Prolog

8.1K 494 12
                                    

Hai, jumpa lagi dalam proyek baruku. Ini cerita dewasa ya dan ada adegan enaena nya meski berbau agama juga. Tapi tidak untuk di perdebatkan, ini hanya untuk hiburan semata tanpa bermaksud merendahkan salah satu agama. Pokoknya NO SARA (Suku, Agama dan Ras)

Semoga kalian suka dengan cerita baruku.

Happy reading....


Patricia merasa jengah, bagaimana mungkin Yunus pergi ke Cipanas tanpa mengabarinya dan ini bukan alamat baik apa lagi Yunus sepertinya takkan pulang ke Jakarta dalam waktu dekat.

Patricia pun segera berkemas, ria harus segera pergi menuju Cipanas, untuk tempat tinggal Patricia bisa menumpang nginap di resort Yunus untuk beberapa hari. Patricia yakin, Yunus takkan menelantarkannya di sana .

Perjalanan di tempuh Patricia dengan perasaan gundah, dia akhirnya sampai di Cipanas, tubuhnya terasa lelah setelah berjam-jam mengendarai mobil. Apa lagi di daerah Ciawi di adakan buka tutup jalan untuk menghindari macet total.

Patricia memarkirkan mobilnya di resort Yunus namun dia tidak menemukan pria itu. Apa Yunus sudah kembali ke Jakarta? Tapi menurut sekretarisnya Yunus belum kembali.

Apa Yunus sedang bersama Zidni?Patricia pun berjalan menuju rumah Zidni, dia bisa bertanya pada orang kampung dimana letak rumah perempuan itu.

Patricia mendekati seorang pemuda yang sedang menyimpan dus di mobil buntungnya, mungkin saja dia tahu dimana rumah Zidni berada.

"Permisi, kalau rumah Zidni di sebelah mana ya?"

Pemuda itu membalikan tubuhnya dan menatap Patricia dengan terkejut.

"Kau? Pria yang bersama Zidni di resort waktu itu kan?"

Ismail langsung mengambil langkah seribu namun dengan cepat Patricia menghalangi langkah pemuda itu.

"Beritahu aku dimana rumah perempuan itu!"

"Tidak lelahkah anda merusak rumah tangga orang lain?"

"Itu bukan urusanmu!"

"Anda benar-benar wanita ular!"

"Jaga mulutmu hei pemuda!"

"Lebih baik anda pergi!"

"Aku takkan pergi sebelum kamu mengantarkanku ke rumah Zidni." Ucap Patricia keras kepala.

Ismail tersenyum sinis lalu membukakan pintu mobilnya. Patricia tersenyum penuh kemenangan lalu memasuki mobil lelaki itu tanpa curiga.

Patricia menatap ke arah jalan, jarak antara satu rumah ke rumah yang lain berjarak paling dekat satu kilometer. Semakin lama mereka menuju arah yang semakin sepi.

"Jauh sekali rumah Zidni?"

"Sebentar lagi juga sampai!" Ismail memasuki pekarangan gudang. Patricia tampak terkejut.

"Apa kau nipuku?"

"Menurutmu?" Ismail tersenyum sinis.

"Saya harap anda akan jera untuk mengganggu rumah tangga Zidni."

Wajah Patricia memucat. Apa pria ini menculiknya? Patricia mencoba kabur namun dengan gesit Ismail memegang tangan Patricia dan menariknya ke dalam gudang.

Tbc

Agar kalian tidak bingung, kalian bisa membaca terlebih dahulu cerita Mas Yunus.

Jarang-jarang juga loh aku menceritakan tokoh antagonis yang menjadi tokoh utama dalam ceritaku yang satu ini.

Soal sad ending atau happy ending? Biarkan inspirasi mau kemana dia berjalan 😘

Thanks for reading.....

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang