Setelah Nyonya Kim dan Jun singgah kerumahnya, Nara langsung membereskan piring dan gelas kotor itu didapur, mencucinya hingga bersih sambil bersenandung.
Suaranya tidak bagus, percayalah. Tapi tak peduli karena dirumah juga tidak ada yang mendengar, Nyonya Kim pulang beberapa menit lalu, mereka tak sungguh sungguh hanya singgah sebentar, mereka berdua berada dirumah Nara hampir 2 jam, membicarakan banyak hal ditemani teh hangat dan beberapa kue untuk dipersilakan.
Nyonya Kim dan Jun seolah datang disaat yang tepat untuk mengalihkan pikirannya dari kekhawatiran tentang suara Yerin yang terdengar dari telepon Seokjin. Setidaknya untuk beberapa jam.
Nara mengibas tangannya ke udara sebelum mengelapkan tangannya ke kain yang tergantung didekat kulkas.
Setelah ia merasa puas melihat piring dan gelas itu mengilap dan tertata rapi, Ia berjalan menuju kamarnya. Duduk ditepi ranjang dan meraih ponselnya.
Nara terkejut, 4 panggilan tak terjawab dari Seokjin muncul dilayar ponselnya, serta beberapa pesan chat yang masuk berisikan betapa Seokjin sangat merindukan Nara dan mencarinya.
Chagiya, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa tidak mengangkat teleponku? Aku sangat merindukanmu, telepon aku jika kau sudah melihat pesan ini
Nara tersenyum membaca pesan singkat itu, dengan segera ia pun menelpon Seokjin.
Seokjin menjawab panggilannya dengan cepat. Terbukti bahwa ia memang menunggu panggilan itu. "Chagiya bogoshipoyeo"
Nara terkekeh ringan. "Aku juga, disana pasti sudah dini hari, kenapa tidak tidur?"
"Aku terlalu merindukanmu sehingga sulit untuk memejamkan mata"
"Dasar berlebihan" ucap Nara sambil memasang wajah tak percayanya.
"Ini serius Nara"
"Hmm ya baiklah, ngomong ngomong boleh aku bertanya?"
"Tidak bayar Nara, tanyakan saja" Jawab Seokjin melucu.
"Hahaha, kemarin aku sedikit mendengar suara Yerin saat kita bicara ditelepon, apa benar itu dia?" Tanya Nara yang tidak pernah basa basi dan mudah mengungkapkan rasa penasaran dengan langsung bertanya.
"Iya itu Yerin, dengan tidak tau malu ia datang menemuiku, manager Lee langsung mengajaknya bicara, dan setelah itu Yerin kembali ke korea" jelas Seokjin
"Apa yang dibicarakan manager Lee padanya"
"Mungkin soal rekaman suaranya yang dikirim Naeun waktu itu, karena Yerin sudah tau kalau dirinya tertangkap basah, agensi memutuskan untuk mempercepat konferensi pers dan mengangkat kasus ini ke publik, mungkin gadis itu akan dipenjarakan, semoga saja"
Mendengar kata penjara membuat Nara bergidik ngeri. "Bisakah kita tidak memenjakannya? Dia wanita, dan lagipula dia temanku, aku merasa tidak tega"
"Wahhh pacarku berhati malaikat" takjub Seokjin. Bisa bisanya gadis ini masih bersikap baik pada orang yang jelas jelas menyakitinya. "Tidak usah kau pikirkan hal ini, kita bahas lain saja, aku benci mendengar nama Yerin"
"Ne, arasseo"
"Kau sedang apa?" Tanya Seokjin
"Habis mencuci piring dan gelas, tadi ibu dan kakakmu habis dari sini"
"Maksudmu dari sini?" Tanya Seokjin
"Mereka mampir kerumahku"
"Benarkah? Bagaimana bisa?" Tanya Seokjin lagi, tentu ia sangat terkejut karena ia tak pernah memberitahu ibunya dimana Nara tinggal. Jangankan hal itu, mereka berpacaran saja ibunya tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sky ✔
Fanfiction-MATURE⚠️ (completed) Apakah penggemar yang menjadi staff diagensi idolanya itu termasuk kenekatan? Atau malah keberuntungan? Gadis bernama Shin Nara akan menjawabnya. Nara tak hanya menyukai idolanya sebagai fans, perasaannya lebih dari itu, ia san...