Part 33

1.1K 238 14
                                    

Marhaban Ya Ramadhan....

Maaf ya baru bisa update sekarang, berhubung libur panjang dan kerjaan di real life agak longgar.

Semoga kalian tidak bosan dan masih ingat ceritaku ini karena jujur aja aku dah lupa sebagian karakter di cerita ini 😅

Mohon bantuannya ya jika ada kesalahan nama tokoh atau typo.

Happy reading.....


Hari demi  hari terus berjalan, Dewi semakin yakin dengan agama yang di peluknya, apa lagi sekarang dia sudah bisa membaca Al Qur'an meski masih ada beberapa tajwid yang  lupa dia lafalkan bunyinya. Namun sungguh ini pengalaman luar biasa bagi Dewi.

Mengingat dosa-dosanya dulu, sungguh Dewi merasa malu. Dia sering berzinah, mabuk-mabukan, menjadi contoh buruk untuk Patricia dan Dewi merasa benar benar merasa sangat berdosa. Pantas saja dia tidak bisa mendapatkan ketenangan batin karena hidupnya selalu dipenuhi dengan dosa.

"Dewi..."

Perempuan itu menatap Jason yang selalu menemuinya di pesantren tiap akhir pekan dengan dalih memberitahu perkembangan perusahaan Dewi yang dia kelola. Ya semenjak Jason tahu Dewi sekarang seorang mualaf, lelaki itu menjadi rajin menemuinya dan menanyakan rutinitas Dewi di pesantren.

"Kau cantik sekali ketika berhijab!" Puji Jason tulus membuat wajah Dewi merona.

"Aku pun merasa nyaman seperti ini." Jason tersenyum simpul.

"Kau tampak lebih bahagia juga."

"Iya, aku merasakan ketenangan yang selama ini aku cari."

Tiba tiba seorang wanita menghampirinya.

"Mbak Dewi, di panggil ibu untuk ngaji!" Ujar seorang wanita berusia 35 tahunan itu, lalu dia kembali ke dalam sebuah ruangan.

"Aku permisi dulu." Jason pun hanya mengangguk sebagai tanda mempersilahkan wanita itu untuk pergi.

Jason merasa penasaran, dia pun berjalan mengikuti Dewi tanpa sepengetahuan wanita itu. Dia melihat wanita itu duduk sambil menghadap sebuah kitab dan mulai membacanya. Jantung Jason  berdegup dengan kencang, meski belum fasih namun suara lembut Dewi mampu menggetarkan relung hati Jason.

Jason juga menyimak pembicaraan Ustazah yang memberikan ceramah kecil kepada Dewi yang begitu fokus memperhatikan gurunya. Jason memejamkan matanya, meresapi kata-kata yang diucapkan wanita berusia 60 tahun itu. Bahwa Islam mengajarkan kebenaran, menjauhkan kita dari larangan seperti zina, mencuri, mabuk-mabukan dan perbuatan nista lainnya.

Hidup dalam dosa takkan pernah memberikan kita ketenangan tapi  akan terus memberikan rasa tidak puas karena hawa nafsu, dimana hal itu akan membakar diri kita sendiri, menghncurkan sampai tak tersisa jika kita tidak segera menghentikannya.

Jason teringat masa masa yang sudah lalu, dia sering mabuk, melakukan zina dengan selingkuhannya bahkan pernah juga melakukan one night stand apa bila dia bertugas ke luar negeri. Kebahagiaan dan nikmat sesaat yang ketika mulai sadar dan  kembali pada  realita. Hati kita akan merasa hampa, Jason menggelengkan kepalanya. Dia berjalan meninggalkan ruangan itu, namun langkahnya terhenti saat dia melihat seorang Ustad yang sedang mengajar di salah satu ruangan.

Murid-muridnya pun beragam usia dari remaja hingga kakek-kakek. Dia mulai menyimak materi yang diberikan ustad itu, ada sesuatu yang memancing rasa penasaran dari diri Jason ketika lelaki itu membahas soal ketenangan batin.

"Apa agamamu bisa memberikan ketenangan batin? Bagaimana caranya?" Tanya Jason membuat seluruh penghuni di ruangan itu menatap ke arahnya.

"Assalamualaikum..."

"Saya umat Nasrani."

Ustad itu lalu tersenyum dan mempersilahkan Jason untuk bergabung. Ustad itu pun kembali melanjutkan materinya dan di akhir pertemuan menjawab pertanyaan yang tadi Jason lontarkan.

*****

Jason termenung, menatap seisi rumahnya yang tampak sepi. Meski banyak perabotan mewah menghiasi isi rumahnya, tapi tetap saja terlihat kosong. Jason membayangkan masa masa dimana Dewi selalu menantinya pulang, duduk manis di sofa sambil menonton tv. Ketika dia datang wanita itu menyambutnya dengan hangat namun Jason....

Lagi-lagi pria itu malah mengacuhkannya bahkan terkadang membentak wanita itu untuk mencari kesibukan lain daripada  mengganggunya.

"Ya Tuhan....." Isak Jason, dia membayangkan bagaimana wajah ceria istrinya berubah muram ketika mendapatkan bentakan darinya.

Hampir setiap malam dia begitu hingga suatu saat Jason mabuk dan membawa selingkuhannya pulang ke rumah. Dewi masih sabar karena dia tengah mengandung Patricia, dia berusaha tersenyum meski sorot matanya memancarkan luka yang mendalam, hingga akhirnya Dewi memergoki dirinya yang tengah bercinta di kantor. Bukannya meminta maaf atau setidaknya membela istrinya. Jason malah membentaknya, bertengkar hebat sehingga dia mengalami pendarahan dan melahirkan Patricia secara prematur.

Bukan hanya itu, setelah melahirkan putrinya pun hati Jason tidak lantas terketuk, dia semakin menjauh dan gila. menyibukan diri dengan pekerjaan dan para jalangnya, hingga akhirnya Dewi berubah.

Dewi tidak pernah lagi menunggunya. Perempuan itu awalnya memilih untuk mengurung diri di kamar bersama bayinya dan kemudian dia mulai menyibukkan diri dengan teman-teman sosialitanya. Dewi mulai berubah, jarang di rumah dan hidup liar bersama teman-temannya.

Patricia mulai di titipkan pada pengasuhnya, bukannya Jason menegur kelakuan istrinya, dia tetap mengacuhkan anak dan istrinya hingga Patricia tumbuh tanpa kasih sayang dan menjadi korban.

Jason menangis, bagaimana bisa dirinya sejahat itu? Anak, istri, dia terlantarkan demi dendam yang tak beralasan.

"Tuhan... Maafkan aku!" Raung Jason pilu.

Tbc

Hope u like, thanks for reading.....

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang