Lengkap dengan atribut rutin seperti topi, masker, dan kacamata serba hitam, Seokjin pergi menjemput Nara, meskipun sudah jam 11 malam, ini berbeda dengan korea, jam segini masih sangat ramai dijalanan. Jadi Seokjin mencari aman dengan memakai semua itu.
kamar Nara juga berada dihotel yang sama, namun dilantai bawah dan agak jauh. saat Nara membuka pintu, Seokjin langsung masuk kedalam dan menutup kembali pintu kamar Nara.
Seokjin menatap Nara takjub, gadis itu sangat cantik dengan dress selututnya, rambutnya digerai dan diberi jepitan disisi kanan.
"Jangan melihatku begitu" ucap Nara malu
"Ah maaf, kau sangat cantik malam ini" puji Seokjin. "Pakai ini" ia Memberikan masker hitam dan topi pada Nara.
Melihat kekhawatiran Seokjin tampak jelas, Nara mengurungkan niatnya untuk memakai dress, ia tersenyum menerima masker dan topi itu kemudian menyuruh Seokjin untuk menunggu dimobil. Ia sengaja tidak memberitahu Seokjin kalau ia akan berganti pakaian.
Setelah beberapa menit menunggu di mobil, Nara pun datang. Memakai celana hitam dan hoodie navy miliknya, tak lupa dengan masker dan topi. Rambutnya dimasukkan kedalam hoodie, sehingga jika dilihat sekilas tidak akan terlalu kelihatan kalau dia perempuan.
Seokjin bisa mengenali Nara karena ia mengenal topi ia berikan pada gadis itu. Saat Nara masuk kedalam mobil, ia langsung dihujani pertanyaan oleh Seokjin.
"Kenapa kau ganti baju?"
Nara menurunkan maskernya. "Agar aman" ucapnya sambil tersenyum.
Hal itu membuat Seokjin merasa bersalah. "Maaf membuatmu tidak nyaman"
Nara menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan ucapan Seokjin barusan. "Gwaenchanha, jangan minta maaf, ini resiko yang harus kuterima karena telah berani merebut hati milik jutaan penggemarmu diluar sana, lagipula ini terasa seru, aku tidak akan merasakan hal ini jika berkencan dengan orang biasa"
"Kau ahli dalam membuatku tersenyum" Seokjin mengelus kepala Nara lembut.
"Baiklah kita akan kemana sekarang?" Tanya Nara.
Seokjin menjawab dengan semangat."Brooklyn bridge" Seokjin bergerak kearah Nara, memasangkan sabuk pengaman ditubuh gadis itu sebelum berangkat
Didalam perjalanan banyak yang mereka bicarakan, hal sekecil apapun ditegurkan oleh Seokjin saat ia menyetir, satu tangannya selalu menggenggam tangan Nara jika berada di traffic light. Nara juga sesekali menunjuk gedung yang terdapat poster wajah Bangtan. Mereka saling tertawa dan menikmati waktu perjalanan, hingga tak terasa mereka sampai ketempat tujuan.
Dibawah jembatan Brooklyn lebih tepatnya, sungai yang sangat luas yang diberi pagar setinggi pinggang itu membuat Nara merasa segar. Ia terlihat sangat terkagum kagum, sehingga tanpa sadar ia melepaskan genggaman Seokjin dan berjalan duluan, Ia tak peduli angin malam yang menyejukkan mengganggu tubuhnya, Nara melepas topinya dan membiarkan rambutnya tersapu angin.
Seokjin hanya bisa tersenyum melihat itu, ia melepas maskernya perlahan, berjalan pelan kearah Nara yang sedang merentangkan tangannya. Seokjin memeluk Nara dari belakang. Membuat gadis itu sedikit terkejut.
"Kau suka?" Tanya Seokjin.
Nara kemudian tersenyum. "Sangat, ini indah sekali" Nara menoleh sedikit kearah Seokjin tanpa memutar tubuhnya. "Kau membuka maskermu?"
Seokjin menautkan dagunya dibahu Nara sambil tetap memeluk gadis itu dan melingkarkan tangannya diperut Nara."Tak masalah, disini sangat sepi juga tak terlalu terang"
Mereka berdua kembali memandangi keindahan jembatan brooklyn dari bawah. Sampai akhirnya Seokjin kembali bersuara.
"Nara-ah?"
"Hmmm?"
"Aku punya sesuatu untukmu" ucap Seokjin.
Seokjin melepas pelukannya, dan merogoh saku celananya. Ia merubah posisinya menjadi disebelah Nara.
Pria itu pun mengeluarkan isi sakunya, kotak berwarna ungu gelap dan berkilau yang terlihat mewah, Seokjin membukanya memperlihatkan ke Nara.
"Wah gelang" Nara terlihat antusias.
"
Berikan tanganmu" ucap Seokjin
Nara pun menyodorkan tangannya ke pria itu, membiarkan Seokjin mengaitkan gelang di tangan kirinya. Gelang berwarna silver dengan banyak krital diatasnya itu tampak bersinar.
Kristal mahal yang dibalut rantai silver itu tampak sempurna berada ditangan Nara. Gadis itu tersenyum merekah, dan memperhatikan gelangnya.
Tepat dibagian pengaitnya Nara dapat melihat merek gelang itu. "Waaaahh swarovski, ini pasti mahal" ucap Nara
"Tak masalah, aku artis dunia sekarang" jawab Seokjin Sombong.
Nara terkekeh melihatnya. "Dasar sombong
"Kau tidak ingin berterima kasih?" Sindir Seokjin
"Ah iya, terima kasih" Nara mendekatkan tubuhnya ke telinga Seokjin untuk berbisik. "Chagiya"
Seokjin langsung tertawa ringan Mendengar hal itu, bisa dibilang ini pertama kalinya Nara memanggilnya begitu. Nara terlihat tersipu malu dan lebih memilih untuk menunduk.
"Chagiya?" Ucap Seokjin menjahili Nara.
Nara memalingkan wajahnya "Yak! Oppa, jangan begitu" ia memilih untuk melihat jembatan brooklyn saja.
"Sebenarnya karena itu mahal, kau harus membayarnya" ucap Seokjin.
Nara menoleh "eoh?"
"Dengan ciuman" tambah Seokjin langsung meluruskan pandangannya kedepan.
Nara menatap Seokjin tak percaya. Ia sedikit terkekeh. Perutnya terasa geli melihat tingkah Seokjin malam ini.
Terdengar bunyi kecupan setelah itu, Nara tanpa ragu mengecup pipi Seokjin kemudian tersenyum. Seokjin menoleh kearah Nara yang mulai berani.
Tanpa basa basi Seokjin langsung menariknya, dan menyambar bibir gadis itu, melumatnya dengan lembut. Nara yang awalnya kaget langsung memejamkan matanya. Bunyi kecapan terdengar tanda permainan mereka sangat dalam. Nara meletakkan tangannya begitu saja dipinggang Seokjin, sambil meremas jaket pria itu dan membuat Seokjin tersenyum dalam ciumannya.
Beberapa menit mereka habiskan untuk permainan romantis itu, dibawah jembatan brooklyn dengan east river sebagai saksi bisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sky ✔
Fanfiction-MATURE⚠️ (completed) Apakah penggemar yang menjadi staff diagensi idolanya itu termasuk kenekatan? Atau malah keberuntungan? Gadis bernama Shin Nara akan menjawabnya. Nara tak hanya menyukai idolanya sebagai fans, perasaannya lebih dari itu, ia san...