Part 18

3.2K 483 60
                                    


Happy reading.....



Ijab kabul berlangsung dengan hikmat, begitu pun resepsi pernikahan di gelar dengan meriah dan lancar. Beruntung Dewi tidak kembali berulah dan bisa bersikap normal. Patricia sangat bahagia, akhirnya dia sah menjadi istri Ismail.

Patricia melihat Zidni dan Yunus beserta Zaviyar si bayi mungil menghadiri undangannya.

"Selamat ya..." Ucap Zidni tulus.

"Sama-sama, terima kasih Zidni dan Yunus sudah mau hadir. Aku sangat bahagia." 

"Aku juga turut bahagia." Mereka pun berpelukan.

Yunus hanya memperhatikan Patricia yang kini tampak cantik dengan hijab pengantin yang dia kenakan. Yunus bersyukur akhirnya Patricia menemukan kebahagiaannya.

"Mas Ismail mana?"

Mereka pun mengedarkan pandangan dan terkejut melihat Dewi yang tengah menempel di lengan Ismail. Pria itu tampak salah tingkah.

"Tante Dewi kenapa?"

"Entahlah Yunus, aku sebal melihat ibuku yang kegatalan dengan suamiku!"

Yunus hanya terkekeh geli, mengira mungkin Dewi hanya sedang berefouria merayakan pernikahan anak semata wayangnya.

Setelah bercengkrama dengan Yunus, Patricia segera menghampiri Ismail.

"Abi..."

Ismail menatap lega melihat Patricia yang mendekatinya, Dewi pun terpaksa melepaskam Ismail dengan wajah di tekuk lalu pergi mendekati Jason yang tengah sibuk dengan koleganya.

"Maafkan Mami."

"Tak masalah selama aku masih bisa mengatasinya sayang." Patricia tersenyum lalu menggenggam tangan Ismail, mumpung sudah sah!

Mereka pun kembali menyalami tamu hingga acara resepsi selesai. Jason tampak puas begitu pun Patricia namun berbeda dengan Dewi yang cemburu dengan sikap Ismail yang begitu romantis.

Ismail masih sibuk dengan Jason yang terus memperkenalkannya dengan para kolega sementara Dewi mengambil kesempatan ini untuk menceramahi Patricia. Wanita itu menyeret anaknya ke belakang hotel agar dapat berbicara berdua saja tanpa ada yang mengganggu.

Patricia tampak kesal dengan sikap ibunya.

"Mam, ada apa sih?"

"Kamu jadi anak itu harus berbakti pada orang tua."

"Maksud Mami apa?"

"Mami selalu memberikan apa yang Mami punya padamu, sekarang giliranmu!"

"Apa yang mesti Patricia bagi Mam?"

"Ck... kau ini tidak peka, suamimu!"

"Apa?"

"Kenapa kaget? Bukankah kamu juga sudah mencicipi kekasih Mami, Albertus?"

"Tapi Mami..."

"Aaah, gak ada tapi-tapian. mami juga pengen mencicipi tubuh Ismail, titik!"

"Astaghfirullah..."

"Diam Patricia, ini bukan film religi, tapi kenyataan!" Bentak Dewi lalu pergi meninggalkan Patricia yang terluka hatinya.

Kenapa ibunya seperti itu?

*****

Resepsi selesai, Patricia sudah memasuki kamar pengantinnya sementara Ismail di sibukkan dengan Jason yang terus membahas perusahaannya. Jason berharap Ismail bisa meneruskan perusahaannya karena dia percaya lelaki itu jujur dan bertanggung jawab.

Setelah setia mendengarkan, akhirnya Jason pun mempersilahkan Ismail untuk beristirahat di kamarnya. Ismail pun berjalan menuju kamar Patricia, rencana lusa mereka akan berbulan madu jadi mau tak mau mereka menginap di rumah orang tua Patricia. Sementara keluarga Ismail sudah kembali ke Cipanas sore tadi.

"Ismail!"

Pemuda itu pun membalikan tubuhnya, dia menatap Dewi yang sedang berjalan ke arahnya.

"Bu..."

"Panggil aku Mami sayang, seperti Patricia."

"Eum... Mami."

"Good boy!"

Dewi menyentuh dada bidang Ismail sambil mengendus-endus tubuhnya membuat Ismail siaga, kenapa ibunya Patricia seperti ini?

"Mami, saya mau ke kamar...."

"Buat apa kau menghabiskan malam pertamamu dengan anak itu? Miliknya pasti sudah longgar, bagaimana coba punyaku?"

"Maksud Mami?"

Dewi menyentuh miliknya sambil tersenyum nakal membuat bulu kuduk Ismail berdiri.

"Astaghfirullah.... Mami, tolong saya mau istirahat!"

"Istirahatlah denganku sayang!"

Ismail memundurkan langkahnya namun perempuan itu terus memepetnya.

"Astaghfirullah, Mami tolong!"

"Issh.... astaghfirullah, Astaghfirullah. kenapa kamu ini? Apa aku kurang seksi?"

"Mam...."

"Apa harus begini?"

Dewi menurunkan tali gaunnya hingga payudara wanita itu menyembul keluar, Ismail segera memalingkan wajahnya.

"Astaghfirullah, Mami tolong pakai yang benar bajunya?"

"Jangan munafik Ismail!"

"Astaghfirullah, astaghfirullah... Ya Allah Ya Malik Ya Rahiiimm, astaghfirullah...."

"Astaga Ismail, demi Tuhan tak perah ada lelaki yang menolak pesonaku. Tapi kamu? Sungguh keterlaluan!" Bentak Dewi lalu merapihkan pakaiannya dan mendorong tubuh Ismail. Perempuan itu meninggalkan Ismail dengan amarah yang berecamuk. Dewi kecewa Ismail menolaknya mentah-mentah.

Ismail hanya bisa mengelus dada, dia merasa miris memiliki mertua seperti itu. Ayah mertua yang cuek dengan ibu mertua yang kegatalan. Ismail segera berjalan memasuki kamar Patricia, dia tak  bertemu dengan sesuatu yang aneh lagi.


Tbc

Maaf ya baru bisa up, thanks for reading....

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang