14. Back

2.5K 181 3
                                    

Cahaya matahari yang sudah masuk dari celah celah kamar, membuat Nara membuka mata dengan paksa. Nara bangkit dari kasur, melihat kearah meja rias yang terdapat cermin setengah badan disana, ia menatap tampilannya dicermin itu, pandangan Nara fokus ke lehernya yang terdapat kalung rantai dengan buah kalung berbentuk kupu kupu, saat itu juga pipi Nara memanas, karena kalung itu mengingatkannya tentang kejadian yang rasanya masih seperti mimpi-tentang ciuman semalam.

Tok tok tok

"Nara, kau sudah bangun?" Tanya seorang wanita dari luar sana, Nara bergegas membuka pintu itu dan menemukan ibu Seokjin berdiri dihadapannya

"Wah sudah bangun ternyata"

"Iya, ahjumma aku baru saja bangun"

"Baru bangun tidur saja cantik begini" ucapnya mengusap kepala Nara. Hal itu Membuat Nara tersanjung atau lebih tepatnya terbang, bagaimana tidak? Dipuji calon ibu mertua itu benar benar hal yang dimimpikan semua menantu. Biarkan Nara mengkhayal kali ini.

"Ahjumma bisa saja" ucap Nara malu malu.

"Sebelum pulang kau harus makan dulu, semuanya sudah siap, ayo kita makan bersama" ajak wanita itu lembut.

Semua berkumpul dimeja makan, menikmati makanan yang dibuat ibunya Seokjin, jangan tanya bagaimana rasanya, karena jika anak laki lakinya saja jago memasak sudah pasti ibunya lebih dari pada itu.

Sesekali Nara melirik Seokjin yang entah kenapa jadi pendiam, Nara merasakan aura dingin itu dari dirinya, Seokjin sama sekali tak mengatakan apapun dari tadi, ia tampak tenang dengan makanannya, ini jelas bukan Seokjin yang seperti biasanya. Apa ini ada hubungannya dengan tadi malam?

Sebenarnya Nara juga malu mengingat apa yang terjadi dimobil itu tadi malam, tapi melihat Seokjin yang berubah menjadi sedikit dingin ini membuat dirinya bertanya tanya "apakah ia menyesal telah melakukannya denganku?"

Nara jadi tidak yakin bahwa yang tadi malam Seokjin lakukan itu tulus, mungkin ia sedang dalam pengaruh alkohol, tapi rasanya tidak. Mereka selalu bersama sebelumnya, Seokjin tidak meminum alkohol sama sekali.

*****

Setelah berpamitan Nara dan Seokjin dalam perjalanan menuju seoul, ibu Seokjin memberi Naea pakaian yang kemarin digunakannya, Nara berniat mencuci dan mengembalikannya sebelum pergi dari sana, tapi wanita lembut itu melarangnya, dan sekarang Nara juga memakai dress yang diinjamkan lagi untuknya, bahkan ibu Seokjin menyuruh Nara untuk menyimpan pakaian itu, untuk kenangan katanya.

Sementara itu, disamping Nara saat ini ada Seokjin yang tampak fokus mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, sejak Nara duduk didalam mobil ini tak satu pun dari mereka membuka membuka suara sehingga suasana heninglah yang tercipta.

Nara terus melihat keluar jendela sambil memegang kalung baru yang ada dilehernua, sekedar untuk mencari kesibukan karena yang disebelahnya enggan untuk berbicara.

Kring kring

Bunyi ponsel yang berasal dari tas nya membuat Nara dengan cepat merogoh isi tas dan mengeluarkan ponselnya dari dalam sana.

"Yeobseo?"

"Nara-ah" ucap seorang wanita di telpon.

Nara mengenali suara itu. "Yerin eonnie?" Ah sudah lama sekali aku tidak mendengar suaramu, apa kau baik baik saja? Kuliahmu lancar?"

"Tentu, aku bahkan punya kabar baik". Ucap Yerin bersemangat, Nara bisa merasakannya dari nada bicaranya.

"Kabar baik? Apa itu?"

"Nanti saja saat kau sudah di seoul, hari ini kau pulang kan?"

"Eonnie? Dari mana kau tau?"

"Chanhyung memberitahuku, baiklah aku tutup dulu, nanti malam temui aku ya"

"Nee" Nara mengangguk antusias. Kemudian menaruh kembali benda persegi panjang itu kedalam tas setelah Yerin menutup telponnya.

"Kau suka kalungnya?". Tanya Seokjin

Nara tertegun dan sedikit lega, akhirnya ia bicara juga.

"Tentu saja"

Seokjin tersenyum tipis. "Itu terlihat jelas"

"Eoh?

"Kau terus memegang kalung itu bahkan saat berbicara ditelpon"

"Ah iya" ucap Nara seadanya, jika tadi Nara mengharapkan Seokjin berbicara, sekarang Nqra malah gugup, semua itu karena pikirannya masih tenggelam dalam kejadian tadi malam. Sulit dilupakan-masih terngiang ngiang.

"Nara-ah?" Ucap Seokjin lagi, ia memanggil Nara dengan nada serius kali ini

"Hmmm?"

"Tentang tadi malam..."

"Apa kau suka kue?" Tanya Nara tiba tiba,

Nara tau kemana arah pembicaraan yang akan Seokjin mulai, itulah mengapa ia mengalihkannya saat Seokjin menggantungkan kalimatnya. Nara takkan sanggup jika hal itu dibahas.

Seokjin sedikit kebingungan kemudian menjawab singkat. "Tidak"

"Kenapa?" Tanya Nara lagi

"Aku tidak menyukai makanan manis" ucapnya mutlak

"Oooo baiklah"

*****

Diperjalanan Nara tertidur hingga tidak sadar kalau ia sudah sampai di seoul, Nara memutuskan untuk langsung beristirahat saja, Seokjin juga langsung pergi setelah mengantarnya pulang, Nara sempat menawarkan kepadanya untuk singgah sebentar, namun Seokjin menolaknya dengan sopan. Dan darimana Seokjin tau alamat rumah Nara? Tentu Nara yang memberitahunya sebelum tertidur.

Nara mendapati kakaknya sedang sibuk bermain ponsel disofa ruang tamu saat ia membuka pintu rumah ini.

"Eoh? Sudah pulang?" Ucap Chanhyung saat menyadari keberadaan Nara

"Hmmm"

"Siapa yang mengantarmu?"

"Seokjin Oppa"

"Bagaimana ceritanya? Apa artis akan mengantar staff mereka saat pulang kerja?"

"Aaah molla" teriak Nara kesal

Nara masuk kekamarku lalu mengunci diri didalamnya. Selain lelah, Nara terus memikirkan kejadiaan malam itu, mungkin terdengar terlalu berlebihan, tapi ia memang tidak bisa melupakannya walau hanya sebentar. Bayangkan kalian berciuman panas dengan idola kalian? Apakah mudah untuk dilupakan? Tidak bukan.

"Aku rasa aku harus bertemu Yerin eonnie, secepatnya. Tidak malam, melainkan sore"

*****

The Sky ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang