafsu yang bisa saja meledak kapan saja. Taehyung tak ingin menyentuh Yuri tanpa seizin Jimin, bukan karena Taehyung takut hanya Jimin sudah sangat berjasa bagi kehidupannya.

"Hanya Jimin yang bisa menjawabnya, tapi aku akan menjawab tentang kenapa Jimin bisa terlihat oleh mu! "

Yuri menatap Taehyung dengan penuh minat, gadis itu begitu ingin tahu bagaimana bisa Jimin terlihat olehnya sedangkan yang lain tidak. Meskipun Taehyung tak ingin memberitahu Jimin itu makhluk apa, setidaknya Yuri bisa mendapatkan secercah harapan.

"Sejujurnya semua orang dapat melihat Jimin, karena ia terlihat seperti manusia seutuhnya. Tetapi dengan kekuatannya dia mengendalikan pikiran semua orang yang ada di sisinya, sampai mereka seperti tak melihat Jimin! "

Yuri membulatkan matanya, gadis itu membuka mulutnya ingin bertanya tetapi ia urungkan karena Yuri hanya ingin mendengarkan Taehyung.

"Kau ingat waktu itu Jungkook dan ibumu bisa melihat Jimin? " tanya Taehyung memutar ingatan Yuri tentang saat di cafetaria dan di depan rumahnya, "ya itu karena dia tak mengetahui mereka akan datang, makanya dalam detik itu juga dia pergi supaya tak membuatmu kebingungan. "

Yuri menganggukkan kepalanya mengerti dengan apa yang Taehyung ucapkan, tetapi rasanya Yuri masih tak percaya ada mahluk seperti mereka di bumi ini.

"Kenapa kau menceritakan ini semua? " tanya Yuri pelan.

"Kita telah bersama kurang dari dua tahun, aku juga memiliki hati meskipun tak sedermawan yang lain! " jawab Taehyung tersenyum tipis.

Yuri mengangguk pelan, tetapi Yuri tiba tiba teringat akan Jungkook. Apakah Jungkook juga makhluk aneh seperti mereka atau Jungkook hanya pria brengsek?

"Lalu Jungkook? "

"Ada apa dengan Jungkook-ah aku ingat dia menghamili Jessy? "

Taehyung menggelengkan kepalanya pelan, "Sebenarnya itu bohong! "

"Sejak SMP Jessy begitu menyukai Jungkook tetapi Jungkook malah tergila gila olehmu, kau ingat laki laki yang sering Jessy ceritakan? " tanya Taehyung seperti tau tentang semua hal.

"Itu Jungkook? " tebak Yuri yang teringat akan laki laki pujaan Jessy yang terus Jessy ceritakan kepadanya.

"Pinter! Jessy sering menggoda Jungkook tetapi ya dia tak tergoda karena dia telah amat sangat jatuh cinta dengan mu! " jelas Taehyung dengan jari menekan nekan luka Yuri. "lalu ku buat Jungkook mabuk dan tidur dengan Jessy tapi sialnya Jungkook malah pingsan dengan terus menyebut namamu! "

Yuri meringis kesakitan, ia melirik lukanya yang terus mengeluarkan darah. Tetapi Yuri kembali menatap Taehyung, sejujurnya Yuri bingung dengan penjelasan Taehyung.

"Kau bingung? Kau tahu Suga? Dia menyukai Jessy bahkan dia rela melakukan apapun demi berpacaran dengan Jessy! "

"Lalu? "

"Ya, Jimin memanipulasi otak Jessy dan terjadilah kejadian itu antara Jessy dan Suga tetapi Jessy kira itu Jungkook padahal Suga! "

Yuri menggigit bibirnya, bukan karena lukanya yang begitu menyakitkan. Tetapi Yuri merasa bersalah karena telah membenci orang yang salah, "Jadi Jungkook tak bersalah? "

"Sejujurnya tidak, " jawab Taehyung tersenyum lebar, "lukamu lucu boleh aku membakarnya? "



***

The Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang