-MATURE⚠️ (completed)
Apakah penggemar yang menjadi staff diagensi idolanya itu termasuk kenekatan? Atau malah keberuntungan? Gadis bernama Shin Nara akan menjawabnya.
Nara tak hanya menyukai idolanya sebagai fans, perasaannya lebih dari itu, ia san...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*serius bgt mukanya... bayangin deh kalau Seokjin marahh karena sesuatu yang bikin dia gak bisa nahan emosinya, sampai ngancurin barang gitu. Serem kali ya😨
.
Oke skip, wkwkwk . Baca pelan pelan ya guys... jgn buru buruu, Happy reading guys, enjoy 😘 vote komennya yuk ramein♡ . . .
Dengan nafas yang terrengah, amarah yang meledak ledak, Seokjin meremas rambutnya kasar, meskipun semuanya masih belum bisa dikatakan jelas bahwa Dong gu adalah pelakunya, Seokjin rasanya sudah ingin mematahkan leher pria itu.
Reya menenangkan Seokjin dengan mengajaknya kembali ke mobil.
“kau harus tenang dulu jin, kita hampir selesai, hanya tinggal bertemu dengan Dong gu dan menanyakan semua ini, sekarang kau tunggu disini, aku harus kembali ke toko itu dan menyelesaikan beberapa hal, mereka pasti kebingungan”
Seokjin mengangguk.
Reya pun meninggalkannya didalam mobil, ia harus mengurus yang ditoko itu pula, beberapa dari mereka adalah penggemar, Reya tidak ingin membuat mereka berspekulasi yang aneh aneh, jadi Reya mengatasi semuanya dengan bijak, ia kembali kedalam dan mengatakan bahwa mereka memiliki masalah pribadi, sedikit lama mereka berbincang didalam. Reya juga menjanjikan bahwa Seokjin pasti akan kembali lagi kesini untuk memberikan tanda tangan asal mereka bersedia menyimpan rekaman itu dan menutup mulut untuk sementara kalau Seokjin pernah datang ke toko itu.
Seokjin menelpon nomor salah satu kepala staff diagensinya. “hallo, kirimkan padaku semua data diri staff yang sudah keluar dalam waktu setahun terakhir dalam bentuk email”
“untuk apa?”
“jangan banyak tanya, berikan saja!” bentak Seokjin, terdengar menyeramkan dan sukses membuat lawan bicaranya ditelepon gemetar karena tak pernah dibentak oleh pria itu.
“b-baiklah”
Reya kembali, ia membuka pintu dibagian dimana Seokjin duduk, dan menginstruksikan Seokjin untuk keluar dari mobil
“apalagi Reya?” tanya Seokjin malas
“biar aku yang menyetir, kau terlihat sangat menakutkan, aku tidak bisa menjamin apakah kau masih bisa waras saat mengemudi nanti” ucap reya.
Seokjin menaikkan maskernya, segera keluar dan mengitari mobil sebelum akhirnya duduk dikursi samping pengemudi.
“kenapa kau pakai id card agensi?” tanya Seokjin saat baru tersadar reya mengenakan itu dilehernya.
