22. Worried

1.7K 162 21
                                    

Nara berlari menuruni tangga dari lantai atas kebawah untuk segera pergi dari tempat ini, perasaan kecewa menyelimutinya sejak ia mendengar apa yang dibicarakan diruangan itu. mendengar Seokjin mengucapkan bahwa dirinya masih memiliki pacar membuatnya sangat tersakiti.

Seokjin tampak mengejarnya dibelakang tapi karena berlari ditangga adalah kelebihan Nara membuat gadis itu berada lumayan jauh dari jangkauan Seokjin.

"Nara, tunggu" Seokjin terus memanggil Nara namun gadis itu sama sekali tak merespon.

Saat sampai dilantai bawah Nara langsung berlari sangat kencang karena ia tau Seokjin sedang berusaha mengejarnya, untuk saat ini bertemu dan melihat wajah Seokjin rasanya tak mampu ia lakukan, ia tidak ingin mendengar penjelasan apapun karena baginya yang ia dengar langsung dari mulut Seokjin secara diam diam tadi sudah sangat jelas.

Orang orang yang melihat mereka berlarian pun tampak kebingungann. Berbeda dengan Dong Gu yang malah memanggil dan menahan Seokjin, membuat pria itu berhenti karena genggaman dilengannya. "Jin-ah, jangan pergi".

"Aaaaishh lepaskan aku" ucap Seokjin menepis lengan Dong Gu, namun dengan cepat Dong Gu berada didepan Seokjin dan menghadangnya.

"Jangan mengejarnya, banyak sekali wartawan dan media kelaparan yang menunggumu diluar, kau mau karirmu gelap?"

Seokjin menjawab dengan angkuh. "Aku tidak peduli soal itu!"

"Tapi kau harus pedulikan teman temanmu"

Mendengar kata teman teman yang diucapkan Dong Gu membuatnya terdiam, Seokjin kemudian mengacak rambutnya, kesal dengan semua ini. Dengan terpaksa ia harus membiarkan Nara pergi begitu saja, ia akan menemui gadis itu malam nanti, pikirnya.

Seokjin memilih untuk meninggalkan Dong Gu dan kembali naik kelantai atas, bukan untuk kembali keruangan tadi melainkan ke ruang pribadinya.

Langkah langkah cepat Seokjin membuatnya sampai didepan ruangan dengan bagian atasnya terdapat nama lengkapnya, bukannya masuk ia malah berdiri diambang pintu, hening beberapa detik sebelum akhirnya ia memukul pintu kayu yang tebal itu dengan tangannya, beberapa kali ia lakukan sehingga tangannya memerah. Seokjin merasa dirinya sangat pengecut karena disaat ia menciptakan masalah ia tidak bisa mempertanggung jawabkannya, bahkan untuk mengejar Nara, menahan dan menjelaskannya saja ia tidak bisa.

Seokjin terus memukul pintu itu, karena tidak ada yang melihat memudahkannya untuk terus berada dalam amarah kekesalannya. Ruangan Seokjin berada didalam sebuah ruangan besar yang didalamnya disekat lagi menjadi 7 bagian, bagian bagian itulah yang menjadi ruangan para member Bangtan, sehingga meskipun ia berada diluar pintu tidak ada yang melihatnya karena pintu utamanya tertutup.

Namun, ah tidak, kalimat untung saja lebih tepat digunakan ketimbang namun karena Reya tiba tiba masuk dan menghentikan Seokjin yang sedang menyiksa tangannya itu.

"Yak! Apa yang kau lakukan!" Ucap Reya sambil menahan lengan Seokjin, meskipun wanita tenaganya lumayan kuat.

"Keluar kau!" Bentak Seokjin,

Bentakkan Seokjin sama sekali tak mengentarkan Reya, malah membuat gadis itu marah "dasar bodoh! Kalau terus menyiksa tanganmu seperti itu siapa yang akan menggenggam tangan Nara disaat ia terpuruk seperti saat ini?"

Reya mendorong tubuh Seokjin seolah sedang melakukan pembulian antara Senior dan Junior disekolah menengah atas. "Aku melihatmu dan Dong Gu dibawah tadi, aku mendengar percakapan kalian, dan Aku pikir kau naik keatas untuk mengambil masker topi mu untuk menyusul Nara, tapi kau malah melakukan hal tak berguna seperti ini, dan lihat! TANGANMU BERDARAH! Aaaish jjinja!"

Seokjin melirik tangannya, ia baru merasakan sakitnya sekarang.

Reya memasukkan tangannya ke saku celana Seokjin untuk mengambil kunci ruangannya, dan membuka ruangan itu dengan cepat. Reya mengambil masker dan topi serta kacamata yang tersedia dilaci meja ruangan itu. Ia terlihat hafal akan letaknya, karena memang Reya staff lama dan Makeup Artist pribadi Seokjin. Jadi wajar saja.

Reya memberikannya benda benda itu ke Seokjin. Tanpa basa basipun Seokjin dengan cepat memakainya dan pergi meninggalkan Reya setelah ia mengucapkan terima kasih dengan singkat dan cepat.

Gadis bernama lengkap Jung Ri Hya yang dikenal dengan nama Reya itu tersenyum tipis sambil melipat tangannya didada melihat kepergian Seokjin yang terburu buru. Beberapa detik kemudian Reya menggelengkan kepalanya sambil tertawa singkat seolah sedang mentertawakan dirinya sendiri dan berkata.

"Kau tidak akan pernah mendapat balasan cinta darinya Reya"

*******

ini cast buat si Neng Reya bayangin aja secantik ini😂🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini cast buat si Neng Reya bayangin aja secantik ini😂🤣

The Sky ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang