Part 2

4.3K 469 19
                                    

Mood-ku kumat lagi ah ... ☹️

Happy reading ...


Patricia akhirnya melahap ikan asin itu, ternyata rasanya tak seburuk yang dia pikirkan. Meski asin dan teksturnya sederhana ,namun aroma asin gurih bercampur sambal yang lumayan pedas membuat nafsu makan Patricia membumbung tinggi. Entahlah rasanya ikan asin ini begitu enak, mungkin karena dia sedang lapar!

Tanpa Patricia sadari, Ismail mengintip kelakuan Patricia, dia tersenyum melihat gadis itu memakan masakannya dengan lahap sampai hampir tersedak. Ismail menatap langit malam, dia belum tahu pelajaran apa yang akan dia berikan pada pelakor di dalam sana.

Ismail hanya berencana mengurung Patricia sampai Yunus dan Zidni rujuk. Dia tak mau gadis yang dulu sempat dia taksir menderita, apa lagi Zidni tengah mengandung.

Ismail berjalan menuju gudang penyekapan, dia melihat Patricia yang tampak kekenyangan duduk di atas tikar beralaskan jerami.

"Habis juga!"

"Terpaksa, daripada aku mati kelaparan." Ucap Patricia ketus.

Ismail hanya tersenyum lalu memberikan kantung yang cukup besar pada Patrica dan gadis itu pun membukanya.

"Apa ini?"

Dia mengeluarkan semua isi di dalam kantung itu. Peralatan mandi, beberapa pakaian berlengan panjang, sabun detergen, pembalut wanita dan sisir. Patricia pun melihat ada selimut dan bantal lusuh yang di jinjing Ismail.

Patricia merasa bingung, berterimakasih? Tapi ini semua barang murahan yang tak sudi dia pakai. Tapi jika dia tolak, tentu saja Patricia membutuhkan mandi dan pakaian bersih!

"Maaf saya hanya bisa menyediakan itu." Patricia menatap kesal.

"Bisakah kau bawakan saja semua barang-barangku yang berada di dalam mobilku? Tasku ada padamu, kan? Aku menyimpan kunci mobilku disana." Ismail hanya mengangguk.

"Saya harus pulang." Patricia panik, dia tak mau sendirian di tengah hutan seperti ini apa lagi di luar sana sangat gelap. Bisa saja kan ada hewan buas atau hantu...

"Aku tak mau sendiri!"

"Tapi..."

Patricia langsung memeluk tubuh Ismail, membuat pria itu terkejut. Patricia mencium bau tubuh Ismail, bau detergen bercampur keringat membuat aroma tubuh lelaki itu begitu khas dan seksi.

"Patricia, maaf kita bukan mahram!"

"Bodo amat, siapa suruh kamu sekap aku di sini!"

Patricia terkekeh geli melihat ekspresi Ismail yang tampak ketakutan.

"Tapi...."

Patricia menarik tubuh Ismail dan memutar tubuh lelaki itu hingga menghadapnya lalu menarik tengkuknya dan melumat bibir pria itu.

Tak buruk, malah Patrica menyukai bibir lembut Ismail yang manis dan beraroma rempah. Dia menghisap bibir itu dengan lapar sementara Ismail hanya bisa terdiam lemah, merasa shock dengan apa yang dia rasakan untuk pertama kalinya.

Patricia tersenyum penuh kemenangan, siapa yang mampu menolak pesona Patricia? Jangankan Ismail,  Alfa saja yang super playboy bisa bertekuk lutut padanya selama bertahun-tahun hanya  dengan tubuh seksinya. Apa lagi sekelas Ismail? Patricia pun mulai menciumi leher Ismail, pria yang masih shock dan hanya bisa mematung!

*****

Ismail mengguyur tubuhnya dengan air dingin, dia tak peduli jika jam sudah menunjukan pukul dua belas malam, dia hanya ingin membersihkan tubuhnya dari sentuhan Patricia.

Ismail harus sholat tobat nasuha, dia sudah berbuat zina dengan Patricia. Mengingat gadis itu, Ismail kembali terbayang, bagaimana dengan lihainya dia mencium bibirnya, membelitkan lidah dan menghisap lembut bibirnya.

Patricia sosok gadis cantik, apa lagi ketika dia membuka kaosnya dan memperlihatkan payudaranya yang sempurna indah.  Gadis itu terus menyentuh Ismail, memberikannya sengatan aneh yang begitu nikmat dan membuat miliknya menegang sempurna, seperti sekarang!

Ismail menatap pantulan tubuhnya di cermin, bekas kiss mark di leher dan dadanya merupakan saksi nyata bahwa dirinya sudah menikmati surga sekaligus racun dunia.

Ismail mengusap kejantanannya dan ya Allah ini dosa besar namun nikmat. Tanpa disadari cairan kental pun menyembur dari batang nikmat lelaki itu.

*****

Ismail terus berpikir, setelah sholat tobat dan banyak beristighfar. Apa yang harus dia lakukan? Gadis itu seperti setan dan dengn mudah mengusai dirinya. Ismail tidak mau itu terjadi lagi, Ismail tak mau menjadi pezina. Maksud hati ingin memberi Patricia pelajaran, eh  malah dia yang terpikat oleh racun dunia!

Ismail memejamkan matanya, dia harus bisa merubah Patricia,minimal dia harus bisa mengendalikan dirinya saat berdekatan dengan gadis itu.

Sebuah ide terlintas, Ismail tersenyum. Ya dia harus membawa gadis itu pada kebaikan, anggap saja dia sedang mengasuh santriwati nya untuk belajar agama. Ismail yakin Patricia pasti takkan mampu untuk menolak ajakannya karena Ismail takkan melepaskannya sebelum Patricia mau belajar agama Islam!

Ismail pun mulai merangkai rencana untuk membuat Patrica mau mengikuti keinginannya.

Tbc

Aku harap kalian suka, Thanks for reading...

Muaaah....

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang