Dong gu berjanji untuk menebus kesalahannya, dan bahkan ia rela berlutut dikaki Nara meskipun ia tau Nara tidak akan memaafkan, Seokjin menyeretnya masuk kemobil, Reya mengikuti dibelakangnya, tak berani menolak, Dong gu pasrah saat kerah bajunya ditarik paksa oleh Seokjin yang menyeretkan.
Reya duduk dibelakang, tepat disamping Dong gu, sedikit ciut nyalinya untuk duduk disebelah Seokjin saat ini, sehingga ia memilih duduk disana. gadis itu tampak sedang memikirkan sesuatu, gusar sendirian, sampai akhirnya ia tidak tahan dan menanyakannya langsung.
“Seokjin-ah, apa kau percaya ucapan Donggu?”
“kenapa memangnya?”
Reya melirik Dong gu dengan tatapan tajam, kemudian menoleh ke Seokjin. “kenapa Nara bisa hamil kalau ini hanya direkayasa? Yak!!--,”
Mendadak Seokjin menghentikn mobilnya dengan menginjak rem begitu dalam, ia termenung sesaat tanpa memperdulikan Reya yang sedang memakinya dibelakang, pikirannya berusaha menjawab pertanyaan reya, namun nyatanya ia tak menemukan jawabannya, ia tau dan mengenal seperti apa Nara, tidak mungkin gadis itu melakukannya dengan pria sembarangan.
“Sumpah, kami sama sekali tak melakukannya” ucap Dong gu membela diri.
“lalu kenapa Nara hamil huh? Kau pikir bermain sendiri bisa menyebabkan kehamilan?!” Tanya reya sedikit membentak.
“ya tuhan, kumohon percayalah! Kalian bisa melakukan tes apapun untuk membuktikannya, jika aku melakukannya tidak mungkin aku berani menyuruh kalian melakuka--,”
“diam! Kau tidak diizinkan bicara lagi sebelum kita menemui Nara!” bentak Seokjin. Kemudian kembali melajukan mobilnya.
Jangan tanya apa yang ada dipikiran Seokjin, semuanya abu abu, tak jelas, sama sekali tak bisa dipercaya sepenuhnya, Seokjin ingin percaya pada Dong gu tapi fakta kembali mengingatkannya pada kondisi dimana Nara sedang hamil, dan untuk percaya pada Nara pun ia mulai ragu, secinta cinta nya orang, tidak mungkin santai saja mengetahui pacar hamil tanpa sebab , bisa jadi nyatanya Nara berkhianat, melakukannya dengan orang lain dan kebetulan nasib malang menimpa, jadi sekalian saja dikaitkan.
Seokjin menggelengkan kepalanya, ia mengutuk segala pemikiran logis yang mendadak muncul itu, mana mungkin Nara berkhianat dengan sengaja, lagipula Nara juga tidak tau kalau semua ini hanya rencana Yerin, Nara tidak tahukan kalau semuanya rekayasa?
Setelah sampai, pria itu mengetuk pintu rumah Nara, berkali kali, namun tak menemukan jawaban, sampai akhirnya ia menelpon Nara, dan tidak juga mendapatkan jawaban, Reya ikut andil dalam mengetuk pintu itu, dan menyentuh gagangnya, sudah jadi kebiasaan Reya jika bertamu kerumah orang, ia selalu menggunakan tangan yang satunya lagi untuk memegang gagang pintu, sambil menekannya sedikit.
“eoh? tidak dikunci” kaget Reya saat pintu langsung terbuka
Seokjin segera masuk, untuk memeriksa, ia kenal bagaimana Nara, ada atau tiada gadis itu dirumah, Nara selalu mengunci pintu.
Mendadak ponsel Seokjin berdering, ia mengkerutkan dahinya saat membaca sipenelpon itu. Nara menelponnya.
Dengan cepat langsung mengangkat dan menempelkan benda pipih itu ditelinganya. “ya hallo Nara?”
“kumohon kesini cepat!” ucap Nara histeris, disertai isak tangis yang tertahan.
Spontan Seokjin langsung panik. “ada apa Nara”
“a-aku dirumah sakit, kumohon cepat datang”
“Nara tenang ya, katakan dengan jelas, kau kenapa? Rumah sakit mana?” ucap Seokjin lembut.
“rumah sakit chan oppa” ucap Nara tak jelas
“baiklah, tunggu disana, kalau ada kursi tolong duduk dulu, jangan panik, tenang ya aku akan kesana” Seokjin memilih untuk langsung berlari keluar dan diikuti oleh Dong Gu juga Reya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sky ✔
Fanfiction-MATURE⚠️ (completed) Apakah penggemar yang menjadi staff diagensi idolanya itu termasuk kenekatan? Atau malah keberuntungan? Gadis bernama Shin Nara akan menjawabnya. Nara tak hanya menyukai idolanya sebagai fans, perasaannya lebih dari itu, ia san...