Kesibukan bangtan menjelang tur dunia yang akan diadakan dibenua Amerika membuat mereka berlatih habis habissan untuk memberikan yang terbaik bagi penggemar, banyak gerakan yang harus dipelajari dalam waktu seminggu ini, sangat singkat namun tidak begitu sulit karena Choreographer baru mereka punya cara jitu.
Tapi tak perlu dibahas cara jitu macam apa yang digunakan Choreographer itu, karena bagi Seokjin menari tetap saja sulit meski ia sudah melakukannya bertahun tahun.
Mereka dalam perjalanan menuju bandara untuk berangkat ke Amerika, Seokjin memastikan akan banyak media yang menyorot mereka nanti, jadi Seokjin memberi tambahan cushion pada wajahnya agar lebih terlihat segar.
"Berdandan didalam mobil membuatmu terlihat seperti wanita hyung" ucap Taehyung yang sedari tadi memperhatikan Seokjin.
"Aku tidak sempat mandi, dan itu membuat aura yang berbeda ditubuhku, jadi aku harus menutupinya" jawab Seokjin enteng, semakin membuat Taehyung mual
Jungkook angkat bicara. "Mereka akan memaklumi wajah bantal kita karena memang ini masih pagi hyung, kita baru bangun tidur"
Sambil menutup tempat bedak padat dengan tekstur lunak itu Seokjin berbicara dengan angkuh. "Aku visual di grup ini, jadi aku harus memperhatikan penampilanku, orang orang akan melihatku lebih dulu"
"Hyung, orang akan melihat Center terlebih dahulu, karena Center berada ditengah, pandangan mereka akan otomatis mengarah padaku saat berbaris dibandara nanti" Jungkook tak mau kalah
"Aku bosan mendengarnya, Bias ultimate mereka masing masinglah yang akan selalu diperhatikan duluan, Aaaishh, aku menyesal satu mobil dengan kalian kalau sudah berangkat pagi seperti ini" Ucap Yoongi ketus
".....kalian selalu mengulangi perbedebatan yang sama, apa kalian sadar?"
Jungkook menggelengkan kepalanya "aaaani"
Dan diikuti oleh Seokjin "aniya"
"Sudahlah kita semua berharga bagi penggemar kita" ucap Taehyung, sialien yang mulai waras.
******
Setelah Jet pribadi bangtan mendarat dengan sempurna di Amerika, para member dan manager langsung menuju hotel dimana mereka akan bermalam sebelum melangsungkan konser lusa nanti.
Seokjin menghempaskan tubuhnya diatas ranjang, tubuhnya seakan remuk setelah melakukan perjalanan yang jauh, rasanya sangat lelah jika berlangsung lama karena hanya akan duduk dikursi dan sesekali berdiri, bisa saja tidur, tapi rasanya takkan sama seperti tidur diatas ranjang.
"Ini sudah seminggu, tapi aku belum bertemu Nara"
Seokjin bangkit dari posisinya untuk duduk, wajahnya terlihat kesal. "aaaaish sebenarnya ide siapa sampai manager Lee harus menyuruh kami berlatih didorm? Aku jadi tidak bisa bertemu Nara di Agensi karena hal itu"
Seketika ia melirik benda pilih yang berada disampingnya. "Apa aku telepon dia saja?"
"Aah tidak, dia pasti lelah dan sedang beristirahat dikamarnya" ucapnya sambil menggeleng kemudian kembali merebahkan tubuhnya.
Belum beberapa detik berbaring, ia kembali bangun. "Apa dia sudah makan?" Tanya khawatir.
Seokjin bermonolog sendiri seperti orang gila didalam kamarnya, tak sedikitpun tentang Yerin terlintas dipikiran pria itu, yang ia pikirkan hanya Nara, Nara dan Nara. Jahat sekali. Jika Yerin tau, mungkin ia akan sangat terluka.
Pria itu mengambil ponselnya dan mencari nomor Nara, ia tampak sedikit ragu sebelum akhirnya menelpon.
Lebih dari 7 kali Seokjin menelpon namun Nara tak kunjung menjawabnya, mungkin ia sedang tidur atau membantu staff lainnya menyiapkan keperluan untuk lusa nanti.
Seokjin tau bahwa Nara adalah gadis yang rajin membantu, meskipun posisinya adalah stylish tapi ia tak ragu untuk menolong staff pria mengangkat kardus ringan dan memindahkan makanan ketring dari mobil kedalam ruangan, Seokjin selalu mengawasi Nara saat sedang bekerja tanpa Nara sadari.
Manis sekali, Nara yang beruntung.
"Mungkin ia masih tidak ingin berbicara denganku"
Pria berbahu lebar itu keluar dari kamarnya, menuju kamar disebelahnya, mengetuk pintu seperti penagih hutang dan berteriak.
"Jungkook-ah!! Yaaak! Buka pintu!"
"Wae?"
"Kau harus membantuku!"
"Tidak, aku ingin istirahat, apa tubuhmu tidak lelah?"
"Ayo kita bicarakan didalam"
"Sepenting apa?"
Seokjin menghela nafasnya tenang, ia harus bersikap baik jika ingin meminta tolong hal yang konyol.
"Tolong hubungi Nara"
"Hyung kau bercanda"
"Dia tidak mengangkat telepon ku setelah aku menelponya berkali kali, mungkin ia sengaja"
"Yasudah berarti dia memang tak ingin bicara denganmu"
Seokjin menunduk dengan rasa kecewanya, ia tidak punya alasan untuk memaksa Jungkook, Beberapa detik kemudian Seokjin memilih untuk keluar dari sana.
Namun, dilangkah ke empat Jungkook berkata "baiklah, telepon sebentar saja"
Dengan cepat Seokjin berbalik dan meraih ponsel Jungkook, Seokjin mengetikkan angka itu dengan cepat, Jungkook sampai terkesima melihat Seokjin yang hafal nomor telpon gadis itu.
"Jangan bilang aku yang menyuruhmu, tanyakan saja dia sedang apa" ucap Seokjin sambil menyodorkan Ponsel itu ke pemiliknya.
"Hyung, ini tidak terdengar aneh kan?"
"Aniyaaa!!! Cepatlah!"
Jungkook mendekatkan ponselnya ketelinga, beberapa detik setelahnya yang ditelpon pun menjawab.
"Yeobseo"
Jungkook tampak bingung. "Aaaa Noona hahahaha" ucapnya canggung.
Seokjin menepuk jidatnya, mungkin menyuruh Jungkook, adalah hal yang salah.
"N-nuguseo? Nugu-ya?" Ucap Nara disana, ia kebingungan nomor asing siapa yang menelpon dan menyapanya seolah olah teman dekat.
"Aku Jungkook, apa kabar?"
"Astaga Jungkook aku pikir siapa, aku baik, kenapa kau menelponku?"
Jungkook melirik Seokjin, menunggu intruksi selanjutnya, Seokjin mendengar apa yang dikatakan Nara karena sejak awal Jungkook sudah mengeraskan volume suaranya.
Dengan menggerakkan mulutnya mengucapkan kalimat "bertemu" tanpa mengeluarkan suara Seokjin terus memperagakannya pada Jungkook.
"Noona, kau mau bertemu denganku?"
"Maaf Jungkook, aku tidak bisa"
"Waeyo?!"
"Aku tutup dulu"
Seokjin dan Jungkook terkejut karena teleponnya ditutup sepihak begitu saja.
"Susul saja ke kamarnya hyung" ucap Jungkook
Jungkook benar, Seokjin memang harus menemuinya, tak peduli Nara akan menolak atau memberontak, mereka harus bertemu. Seokjin harus mengatakan hal yang sebenarnya pada Nara.
Saat keluar dari kamar Jungkook, Seokjin bertemu Reya yang baru saja ingin mengetuk pintu.
"Ah Reya, syukurlah kau disini kau tau dimana kamar para stylish? Kamar Nara lebih tepatnya?"
Reya tak menjawab
"Reya aku bertanya! Dimana kamar Nara? Nomor berapa?"
Hening
"Reya! Aku bicara padamu"
"Nara tidak ikut kesini! Dia sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sky ✔
Fanfiction-MATURE⚠️ (completed) Apakah penggemar yang menjadi staff diagensi idolanya itu termasuk kenekatan? Atau malah keberuntungan? Gadis bernama Shin Nara akan menjawabnya. Nara tak hanya menyukai idolanya sebagai fans, perasaannya lebih dari itu, ia san...