10. kejanggalan

16.8K 2K 485
                                    

Om son itu superhero yg selalu memenangkan hati tante di antara banyaknya superhero2 di luar sana 😍 Eaaa eaaaa
(Pertahanan hati tante mulai goyah, tapi gak jadi deng 😅 tante masih setia sama apusan)

Frada POV

"Semalam lu kok gak mampir ke JCC sih Fra" Mas Ardi mencolek lenganku ketika dia melewatiku dari belakang.

Aku yang sedang menulis keterangan apa saja yang aku perlukan untuk mulai membuat ilustrasi menoleh ke arahnya, mas Ardi sedang membuka laci dan merogoh sesuatu dari dalam tasnya.

Kalau aku cerita pak Edison balik ke kantor untuk menjemputku bukannya meeting, reaksi mas Ardi sudah bisa ku tebak, jadi lebih baik mencari alasan untuk membuatnya tenang.

Apa ya?

Aku pura-pura kembali menulis.

"Heh, di tanya bukannya jawab, semalam kenapa gak mampir? Gak kasian banget sama gue sendirian di sana" Ulangnya lagi.

Kepalaku memutar malas ke arahnya.

"Lebih gak kasian mana sama perempuan yang udah tau motornya lagi di servis terus di suruh ke sana malam-malam, HA?" Jawabku dengan penekanan ngegas di akhir kalimat.

Rasanya jawabanku tersebut dapat mengalihkan pertanyaan mas Ardi soal kenapa aku tidak mampir ke JCC semalam. Serta pengalihan kemana sebenarnya pak Edison meninggalkan mas Ardi dengan alasan meeting.

"Elah, emang elu perempuan Fra? Fisik lu aja yang perempuan tapi jiwa lu lelaki, naik ojol juga drivernya kalah macho sama elu" Mas Ardi melempar sebungkus roti dan mengenai lenganku.

"Terus fisik lu lelaki tapi jiwa lu perempuan dong mas ngerengek-rengek minta di temenin di JCC" Aku tidak mau kalah mendebatnya.

"Anjrittt... kalo di pikir-pikir begitu gue berasa kaya Lucinta atau Milen ya Fra hahahaha..."

Aku ikutan tergelak. Mas Ardi emang begitu orangnya, kalau aku katain malah dipikirnya aku itu bercanda.

Suara dehaman terdengar di sela-sela gelak tawa kami, gestur tubuhku berubah tegang ketika pak Edison melangkah ke arah meja kami.

"Gimana booth nya, Ardi?" Tanyanya begitu dia berdiri di antara meja kami berdua.

"Saya semalam di sana sampai mereka kelar ngerjain booth nya, pak" Jawab mas Ardi.

Aku meletakkan pulpen yang ku pegang di atas meja, kepalaku sedikit menengleng ke kanan, berpikir dalam diam, rada janggal rasanya bagian ilustrator mendapat tugas mengawasi pemasangan booth pameran, bukannya itu tugas divisi lain? Maksud aku, seharusnya bagian ilustrator tidak ada sangkut pautnya dengan pameran...

"Kamu kan yang jaga stand hari ini Fra?" Pertanyaan pak Edison memotong pikiran yang ada di benakku.

"Eh?" Tanyaku bingung lalu menoleh ke mas Ardi.

"Yang nanya kamu itu saya Fra, bukan Ardi, kamu kaya pak Bolot aja, di tanya siapa liat nya ke siapa"

Dih kocak, barusan situ ngelawak ya pak ngerti ora son? Hampir saja aku mendelik ke arahnya.

"Saya jaga stand, pak?" Tanyaku untuk memastikan pendengaranku.

"Iya" Jawabnya cepat.

"Gak salah?" Gumamku sambil garuk-garuk rambut.

"Bagian HRD belum ngabarin kamu?" Tanyanya.

Aku mendongak menatapnya lalu menggeleng.

"Pak, maaf, tugas yang jaga stand bukannya marketing ya pak?" Tanyaku.

Opposite Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang