Seokjin keluar seperti biasa, dengan masker, topi, serta kacamata yang tak lepas darinya. Mengendarai mobil miliknya ia pergi ketempat dimana seorang gadis berambut pirang sedang berada disana.
Tak butuh waktu berjam jam Seokjin sudah sampai ditempat yang dimaksud, ia sedikit mengingat ngingat. "Sepertinya sudah lumayan lama aku tidak kesini"
Setelah menaiki anak tangga ia sampai dilantai atas, dan mendapat sambutan hangat dari gadis itu, kekasihnya. Kekasih yang sekarang diragukan oleh Seokjin apakah ia masih mencintai gadis itu atau tidak.
"Oppa, aku merindukanmu" ucap gadis itu sambil memeluk Seokjin tanpa ragu. Bisa dibilang itu adalah pelukan sepihak karena Seokjin sama sekali tak membalasnya
"Aku ingin marah" ucapnya lagi
Seokjin tampak kebingungan. "Kenapa?"
"Kau tidak pernah menelponku sejak terakhir kita kesini, kau juga melakukan kesalahan waktu itu"
Seokjin mengingat hari dimana kekasihnya ulang tahun, ia berniat memberikan hadiah dan berbagi cerita, tapi malah salah bicara dan membicarakan gadis lain yaitu Nara, sehingga membuat kekasihnya pulang duluan dengan perasaan kecewa.
Mengingat hal itu kembali membuatnya memikirkan Nara, gadis berambut hitam itu tak pernah absen dari otak Seokjin akhir akhir ini, tak ada nama lain selain Nara yang ia pikirkan, bahkan saat ia sedang bertemu kekasihnya saat ini.
"Yak! Oppa, apa yang kau pikirkan?"
Seokjin terkejut. "Ahh tidak, bagaimana kuliahmu?"
"Kuliahku lancar lancar saja, tapi sepertinya hubungan kita yang perlu dipertanyakan" ucap gadis itu kemudian mengalungkan tangannya dileher Seokjin.
"Apa yang kau lakukan?". Seokjin tampak tidak nyaman
"Kenapa? Aku kan pacarmu, berpelukan atau berciuman tidak jadi masalah kan? Lagipula kau belum pernah menciumku sejak kita pacaran" ucap gadis itu sedikit manja.
"Lalu? Kau ingin aku menciummu sekarang?" Tanya Seokjin.
Gadis itu mengangguk pelan
"Tutup matamu"
Gadis itu tersenyum tipis, kemudian menutup matanya. Seokjin mendekatkan wajahnya kegadis itu, berniat mencium bibirnya, namun saat ia memejamkan mata, wajah Nara tiba tiba melintas kembali dipikirannya, membuatnya sedikit terkejut lalu menjauhkan wajahnya dari gadis itu.
"Oppaa?" Panggilnya, Gadis itu tampak kebingungan, sedangkan Seokjin kembali menatapnya dengan tatapan menyesal.
Beberapa detik sempat hening.
"Maafka--,"
Chupp.
Belum sempat Seokjin melanjutkan bicaranya, gadis itu mengecup bibir Seokjin dengan cepat, membuat Seokjin sedikit kaget akan hal itu.
"Sepertinya kau memiliki masalah, kau harus menceritakannya padaku saat kau sudah siap, aku pulang dulu ya" ucap gadis itu
"Tunggu" Seokjin menahannya. "Terima kasih sudah mengerti, aku janji akan selalu mencintaimu" ucap Seokjin, ia menarik sedikit tubuh gadis itu agar berada dekat dengannya, Seokjin mengecup dahi gadis itu dengan lembut lalu melepaskannya dan tersenyum "pulanglah, telpon aku jika sudah sampai"
Gadis itu mengangguk "baiklah"
Saat gadis itu ingin melangkahkan kakinya, tiba tiba sebuah batu yang dilempar dari bawah hampir mengenainya.
"Hei, kau tidak apa apa?" Tanya Seokjin khawatir
"Tidak apa apa, tapi siapa yang melemparnya?"
Seokjin melirik kebawah dan menemukan seseorang berjaket hitam sedang berdiri, namun saat Seokjin mulai memperhatikannya ia berlari dan pergi, dari tubuhnya Seokjin bisa menyimpulkan bahwa pelakunya seorang wanita.
"Sepertinya itu sasaengfans mu? Sebaiknya kau segera pulang" ucap gadis itu cemas
Seokjin menggenggan tangan gadis itu. "ayo kita pulang bersama, aku akan mengantarmu"
*******
Jika Nara pergi dalam keadaan rapi, sekarang ia pulang dengan keadaan kusut, Nara terlihat menyeret tas yang enggan ia pakai, terlihat lemah untuk berjalan sambil memikirkan omongan Dong Gu tentang Seokjin saat mereka makan tadi, sulit dipercaya tapi sulit juga diragukan.
Pikiran dan kecurigaan itu semuanya berkecamuk dalam otak Nara
Apa benar Seokjin punya pacar
Kenapa aku tidak pernah melihat pacarnya datang ke Agensi
Bukankah peraturan agensi itu ketat
Aku rasa itu tidak benar
Tapi sumbernya tidak bisa dianggap remeh, Dong Gu sudah lama menjadi staff disana
Jika ia memang sudah memiliki kekasih, kenapa ia mencium ku malam itu
Nara mengacak rambutntmya frustasi. Otaknya penuh dengan kalimat kalimat yang membuatnyasemakin kacau, ia bisa mati kebingungan jika seperti ini.
Dari arah kejauhan Nara melihat mobil melaju sedang, lalu melewatinya begitu saja, ia menoleh lagi untuk memastikan karena ia merasa ia tau mobil itu.
"Itukan mobil Seokjin?"ucapnya menebak.
Naea tidak selalu memperhatikan mobil yang lewat jika mobil itu tidak ia kenali. Dan tentu Nara tidak lupa mobil seperti apa yang Seokjin miliki, terlebih Nara punya kenangan mengenai mobil itu.
tapi kenapa ia melewati jalan ini?
Apa mungkin ia salah?
Ah terserah! semakin membuat pusing saja.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sky ✔
Fanfiction-MATURE⚠️ (completed) Apakah penggemar yang menjadi staff diagensi idolanya itu termasuk kenekatan? Atau malah keberuntungan? Gadis bernama Shin Nara akan menjawabnya. Nara tak hanya menyukai idolanya sebagai fans, perasaannya lebih dari itu, ia san...