Part 29

1.8K 314 21
                                    


Akankah ada yang berpihak pada Dewi setelah membaca part ini? Let see...

Happy reading....  

Setelah berbincang dengan anaknya, Dewi terus menangis. Dia merasa sangat kecewa dan terluka dengan sikap Jason. Pria yang membencinya tanpa alasan, Dewi takkan pernah memaafkan Jason dan mungkin perceraian ini memang jalan terbaik  yang sudah Tuhan berikan untuknya.

"Assalamualaikum."

Dewi melihat Ismail membawakan makanan ke dalam kamarnya.

"Mami belum makan sejak pagi."

"Apa Tuhanmu adil?"

"Maksud Mami?"

"Aku memang bukan umat yang taat, tapi apa aku harus menderita selama hampir seumur hidupku?" Ismail tersenyum.

"Mami, semua agama sama saja, semua agama menuntun kita dalam kebaikan, hanya saja Islam adalah agama penyempurna bagi agama yang lain."

Dewi menatap Ismail. "Agama itu tidak bisa dipaksakan dan tidak bisa dibayangkan dengan logika.  Hanya dengan hati dan keyakinan." Dewi tersenyum kecut.

Ismail berjalan menuju kamarnya dan tak lama pria itu menghampiri Dewi sambil membawa sajadah dan mukena.

"Apa itu?"

"Cobalah, saya harap Mami akan menemukan kedamaian." Dewi tertawa perih.

"Kau menyuruhku sholat? Tidak Ismail!"

"Terserah Mami, saya hanya menyarankan saja." Ismail menyimpan sajadah dan mukena di atas ranjang.

"Bagaimana caranya?"

"Apa?"

"Shalat?"

Ismail pun mengajak Dewi ke kamar mandi untuk berwudhu kemudian mngajaknya sholat sunat berjamaah. Selesai sholat, Ismail berdoa sejenak.

"Mami, berdoalah, keluarkan apapun yang ada di hati Mami. Mengadulah pada Allah karena hanya Dia tempat untuk mengadu."

Dewi pun mengangguk lalu mengikuti saran Ismail. Pemuda itu pun keluar dari kamar Dewi.

Perempuan itu mulai bersimpuh dan berdoa, mengeluarkan isi hatinya yang berupa kepedihan yang dia pendam selama hampir dua puluh tujuh tahun. Dewi berdoa sambil terus menangis hingga perlahan-lahan hatinya pun terasa lega dan ringan. Dewi mengusap wajahnya lalu kembali mendzikirkan apa yang sudah dia pelajari dari Ismail

*****

Patricia merasa kesal dengan kedekatan Ismail dan Dewi, dia cemburu karena dia takut Ismail berpaling darinya. apa lagi Dewi memiliki cerita tragis yang siapa saja pasti akan jatuh iba pada ibunya.

Siapa yang takkan iba, pantas saja ibunya bersikap jalang karena di jodoh paksa dan di salahkan oleh Jason padahal ibunya tidak bersalah, dia hanyalah korban. Patricia mengelus dada, mengingat akan hal itu, Patricia pun tak tega menyakiti Dewi tapi tak sudi juga suaminya di goda seperti itu.

"Kau kenapa sayang?"

Ismail mebuyarkan lamunan Patricia membuat perempuan itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ismail yang tahu dengan jalan pikiran istrinya pun langsung memeluk tubuh Patricia dan mencium lehernya yang jenjang.

"Ismail, jangan seperti ini!"

"Kenapa?"

Wajah Patricia merona, jujur saja hanya dengan sentuhan seperti itu, miliknya langsung basah dan berkedut. Ismail kembali menciumi leher dan turun ke dada Patricia membuat perempuan itu mendesah dan mengharapkan sentuhan lebih.

"Kamu cintaku, istriku, kekasih hatiku, Patricia istriku yang cantik!" Bisik Ismail membuat Patricia semakin meremang, tubuhnya terasa panas dan meminta di masuki dengan segera.

"Aku mencintaimu, Patricia."

"Aku juga sayang, lakukan sekarang, aku mohon!"

Ismail tersenyum bahagia lalu menelanjangi tubuh istrinya dan juga dirinya. Menghisap kedua payudara indah wanita itu dan mulai memasuki lembah yang sudah basah dan licin.

"Kau begitu menginginkanku, huh?" Patricia mengangguk cepat dan meraup bibir merah suaminya.

Ismail pun memasuki miliknya dan mereka pun bercinta dengan penuh gairah, tanpa mereka sadari Dewi sedang memperhatikan pergumulan mereka dari jendela luar, haruskah Dewi merusak rumah tangga anaknya demi kebahagiaan dirinya?

Dewi tersenyum pahit, dia sadar tak seharusnya dirinya berprilaku jahat seperti itu. Apa lagi Ismail suami anaknya, Patricia juga merupakan korban dari pernikahan yang tidak di inginkan.

Dewi tahu, anaknya pun sama menderitanya hingga hidupnya hancur. Beruntung putrinya menemukan Ismail, malaikat tak bersayap.  Dewi menghela napas, dia ingin berubah, dia tak mau terus-menerus berkubang dalam kenistaan. Dewi berjalan menuju kamarnya, dia kembali menangis meratapi nasibnya.

Dewi harus bangkit, ya dia harus berubah dan membuka lembaran baru, memulai hidup dari awal tanpa Jason dan masa lalunya yang kelam.

Tbc

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang