10. The Name

2.1K 201 11
                                    

Setelah hari begitu melelahkan sekaligus menyenangkan karena adengan anting itu, Nara memutuskan untuk langsung pulang lalu pergi kerumah Yerin dimalam hari dan menginap disana sambil menonton drama yang baru ia sukai semalam, karena besok dan lusa Nara libur bekerja.

Awalnya begitu namun semuanya berantakan ketika pria berbahu lebar yang berada disamping Nara ini menarik tangannya untuk masuk kemobil.

Nara pikir pria itu ingin mengantarnya pulang jadi Nara menerima saja saat Seokjin mengatakan "ikut dengan ku" tadi. Tapi nyatanya ini bukan arah pulang kerumah Nara, dan Nara rasa ini lebih jauh dari tempat tadi.

Selain staff, artis mereka pun juga diberi kebebasan untuk besok, mereka diperbolehkan pulang kerumah orang tua mereka dan meninggalkan dorm selama 3 hari sebelum mereka benar benar harus larut dalam kesibukan membuat album baru.

"Kita mau kemana?" Tanya Nara memberanikan diri setelah tadinya hanya diam.

"Ikut saja"

"Tapi aku harus pulang, ini sudah malam dan aku rasa ini bukan jalan pulangnya" ucap Nara cemas

Seokjin tersenyum tipis. "Hei tenanglah, kau bersama artis besar sekarang, aku tidak mungkin membunuhmu seperti penculik difilm action"

"Bukan begitu, hanya saja ayahku tidak tau kalau aku akan pulang larut malam, aku tidak ingin membuatnya cemas"

"Telpon lah sekarang, katakan kalau kau akan pulang besok"

Nara terkejut dengan mata yang melebar. "Besok?"

"Iya besok, kita akan menginap malam ini, tempatnya jauh tidak bisa langsung pulang jika sudah sampai" ucap Seokjin santai.

Sontak Nara langsung menolak. "Aku tidak mau ikut! aku mau pulang saja kerumah!" Ucapnya berteriak

Seokjin tampak terkejut dan memelankan laju mobilnya untuk menepi kepinggir hingga akhirnya berhenti.

"Ini sudah jauh Nara, kalau pulang kita akan sampai sekitaran jam 11, aku tidak enak jika mengantarmu tengah malam begitu" ucap Seokjin lembut, dan ya Nara sempat terkagum kagum dengan sikapnya barusan, namun tak berlangsung lama.

"Lalu? Apa biasa saja bagimu jika mengantarku di keesokan harinya? Kalau tau begini aku lebih baik pulang bersama staff saja, aku bahkan tidak tau kita akan kemana, kau sama sekali tidak mengatakan apapun tentang itu, kau hanya--,"

"Syuttt!". Seokjin menutup mulut Nara dengan jari telunjuknya. Dan spontan membuat Nara terdiam,menatapnya tanpa berkedip.

"Kita akan kerumah orang tua ku" ucap Seokjin sambil menurunkan tangannya.

Nara bukan tipe gadis yang mudah dilunakkan, Akal Nara masih sehat meskipun mudah luluh jika orang itu Seokjin. Ia bertanya lagi untuk memastikan. "Kenapa kau mengajakku?"

Seokjin menjawab dengan senyuman. "Karena kau coordi noonaku, mungkin kita bisa saling mengenal, Aku ingin ada teman bicara diperjalanan, lagipula kau libur kan?"

Teman, Nara menggaris bawahi kata itu.

"Seharusnya kau bilang dulu tadi" ucap Nara.

"Maaf" ucap Seokjin kemudian tertawa.

*******

Selama diperjalanan, Nara tertidur, Pilihan Seokjin untuk mengajak Nara sebagai teman berbicara di mobil seharusnya harus ia sesali. Tapi pria itu malah menatap Nara yang sedang tertidur sambil tersenyum. Mereka sudah sampai, namun Seokjin masih belum membangunkannya.

Setelah merasa cukup Seokjin menepuk bahu Nara beberapa kali, biasanya jika orang yang tetidur dimobil disentuh saja akan mudah sadar, tapi Nara tidak,butuh beberapa kali tepukan untuk membuat gadis itu membuka matanya.

Seokjin tersenyum heran "Astaga, nyenyak sekali dia tidur, Yak!! Nara-ah, kita sudah sampai, bangunlah"

Nara mengerjapkan matanya. Dan membenarkan posisi duduknya dalam posisi tegak.

"Kau sedikit sulit dibangunkan" ucap Seokjin

"Maaf"

Seokjin hanya membalas Nara dengan senyuman lalu keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk gadis itu.

Nara tertegun saat Seokjin membungkukkan badannya yang tadinya diluar mobil dan memasukkan setengah badannya untuk membuka sabuk pengaman yang Nara pakai.

Meskipun tidak ada tatapan seperti difilm romantis tapi itu sukses membuat Jantung Nara yang baru bangun tidur sudah harus bekerja keras karena adegan mengejutkan ini.

"Ayo turun" ajak Seokjin

"Apa tidak papa aku masuk?" Tanyak Nara, selain gugup, Nara masih tidak percaya akan bertemu orang tua Seokjin, meskipun tidak dalam rangka apa apa tetap saja aku tidak bisa tenang, Nara juga merasa tidak nyaman.

"Kenapa memangnya?" Tanya pria itu.

Nara tidak menjawab matanya hanya terus melihat kearah rumah yang pintunya masih tertutup itu sambil berpikir. Mungkin Seokjin sering membawa staffnya kesini.

"Sudahlah ayo masuk, diluar dingin". Seokjin menarik tangan Nara dan menggenggamnya sampai didepan pintu rumah, barulah ia lepaskan saat ia ingin mengetuk pintu.

Tok tok tok...

"Tunggu sebentar" ucap seorang wanita dari dalam sana, yang Nara yakini bahwa itu adalah ibu Seokjin.

Nara terus meremas roknya dengan tangan karena gugup, ingin rasanya berteriak kegirangan sekarang. Tapi juga gugup rasanya.

Beberapa saat kemudian pintu terbuka menampilkan sosok wanita cantik dengan pakaian tidurnya. Nara takjub sendiri sekarang ternyata kecantikan ibu dari pria disampingnya ini memang nyata. Dan Nara yakin visual sempurna Seokjin diturunkan dari ibunya.

Seokjin membuat privasi tinggi untuk orang tuanya bahkan untuk sekedar tau namanya saja hal itu sangat sulit. Dan bertemu langsung dengan orang tuanya adalah hal yang tak pernah Nara bayangkan sebelumnya, mungkin pernah tapi itu disertai dengan khayalan gila yang jika dijelaskan akan sangat menjijikan.

"Eommaaa" Seokjin memeluk ibunya manja begitu juga sebaliknya. Menggemaskan.

Setelahnya Mata wanita itu tertuju pada Nara dan menatapnta bingung "Eoh? Siapa yang kau bawa ini?". Tanyanya pada Seokjin.

Nara tersenyum ramah kemudian membungkukkan badannya untuk memperkenalkan nama "Annyeong Haseyo, Jeoneun Shin Nara Imnida, aku staff dari big.Entertainment"

"Nama mu Nara? Wow nama yang bagus" ucap ibu Seokjin sambil mengusap kepala Nara.

Seokjin tersenyum tipis. "Bagus karena itu juga nama eomma kan?"

♡♡♡♡♡♡♡

The Sky ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang