Pasti pada protes photonya knp cuman ukuran 3x4 tanteee bukannya 4x6 aja, ini tante gak crop yakk, biar kalian pinisirin sama puser nya bodongan apa ngga 😆😆
Edison POV
Entah apa yang aku pikirkan sampai mengatakan hal tersebut terang-terangan kepada Frada.
Tapi kalau melihat ekspresinya yang bingung sepertinya dia tidak menangkap arti dari perkataan ungkapan hatiku.
Aku tidak tahu sejak kapan menaruh hati padanya, apakah setelah aku melihatnya memakai rok ketika dia bertugas menjaga pameran atau karena sering melihatnya menggaruk-garuk rambut.
Aku sangat menyadari sifatnya dan sifatku sangat berlawanan dan bertolak belakang, bagaimana mungkin aku bisa menyukai perempuan seperti Frada yang mempunyai hobi menyimpan sampah-sampah di tasnya.
Bagaimana bisa seseorang menyimpan kertas-kertas bekas belanjaan atau kertas parkir dan bungkus plastik makanan di dalam tasnya? Sedangkan aku sendiri paling menjunjung tinggi nilai kebersihan dan kerapihan.
Apa aku menyukainya karena tahu Frada bukan perempuan yang menuntut ya? Tetapi aku rasa bukan itu. Punggungku menyender ke belakang kursi, tanganku menggulung lengan kemeja panjang yang ku kenakan sampai siku, hari sudah menjelang senja, tetapi aku masih belum mau beranjak bangun dari tempat duduk malah pikiranku melayang mengulang percakapan dengan Frada.
Dia menanyakan soal rumor yang beredar. Aku tidak mengetahui seberapa besar pengaruh rumor itu di kalangan karyawan yang bekerja di perusahaan ini.
Apa yang menyebabkan rumor itu bisa ada? Aku bukanlah manusia penyuka sesama jenis sehingga aku langsung menjawab pertanyaan Frada untuk mematahkan rumornya.
Keningku mengernyit dalam mengingat perkataan Frada yang mengatakan dia sudah putus dari kekasihnya.
Ada perasaan lega ketika mendengarnya. Bukan karena sudah tidak mempunyai saingan lagi, tetapi aku senang dengan keputusan Frada mengakhiri hubungannya dengan pria yang sudah menyelingkuhinya.
Aku tidak akan pernah mentoleransi orang yang berselingkuh, sebab aku juga korban dari perselingkuhan.
Hubunganku kandas dengan alasan sangat tidak masuk akal sampai dia bisa menyelingkuhiku dengan beberapa lelaki.
Mantanku beralasan kenapa sampai menyelingkuhiku karena tidak menyukai sifatku yang menurutnya perfeksionis.
Dia terkekang karena selalu berusaha menjadi orang yang bersih apabila bersama denganku, padahal aku tidak menuntutnya seperti itu.
Sedangkan dia menuntutku untuk berubah.
Seharusnya hal seperti bisa dibicarakan dan bisa di cari jalan keluarnya, bukannya malah berselingkuh sehingga kami berpisah secara tidak baik-baik.
Aku menghela nafas panjang lewat mulut, tidak terasa sudah tiga tahun berlalu, setahun setelah kami putus aku tidak berkeinginan untuk mencoba menjalin hubungan lagi.
Rasanya apabila memikirkan di selingkuhi dan memikirkan perempuan mana yang cocok dengan sifat perfeksionisku ini, aku tidak berkeinginan mencari-cari, dan akhirnya sampai tiga tahun berlalu.
Tetapi apa yang aku rasakan sekarang? Aku menyukai perempuan yang jelas-jelas sifatnya berlawanan denganku.
Apakah aku harus merubah sifatku yang sudah mendarah daging ini sedikit demi sedikit untuk memulai hubungan baru?
Aku melonjorkan kedua kaki dengan punggung merosot semakin menempel ke belakang kursi.
Frada dan aku mempunyai satu kesamaan, korban perselingkuhan, hanya itu.
Latar belakang mengapa kami menjadi korban perselingkuhan sangatlah berbeda.
Apakah merubah sifat dapat mempelancar sebuah hubungan?
Tubuhku bergerak membetulkan posisi duduk lalu berdiri, meraih handphone dari atas meja dan merapikan posisi koleksian diecast truck yang sudah berjejer rapi di atas meja sebelah tumpukan kertas yang tersusun rapi.
Tanganku mengambil beberapa helai tisu lalu mulai mengelap meja.
Berdecak pelan, tubuhku mematung karena menyadari apa yang sedang aku lakukan padahal baru saja mempunyai niat untuk merubah sifat.
Aku harus mengurangi sifatku ini jika ingin mendekati Frada atau dia akan menjauhiku sebelum aku berhasil mendekatinya.
•••
"Langsung pulang, pak?"
Suara seseorang di belakang membuatku menoleh melewati pundak dan melihat Jamal tersenyum sambil membetulkan ransel di pundaknya.
"Iya" Jawabku singkat lalu menunduk menghindari tatap mata secara langsung dengannya.
"Gak ngopi-ngopi dulu?" Tanyanya lagi setelah dia berdiri tepat di sampingku.
"Di apartemen aja, kan udah punya alat pembuat kopi sendiri, makasih ya ngebeliin saya" Jawabku dengan senyum tipis secara mengusap pelan lenganku karena bulu-bulunya mendadak berdiri.
"Sama-sama, kapan saya di undang buat ngopi ke apartemennya pak?" Tanya Jamal dengan wajah datar tetapi matanya menyiratkan sesuatu yang membuatku kembali merinding, salah ku sendiri karena menoleh ke samping dan melihat ke arahnya.
Mataku melebar karena baru menyadari sesuatu.
Ini lah yang aku takuti, atau mungkin karena alasan inilah rumor soal aku gay merebak.
Jamal, kalau di ingat-ingat sejak setahun yang lalu sangat gencar mendekatiku. Awalnya aku pikir dia ramah kepada siapa saja, maksudku ke setiap karyawan di sini.
Dia sering mengajakku ngopi-ngopi setelah jam kantor, yang aku pikir ajakannya adalah ajakan antara teman kantor, tetapi lama-kelamaan ajakannya sangat intens.
"Besok saya bikinin kopinya lagi dan saya bawain ya" Kataku lalu kembali tersenyum tipis.
"Kopi bikinannya enak, saya suka, rasanya beda sama kopi-kopi yang pernah saya minum, mungkin akan lebih enak lagi kalau minumnya sambil liat sunset di balkon apartemen, ngobrol-ngob..."
"Mal, sori saya mau ke ruangan, ada yang ketinggalan" Kataku memotong perkataannya sambil berpura-pura merogoh tas kerja lalu melambaikan tanganku sebelum memutar tubuh dan berjalan cepat ke arah ruang kerjaku.
"Gila, liat sunset bareng cowok" Gumamku dan bergidik lalu masuk ke dalam ruang kerja, mengatur nafas setelah memastikan mengunci pintu karena takut Jamal mengikutiku ke sini.
Kenapa aku sampai berpikiran dia memelukku dari belakang, aku menepuk kening lalu berjalan ke arah kursi.
Rasanya lebih seram di dekati secara gencar oleh Jamal dari pada di dekati tanpa mengenal lelah oleh Siska.
Tbc
Selamat bermalam mingguuu 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposite
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 2/6/19 -