Nara dan Seokjin berjalan bersampingan, ia mengenakan kacamata dan masker hitamnya serta topi untuk menutupi identitasnya ditempat umum, ingat pria disamping Nara ini adalah artis dunia.
Jalanan disini lumayan sepi, Nara yakin ini jauh dari seoul mengingat perjalanan ketempat ia mengambil gambar semalam saja jauh, apalagi ini.
"Kau suka bajunya?" Tanya Seokjin
"Tentu, ini pas ditubuhku"
Seokjin tersenyum. "Karena kalian sama sama gemuk" ucapnya
"Hei, aku bahkan jauh dari kata gemuk!" Ucap Nara protes
Pria ini tersenyum remeh, "Lalu? Kurus? Kurasa tidak"
"Aku sex-sihh" ucap Nara menggoda lalu berjalan lebih dulu darinya, bisa dilihat Seokjin tampak tercekat karena saat Nara mengatakan hal itu tadi, Nara memajukan sedikit wajahnya ketelinga Seokjin.
Nara merasa tak terika dikatai gemuk meskipun tidak secara langsung, Seokjin juga mengatai ibunya kalau begitu, padahal ibunya sangat bodygoals, Seokjin memang tak mengerti. Pikir Nara
Belum lama Nara memimpin perjalanan, Seokjin meraih bahu kirinya, agar jarak mereka sejajar saat berjalan.
"Jangan mengatakan seksi seksi lagi jika kau tidak ingin gemuk benaran" ucap Seokjin santai
"Maksud mu?" Nara menatapnya bingung tanpa menghentikan kakinya untuk terus berjalan.
Seokjin menoleh kearah Nara. "Jangan buat aku menjelaskannya Nara" ucapnya sambil menaikkan alisnya kemudian mengalihkan pandangannya agar lurus kedepan.
Aneh, adalah satu kata yang muncul diotak Nara saat ini, Naea sama sekali tidak bisa mencerna apa yang Seokjin katakan, sungguh, bagi Nara ini bagaikan sebuah kode markas yang tidak bisa diketahui kecuali diberi tahu langsung oleh sipemilik. Gadis itu memilih diam dengan kebingungannya, sedangkan Seokjin masih terkekeh ringan bahkan saat sudah tidak melihat Nara
Apanya yang lucu.
Dasar Gila, Gila tapi tampan.
Setelah beberapa belas menit berjalan mereka sampai disebuah toko perhiasan yang masih terlihat sepi, dan tanpa aba aba Seokjin menarik tangan Nara untuk masuk kedalam sana.
Seokjin langsung menuju bagian dimana kalung banyak diletakkan, matanya masih menyisir seluruh kalung yang terletak indah dipajangan patung berbentuk leher.
"Selamat datang tuan, silahkan pilih sesuai selera anda" ucap karyawan itu ramah.
"Kau suka yang mana?" Tanya Seokjin tanpa melepaskan pandangannya dari kalung kalung itu. Ia masih memakai masker dan topinya. Meskipun tempat ini tak terlalu ramai, Seokjin tetap tak ingin ada yang mengenalinya. Sangat beresiko mengingat dia pergi bersama Nara.
"Eoh?" Nara tak begitu mendengar ucapan Seokjin.
Seokjin menoleh kearah Nara. Dan mendekat. "Kalungnya, kau suka yang mana?"
"Kau ingin membelikanku?" Tanya Nara malu malu
Seokjin menggelengkan kepalanya dan berbicara santai "tidak, aku ingin memberikannya untuk ibuku"
Nara berkedip tak percaya, antara malu karena terlalu percaya diri dan kesal karena Seokjin yang begitu menyebalkan. Bahkan karyawan di toko inipun sepertinya sedang mentertawai mereka.
"Yang itu saja, rantainya tipis dan tidak terlalu mencolok, terkesan lebih sederhana namun mewah" ucap Nara menunjuk kalung yang benar benar menurutku paling bagus
"Itu terlihat Elegan?" Tanya Karyawan wanita itu ramah.
Nara mengangguk mantab. "Apalagi kalau ditambahkan buah kalung berbentuk kupu kupu"
Karyawan itu pun tersenyum. "Kau bisa kesini nona, lihatlah beberapa buah kalung terbaik ditoko kami" ucapnya ramah
Tak hanya Nara, Seokjin juga bergeser mengikuti arahan karyawan itu untuk melihat buah kalung terbaik-katanya.
"Yang itu?" Tanya Seokjin sambil menunjuk
"Jangan itu tidak cocok dengan rantainya, pilihlah yang tidak terdapat permata diatasnya oppa"
"Mana aku tau itu ada permatanya, aku hanya melihat kupu kupunya berwarna" protes Seokjin
Sudah salah, protes lagi!
"Warna itulah permatanya, coba kau lihat lebih dekat, ada permata kecil disana" ucap Nara tenang
Seokjin menghela nafas. "Baiklah baiklah, wanita mana mau salah"
Sementara karyawan toko yang merupakan seorang wanita itu hanya terkekeh ringan melihat mereka berdua yang sebenarnya termasuk definisi dari orang aneh. Mungkin karyawan toko itu bukan seorang penggemar, karena jika penggemar pasti ia akan mengetahui kalau itu Seokjin.
"Bagaimana kalau yg ini?" Nara menunjuk pada buah kalung kupu kupu tanpa hiasan apapun diatasnya, bentuknya polos tanpa dipoles pernak pernik apapun
Seokjin mengangguk malas.
Karyawan toko itupun mengambil rantai kalung yang tadi sudah Nara pilih untuk disatukan dengan buah kalung ini.
"Ini nona" ucapnya memberikan kalung lengkap dengan buahnya.
Nara mengambil nya dengan tersenyum puas, sangat indah. "Baguskan?" Tanyanya pada Seokjin
Tiba tiba pria itu merampas kalung dari tangan Nara, memajukan tubuhnya dan menautkan kalung itu dileher Nara tanpa memberi aba aba. Posisi kepalanya yang miring untuk memasang pengait dibelakang leher gadis itu, membuat Nara terkejut bukan main.
Bahkan setelah Seokjin selesaipun Nara masih berusaha menetralkan diri dengan menelan ludah.
"Hmmmm" Seokjin tampak menilai. "baiklah aku ambil yang ini"
"Baik tuan, nona bisa anda lepas dulu? Kami ingin melihat kadar emas nya" ucap Karyawan itu
Nara pun menggerakkan tangannya kebelakang untuk membuka pengaitnya. Sekitar beberapa detik ia terus berusaha, namun nyatanya pengait itu terlalu kecil, Nara hanya mengira ngira dalam membukanya, kalau ia melihatnya mungkin akan mudah.
"Sini" Seokjin menarik Nara kemudian memutar tubuh gadis itu dengan tangannya, Seokjin menggeser rambut panjang Nara kedepan untuk memudahkannya membuka kalung itu.
Sesak seolah sulit untuk bernafas. Itulah yang Nara rasakan, terlebih saat tangan Seokjin menyentuh kulit dilehernya. Degub jantung Nara sudah tak karuan sekarang. Jika saja toko ini ramai, mungkin orang orang akan melihat Nara dengan tatapan "kenapa gadis itu?", Karena Nara yang terlihat aneh. Untung saja sepi
Setelah membayar Nara dan Seokjin keluar dari toko itu, tentu saja keluar, Untuk apa berada disana terus.
"Kau tunggu disini!" Ucap Seokjin tiba tiba kemudian masuk begitu saja kedalam toko itu lagi
Entah kenapa pria ini suka sekali melakukan sesuatu secara tiba tiba.
♡♡♡♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sky ✔
Fanfiction-MATURE⚠️ (completed) Apakah penggemar yang menjadi staff diagensi idolanya itu termasuk kenekatan? Atau malah keberuntungan? Gadis bernama Shin Nara akan menjawabnya. Nara tak hanya menyukai idolanya sebagai fans, perasaannya lebih dari itu, ia san...