Seokjin pulang ke dorm bangtan untuk beristirahat, namun seluruh member kecuali Jimin sudah menunggunya diruang tamu untuk membicarakan sesuatu.
"Ah itu dia" Jungkook antusias
"Hyung, ayo duduk disini" ajak Taehyung lembut.
Seokjin hanya menurut, ia duduk diantara mereka, mengelilingi meja bulat didepannya. Namjoon membuka suara. "Kami perhatikan akhir akhir ini kau sangat berbeda hyung"
"Iya, kau pergi pagi dan pulang larut malam, manager bahkan berkali kali menelponmu tapi kau selalu mematikan ponsel jika pergi" tambah Taehyung
"Hyung, sebenarnya ada apa?" Tanya Jungkook khawatir
Seluruh teman temannya mengkhawatirkan Seokjin yang memang akhir akhir sering terlihat berbeda, penyebabnya adalah Nara, ia bahkan tidak tidur dengan cukup di dorm, itu di perhatikan oleh Yoongi yang sering tidur larut malam karena mengerjakan lagu.
Seokjin menghela nafasnya berat. "Gwaenchanha, apa Jimin masih di busan?"
Jungkook mengangguk. "Ia akan kembali minggu depan"
Namjoon memperhatikan Seokjin lebih dalam. "Aku tau kau tidak sedang baik baik saja, kita sudah bertahun tahun tinggal bersama, sangat terlihat jika ada sesuatu yang berbeda"
"Kita ini sahabat, saling bertukar cerita dan pendapat, jadi ceritakan saja masalah mu" Ucap Hoseok
"Pasti karena gadis itu lagi" Yoongi menyaut ketus.
Seokjin menatap Yoongi dengan tajam. "Apa maksudmu?"
Yang lain saling menatap kaget, jarang Seokjin memberikan respon seperti itu.
"Naega Waeyo?" Ucap Yoongi heran.
Seokjin tersenyum miring. "Kau berbicara seolah Nara adalah penyebab masalah, itukan maksudmu?
"Hyung" tegur Seokjin yang merasakan Seokjin terlihat berbeda dari biasanya.
Yoongi sedikit terkekeh dengan sikap Seokjin yang jadi sensitif itu. "Hyung apa yang kau bicarakan"
"Aku ingin istirahat" ucap Seokjin singkat kemudian beranjak menuju kamarnya.
Seokjin menghela nafasnya, ia termenung beberapa saat memikirkan apa yang terjadi, ia terlihat sangat baik baik saja didepan Nara dan keluarganya, tapi jika sedang sendirian ia lebih banyak termenung sambil memegang pelipisnya yang selalu terasa berat, sama hancurnya dengan Nara dan sama tak terimanya dengan takdir yang merumitkan kisahnya, padahal kisah mereka baru saja ingin mulus, tapi sudah didatangkan masalah, yang bahkan tak pernah dibayangkan akan seberat ini.
Meskipun begitu, tak sedikitpun terlintas dipikiran Seokjin untuk meninggalkan Nara, sama yang seperti yang dikatakannya pada gadis itu, tidak ada satu hal pun yang dapat merubah cintanya. Seokjin terlalu mencintai gadis itu, sehingga melihatnya meneteskan airmata saja membuatnya sangat terluka.
Ponselnya berbunyi, membuatnya langsung mengeluarkan benda itu dari saku celananya, dan langsung menggeser tampilan hijau dilayar persegi miliknya.
"Nee?"
"Datanglah kerumahku, aku baru membuat sup kacang kedelai dan masih hangat, kau harus mencicipinya" ucap seorang wanita disebrang sana.
"Mianhae, aku sedang malas untuk keluar"
"Oh jadi kau menolak ajakan sahabatmu dihari libur?"
"Reya, mengertilah"
"Iya iya, memang selalu kau yang harus dimengerti, aku tidak" ucap Reya sedikit kesal, bagaimana tidak? Ajakannya ditolak dengan alasan malas. Salahkan Seokjin yang tidak mengatakan alasan sejujurnya, jika Seokjin cerita sedikit, Reya pasti paham.
"Tunggu, jangan tutup dulu" ucap Seokjin tiba tiba
"Kenapa?"
Seokjin tampak berpikir sejenak, keheningan terjadi selama beberapa detik hingga Reya kembali membuka suara.
"Gwaenchanha Seokjin-ah, aku tidak akan marah karena kau malas datang keru--,"
"Apa rumahmu sepi?" Ucap Seokjin menyela dengan cepat.
"Eoh?"
"Kau sendirian dirumah?"
"N-nee, wae?"
"Baiklah, aku akan kesana" ucap Seokjin langsung menutup telpon dan kembali pergi meninggalkan kamar yang bahkan belum sepuluh menit ia berada disana.
*****
Saat Nara bangun Seokjin sudah tidak lagi mendekap tubuhnya, Nara mengerjapkan matanya, melihat kearah meja disamping tempat tidurnya, masih terdapat sepiring bulgogi yang tadi seingatnya Seokjinlah yang membuatnya.
Ia meraih piring itu dan memangkunya, Nara menatapnya lama sebelum akhirnya menyantap bulgogi yang sudah dingin itu sambil tersenyum.
Dan disuapan keempat senyum itu menghilang, Seketika Nara meneteskan airmatanya, ia baru saja bangun tidur dan sudah menangis lagi. Kali ini bukan untuk menyesali apa yang sudah terjadi atau hal semacamnya. Melainkan tentang Seokjin, ia merasa bersalah karena sudah bersikap seolah hanya dirinya yang hancur disini, Nara sangat tersentuh mengingat bagaimana Seokjin memperhatikannya dan keluarganya selama ini.
Bahkan sebelumnya Nara juga sempat menangis, saat ia mendengar percakapan Seokjin didapur bersama ayahnya setelah bubur buatan Seokjin ditolaknya waktu itu, ia tak sengaja mendengar, karena setelah Seokjin keluar dari kamarnya ia ingin kekamar mandi untuk mencuci wajah, tapi saat sampai dipintu ia mendengar semuanya meskipun pintu kamarnya belum sempat terbuka.
Karena itulah saat Seokjin masuk membawakan bulgogi untuknya ia langsung menangis, ia sangat tak habis pikir kenapa Seokjin masih sangat mencintainya. Ia mengeluarkan semua yang mengganjal dihatinya dan menangis dalam pelukan pria itu, hingga akhirnya tertidur.
Cara Seokjin berjuang untuk menghiburnya menjadi tamparan keras bagi Nara bahwa ia tak seharusnya terus terusan terpuruk, ia harus bangkit, banyak orang yang mencintainya, dan banyak pula yang harus ia bahagiakan.
Nara mengelap kasar tetesan airmatanya, dan kembali melahap bulgogi itu dengan tenang.
"Shin Nara, tak perlu ada lagi tangisan" Nara bermonolog menyemangati dirinya sendiri.
Sehabis makan, ia membawa piring itu kedapur untuk dicuci, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, semuanya sudah tidur. Chanhyung bahkan sudah berada dikamarnya.
Nara harus menyakinkan dirinya yang mudah goyah itu untuk semangat dan kembali tersenyum.
"Nara-ah fighting" ucapnya semangat ditengah malam.
-----
NARA UDAH MULAI SMANGAT NIH GUYS😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sky ✔
Fanfiction-MATURE⚠️ (completed) Apakah penggemar yang menjadi staff diagensi idolanya itu termasuk kenekatan? Atau malah keberuntungan? Gadis bernama Shin Nara akan menjawabnya. Nara tak hanya menyukai idolanya sebagai fans, perasaannya lebih dari itu, ia san...