Mukanya gemesin pengen nabok pake bibir 🤭😆
Klo aja mukamu ini bukan hasil ketok magic om, udah dari dulu tante tuh bakalan..... ahh sudahlah 😅😆Edison POV
"Kamu mau makan apa?" Tanyaku ketika mobil sudah berada di jalan raya.
"Udah kenyang" Jawab Frada cepat, dia tidak menoleh sedikitpun ke arahku sejak kami masuk ke dalam mobil.
Aku menghela nafas pelan. Bagaimana dia bisa kenyang? Jam makan malam aja belum waktunya tiba.
"Kamu kenapa sih, Fra?" Tanyaku lagi, mencoba mencairkan suasana di antara kami.
Walaupun aku tahu penyebabnya sedikit banyak kenapa dia bertingkah seperti ini, tetapi aku ingin mengetahuinya secara langsung dari nara sumber.
Masalah Ardi sudah aku bereskan, walaupun sebenarnya aku masih belum puas, yang aku inginkan, dia benar-benar terjebak bersama Jamal selama akhir pekan, jadi ingin tahu bagaimana Ardi melewatkan waktu bersama orang yang pernah memintaku membuatkan kopi di apartemenku itu.
Tanganku meraih tangan Frada dan meremasnya lembut.
Frada bergeming.
"Frada" Panggilku.
"Turunin saya di halte depan, pak" Ucap Frada tanpa memperdulikan panggilanku.
Frada menarik tangannya ketika aku melewati halte yang dia maksud.
Ku dengar suara decakan keluar dari mulutnya.
"Pak, bapak gak kasian sama mas Ardi ngasih tugas ngegambar segitu banyak?" Tanyanya.
"Nggak" Jawabku cepat.
"Bapak afgan ya" Sahut Frada.
"Afgan?" Tanyaku bingung.
"Sadisss" Jawab Frada dengan mendesis.
Aku terbatuk mendengarnya.
Bisanya dia mengatakan sadis pada orang yang sudah membalas dendam kepada orang yang sudah bikin...
"Sedekat apa sih pertemanan kamu sama Ardi, Fra?" Tanyaku setelah beberapa menit berlalu.
Frada tidak langsung menjawab.
"Ya mungkin sedekat pertemanan bapak sama mbak Ayu" Jawabnya.
"Memangnya kamu tau seberapa dekat pertemanan saya sama dia?" Tanyaku lagi.
"Ya kalo sampe dia megang-megang tangan bapak, bagi saya itu udah lumayan dekat" Frada membuang pandangannya ke luar jendela.
Keadaan kembali hening.
"Ohh, iya, saya ngerti, memang sedekat itu ya pertemanan kamu sama Ardi sampe kamu membiarkan dia ngolesin lip therapy langsung ke bibir kamu" Suaraku terdengar dingin begitu aku membuka suara dengan rahang mengerat.
Frada langsung menoleh ke arahku.
"Darimana bapak..."
"Saya tau" Potongku, tanganku sampai memutih karena mengerat memegang kemudi.
"Fra, saya bukannya mau melarang kamu berteman sama siapa aja, tapi yang perlu kamu ingat..."
Aku tidak menyelesaikan perkataanku, terdiam karena menyadari ini kali pertamanya kami bertengkar.
Tanganku mengacak rambut belakang.
"Saya udah bilang berkali-kali ke kamu, Fra, saya gak mau kamu ngebandingin diri kamu sama perempuan yang lain, saya suka kamu apa adanya, jangan merasa tidak per..."
![](https://img.wattpad.com/cover/185819743-288-k268611.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposite
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 2/6/19 -