15. pak edison kenapa ya?

14.6K 2.1K 308
                                    

Klo kemarin kek lagi nyanyi tombo ati, lah iya skrg gayanya kek lagi nyanyiin lagunya nidji 😅

Frada POV

Sudah dua hari berlalu sejak kejadian di tempat makan korea itu, tetapi apa yang terjadi denganku masih menjadi topik pembicaraan karyawan di sini. Ruang lingkup kerja kami memang tidak terlalu besar, oleh karena itu kejadian apa pun yang menimpa salah seorang karyawan pasti dengan cepat tersebar luas.

Apalagi kejadian memalukan seperti yang menimpaku, sudah pasti menjadi topik pembicaraan yang hangat. Entah siapa yang menyebarluaskannya, aku tidak terlalu peduli dan tidak berniat mencari tahu.

"Kalo elu gak mau angkat telepon dari si Alan, mending lu blok aja nomornya dia kali, Fra" Saran mas Ardi ketika tanganku membuka laci dan melempar handphone ke dalam lalu menutup laciku kencang.

"Udah gue blok, dia hubungin gue pake nomor lain" Jawabku kesal.

Alan itu, dia tidak akan berhenti menghubungiku kalau aku belum ngasih penjelasan padanya alasan aku memutuskan hubungan kami.

Dan nekatnya dia terkadang suka mendatangi rumah ku sampai aku mau menerimanya kembali.

"Kalian berantem kenapa sih?" Tanya mas Ardi mendekat ke arahku.

Dia pasti sudah mendengar kejadian di tempat makan itu, dan aku memang masih malas untuk membahasnya dengan mas Ardi.

"Ya kalo belum mau cerita gak apa-apa, saran gue ya Fra, kalo kesel atau gimana, harusnya luapin aja tapi bukan dengan cara banting-banting barang"

"Selama setahun kita temenan yang gue liat, elu lebih sering lupain emosi dengan banting-banting bukannya ngebicarain masalahnya"

"Emangnya ngebanting barang bisa nyelesain masalah yang ada?" Lanjutnya lagi.

Tanganku mengeluarkan iPod nano dari laci lalu memakainya dan memilih lagu Word milik Walker Royce Feat. VNSSA.

"Yahh, gue di cuekin" Mas Ardi kembali ke mejanya.

Aku tidak mengubris perkataan mas Ardi tapi malah memperbesar volume sehingga lagunya mampu menghentak-hentak kepalaku.

Setelah menghirup nafas panjang berkali-kali aku mencoba untuk berkonsentrasi mengerjakan ilustrasi karen Pak Edison menunggu ilustrasiku selesai sore ini.

•••

"Makan di luar aja yuk, Fra, bosen gue makan di kantin" Mas Ardi menggeser kursiku.

"Hmm" Sahutku malas.

Ilustrasinya sudah selesai aku kerjakan, tinggal memberikannya ke pak Edison, kertas hasil print out nya pun sudah aku masukkan ke dalam map secara hati-hati agar pak Edison tidak memintaku untuk memprint ulang.

Cukup sekali saja dia memintaku memprint ulang hasil ilustrasi yang kertasnya hanya terlipat sedikit di ujung.

"Elu mau nyerahin ilustrasinya sekarang ke pak Edi?" Tanya mas Ardi.

"Pengennya sih, biar cepet di ACC, cuma gue lagi males liat mukanya doi, gue nitip ke elu aja ya" Jawabku lalu mengangsurkan map berisikan hasil print out ilustrasiku kepadanya.

"Ya udah gue ke tempatnya pak Edi dulu deh, sekalian nyerahin ilustrasi gue juga, elu tungguin aja di mobil gue" Mas Ardi berdiri dan mengambil map miliknya lalu menyerahkan kunci mobil ke tanganku.

Bersyukur juga sama sifatnya mas Ardi yang bisa menghadapi sifat moody ku ini, aku pikir dia bakalan marah karena sudah di cuekin beberapa jam lamanya.

Dengan langkah malas aku berjalan keluar ruangan.

•••

Mataku membulat melihat siapa yang berjalan di samping mas Ardi, mereka berdua melangkah ke arahku sambil mengobrol.

Opposite Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang