TD - 13

503 23 5
                                    


***

Yuri mengurung dirinya di kamar, bagaimanapun dia sangat terpukul dengan kelakuan Jungkook dan Jessy. Yuri terus menangis meskipun sudah di hibur oleh Jimin, ya hantu tampan itu tidak suka melihat kesedihan di mata Yuri jadi dia selalu mencoba menghibur Yuri meskipun sering gagal.

"Yuri bagaimana kalau kita sekarang jalan jalan? " ajak Jimin tersenyum lebar.

"Kemana? " sahut Yuri menundukkan kepalanya.

Jimin menggaruk kepalanya pelan ia bingung apa yang Yuri inginkan sekarang, "Kemanapun kau mau! Jalan jalan, kuliner, ke sungai Han, atau mendatangi konser? "

"Kuliner? Kau tak bisa makan aku tak suka makan sendiri, sungai Han? Bosan aku malas ke sana banyak kenangan ku bersama laki laki sialan itu! Konser? Malas! "

Jimin mengerutkan dahinya, ia mencoba mendapatkan ide untuk mengajak Yuri pergi keluar dari kamarnya.

"Bagaimana kalau kita ke rumah sakit? Kau mengunjungiku? " ajak Jimin dengan antusias.

"Apakah boleh? " tanya Yuri semangat.

"Tentu nanti, nanti ku kenalkan dengan beberapa orang tapi ingat jangan jatuh cinta dengan mereka menatap pun tak boleh aku cemburu! " ucap Jimin mengerucutkan bibirnya.

Senyuman cerah mengembang di bibir Yuri, "baik ghost cute! "

"Bersiap siaplah! "

"Baik kapten! "

Yuri berlari ke kamar mandi, tetapi belum sempat Jimin mengikutinya ia telah berteriak memperingati Jimin.

"Ngintip, aku ngambek!!! "

***

Yuri menatap gedung rumah sakit yang begitu tinggi, "Hosei Hospital? Wahh kau dari keluarga kaya ternyata! Aku kira kau hanya berbohong! "

Jimin hanya tersenyum tipis, "ayo masuk! "

Yuri mengikuti langkah Jimin menuju ruang rawatnya, gadis itu belum pernah masuk ke dalam rumah sakit ini. Mata Yuri terbelalak karena melihat interior rumah sakit yang begitu nyaman dan indah, tiba tiba impian Yuri menjadi Dokter kembali muncul.

"Bagaimana kalau aku menjadi dokter? " tanya Yuri tersenyum lebar.

"Dokter? " dahi Jimin berkerut, "bukan apa apa ya tapi kau bisa melihat darah? "

Yuri menggelengkan kepalanya, dia ingat dia tidak bisa melihat darah lebih tepatnya dia tidak dengan darah terutama bau anyirnya itu. Ew!

"Aku di dalam! " tunjuk Jimin ke sebuah ruangan di ujung lorong.

Yuri menganggukkan kepalanya, "baik. "

Yuri membuka pintunya dengan perlahan, ia membulat saat melihat Jimin tengah berbaring di sana dengan alat alat di dalam tubuhnya. Rasa sakit menyeruak saat melihat itu, rasanya memilukan.

Yuri menatap hantu di sampingnya dan kembali menatap laki laki yang tengah berbaring, "aku berdoa kalian cepat bisa bersatu! "

Jimin tersenyum simpul, dia menarik Yuri untuk mendekati bangsalnya.

"Aku tampan bukan? " tanya Jimin menunjuk dirinya sendiri.

Yuri terdiam dia meraih tangan Jimin yang tengah berbaring, "cepatlah bangun, aku ingin melihat mu di kehidupan nyata! "

Si hantu tampan hanya terdiam, dia menatap punggung Yuri lekat.

"Ayo kita pulang! "

Yuri mengangguk pelan, "tapi aku lapar kita ke cafetaria dulu! "

Jimin hanya tersenyum tulus dan kembali menarik tangan Yuri untuk keluar dari ruangannya, hantu itu merasa sesak berlama lama berada di ruangan itu.

Mereka berjalan berdampingan, jika semua orang bisa melihat Jimin mungkin sekarang Yuri tak di tatap seperti Jomblo yang berjalan sendirian.

"Boba! " pekik Yuri saat melihat toko minuman yang begitu dia sukai, "kita ke sana saja! "

Yuri berlari memasuki cafe itu meninggalkan Jimin yang tengah tersenyum lebar menatapnya, rasanya Jimin merasakan sesuatu yang sudah begitu lama hilang di dirinya.

Yuri terus tersenyum, dia senang berada di cafe ini terutama bersama Jimin si hantu tampan.

"Yuri aku pergi dulu sebentar! " ucap Jimin berjalan meninggalkan meja Yuri.

Yuri hanya mengangguk pelan.

"Yuri! " ucap Jungkook duduk di tempat yang barusan Jimin duduki.

Yuri akan bangkit dari kursi tapi tiba tiba di tahan oleh tangan kekekar milik Jungkook, "kumohon jangan pergi! "

Yuri menepis tangan Jungkook, "pergi kau laki laki brengsek! "

"Yuri itu salah paham! "

"Terus? "

"Kau salah paham! Aku mohon dengarkan penjelasanku! "

"Aku tidak berbicara dengan laki laki brengsek! "

"Tadi siapa? " tanya Jungkook menatap Yuri kesal.

"Maksudmu? " tanya Yuri bingung dengan apa yang Jungkook maksud.

"Tadi kau duduk dengan seorang pria? Itu siapa? Pacar baru? " tanha Jungkook menaikkan nada bicaranya.

Yuri terdiam, ia mengingat ngingat siapa yang duduk bersamanya tadi tetapi hanya Jimin. Apakah Jungkook bisa melihat Jimin?

"Kalau iya kenapa hah? Masalah?" tanya Yuri berjalan meninggalkan Jungkook keluar cafeteria, sungguh Yuri sangat kesal terutama jika mengingat kesalahannya.

Yuri menaiki taxi, dia ingin segera pulang dan kembali menangis di rumah. Yuri masih benar benar patah hati karena Jungkook, laki laki Busan sialan.

"Kau kenapa? " tanya Jimin tiba tiba muncul di samping Yuri.

"Astaga! " teriak Yuri kaget.

"Ada apa nona? " tanya supir yang kaget dengan teriakan Yuri.

"Itu pak ada bis idol kesukaan saya! " jawab Yuri berbohong.

Sang supir hanya mengangguk pelan! dan kembali fokus ke jalanan kota Seoul yang ramai.

Yuri dan Jimin sepanjang berjalan hanya terdiam, mereka sibuk dengan pemikiran masing masing.

"Nona sudah sampai! " ucap sang supir tersenyum lebar.

"Ah begitu, ini uang nya pak! " ucap Yuri memberikan sejumlah uang kepada sang supir.

Yuri keluar dari taxi dan berjalan menuju rumahnya tetapi lengannya di tahan oleh Jimin, gadis itu menatap Jimin dengan tajam.

"Yuri aku ingin pergi menemui teman ku! " ucap Jimin dengan sedikit merengek.

"Hantu bisa punya teman? " tanya Yuri menggaruk-garuk kepalanya pelan.

"Ya bagaimana dengan manusia, kitapun sama halnya dengan manusia. Aku pergi dulu! " ucap Jimin mengusap pipi Yuri dan berjalan menjauh.

"Sayang siapa dia? " tanya bunda yang tiba tiba muncul di samping Yuri

"Hah? " tanya Yuri bingung dengan apa yang bundanya tanyakan.

"Itu laki laki! " jawab bunda menujuk Jimin yang sudah menghilang di pertigaan.

Yuri terdiam, dia mengingat pertanyaan Jungkook tadi. Beberapa orang bisa melihat Jimin, ada apa ini?

"Apakah Jimin bisa terlihat? " gumam Yuri tidak percaya.

***

The Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang