Tete nya ngapa gede sebelah yakk
Ngezoom ulang, iya bener gedean sebelah kanan om 😅Nb: udel ttp item (tante bingung dah, ngapa tukang edit photonya tuh ga ngedit udelnya jadiin putihan dikit gitu kek) 😆
Frada POV
Aku terdiam mendengar perkataannya. Otakku berpikir keras untuk menjawab.
Kalau mas Ardi bisa aku jawab jujur selama apa aku memakai celana jeans ini, nah gimana mau menjawab ke pak Edison?
Ke orang yang sangat menyukai kebersihan, kerapihan dan perfeksionis, masa aku jawab, "hehehe, saya belum ada seminggu pak make celana jeansnya, jatahnya masih kesisa tiga minggu lagi baru ganti jeans yang lain".Otakku kembali berpikir dan senyuman mengembang di wajahku. Sepertinya ini kesempatan bagiku untuk membuktikan apakah pak Edison suka kepadaku atau tidak, waktunya tepat.
Aku melangkah mundur lalu tersenyum.
"Bapak baru ngeh ya jeans ini sama kaya yang saya pake kemarin?" Tanyaku.
"Ini udah saya pake hampir semingguan pak, masih bakal saya pake tiga minggu lagi hehehe..." Lanjutku dengan cengiran walaupun jantungku berdenyut aneh.
Akhirnya aku melontarkan apa yang terpikir di otakku, bukan tanpa alasan kenapa aku malah memberitahukan soal kejorokanku yang menurut mas Ardi sudah kebangetan kepada atasanku ini.
Aku teringat dengan perkataanku sendiri di pantry tadi, 'kalopun ada orang yang suka sama gue ya karena gue apa adanya'
Nah, aku mau tahu apakah pak Edison menyukaiku apa adanya setelah tahu betapa joroknya aku ini atau tidak.
"Yang saya dengar memang jeans itu bagusnya jangan sering-sering di cuci sih" Pak Edison tersenyum tidak tampak terkejut seperti yang aku kira.
Lah!?
Ini masuk kategori apa nih? Suka sama aku apa mendukung orang-orang pemakai jeans sampai berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan?
Aku tersenyum kikuk dan sedikit bingung.
"Kamu liat mbak Yuli gak, Fra? Saya cariin dia di ruangannya gak ada"
Tanganku menunjuk ruang pantry di belakangnya lalu membalik tubuh untuk kembali berjalan menuju ruangan.
Otakku kembali mengulang perkataan pak Edison dan menelaah raut wajahnya yang tidak terkejut setelah tahu aku memakai jeans sampai sebulan.
Cekalan tangan di pergelangan tangan membuatku berjengit kaget.
"Kamu kenapa ninggalin saya, Fra?" Tanyanya sembari memutar tubuhku menghadap dirinya.
Wajahku mendongak menatapnya, lagi-lagi aku melangkah mundur.
"Bapak kan nyari mbak Yuli, dia ada di pantry, memangnya bapak ada urusan sama saya?" Tanyaku setelah menenangkan diri karena terkejut dengan tindakannya yang tiba-tiba memutar tubuhku.
Terdengar suara deheman dari belakang pak Edison.
"Ehh ada pak Edi sama Frada, lagi pada ngapain?" Terdengar suara mbak Yuli.
"Elu dari tadi di sini, Fra? Katanya balik ke ruangan, kok malah pegang-pegangan tangan sama pak Edi?" Mas Ardi berdiri tepat di antara kami berdua sambil melihatku dan pak Edi bergantian.
Ini namanya di cekal bukannya pegangan tangan, gak bisa bedain banget. Mataku melotot membalas lirikan mas Ardi.
"Frada kan sekarang perempuan single, saya bebas dong pegang-pegang tangannya" Cekalan di pergelangan tanganku terlepas secara perlahan. Posisi tubuh pak Edi yang tadinya menunduk, menegak sambil tersenyum manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Opposite
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 2/6/19 -