Part 7

3.2K 459 26
                                    

Happy reading....


Patricia kecewa, ayah dan ibunya tak sadar jika anaknya selama dua mimggu menghilangkan. Bahkan Patricia memergoki ibunya sedang bergumul di sofa ruang keluarga. Sungguh menjijikan.

Mungkin dulu Patricia tidak akan peduli atau bahkan malah mencontohnya. Tapi setelah mengenal Islam dan bertobat, Patricia merasa jijik dan malu.

"Kau baru pulang dari berliburmu?" Tanya Dewi yang melihat putrinya baru saja pulang.

Tanpa malu, Dewi merapihkan pakaiannya yang kusut karena remasan pemuda yang masih berada di bawah tubuh Dewi.

"Ya." Patricia menjawab singkat, dia enggan berdebat meski sebenarnya dia ingin mencaci perbuatan ibunya, dia benar-benar bukan contoh orang tua yang baik.

Patricia memasuki kamarnya dan dia tertegun menatap kebun mawar di samping kamarnya.

"June...."

Patricia berguman lalu membuka jendela kamarnya dan mendekati kebun itu. Patricia kembali menangis, hatinya masih saja terasa sakit mengingat anaknya yang tak pernah mencium aroma kehidupan karena dirimya.

"Maafkan Mamma, nak...."

*****

Ismail terkejut ketika Guntur berniat menjodohkannya dengan Farah, tetangga barunya.

"Bapak ingin kamu berta'aruf dengan gadis itu. Dia berasal dari keluarga baik-baik dan kuat agamanya."

Ismail hanya mengangguk, apa yang harus dia katakan? Jujur saja Ismail belum siap menikah, apa lagi dia sedang kehilangan semangat hidup,  Ismail merasakan ada sesuatu yang hampa ketika Patricia kembali ke kehidupannya.

"Bagaimana Nak?" Ucapan Guntur membuyarkan lamunan Ismail.

"Insya Allah Bapak...." Guntur pun tersenyum puas.

Ismail merasa tak menentu, ingin menolak tapi dia belum pernah melawan orang tuanya. Namun hati kecilnya berontak, dia tak mau menikah. Ismail menatap secarik kertas yang tertuliskan alamat rumah Patricia.

Apa gadis itu merindukannya? Atau bahkan dia sudah kembali ke kehidupannya yang dulu? Astaghfirullah, Ismail tak boleh su'udzon, dia harus percaya jika Patticia adalah wanita kuat.

Ismail pun menyimpan kertas itu di dompetnya, beberapa hari lagi dia akan bertemu dengan gadis itu dan hal itu membuat semangat hidup Ismail kembali berkobar.

*****

Patricia tak menyangka jika Ismail memenuhi janjinya, lelaki itu kini sedang duduk di sofa ruang tamunya.

"Assalamualaikum Ismail!"

"Wa'alaikum salam, apa kabarmu Pat?"

"Baik dan aku senang kamu datang."

"Aku pasti memenuhi janjiku sekaligus aku ingin memberitahu kabar gembira untukmu." Patricia tampak penasaran.

Ismail harus jujur, dia tak mau memberi harapan semu kepada wanita yang pernah membuatnya bahagia dan merasa berarti.

"Kabar gembira apa?"

Ismail berusaha tersenyum lalu menatap wajah gadis itu.

"Satu minggu lagi saya akan mengadakan ta'aruf."

"Ta'aruf?"

"Iya, saya di jodohkan sama bapak!"

Seketika wajah Patricia memucat, senyum di wajahnya memudar dan kebahagiaannya sirna begitu saja.

"Oh..."

" Saya ingin kamu datang di pernikahan saya dua minggu lagi." Patricia tersenyum kecut, dia menunduk berusaha menahan sakit di hatinya. Kenapa jadi seperti ini? Apa Ismail tidak menyadarinya jika hati Patrica terluka?

"Kamu mencintai gadis itu...."

"Saya akan mencintainya karena Allah."

"Sudah berapa lama kamu mengenalnya?"

"Saya belum pernah bertemu dengannya, seperti inilah ta'aruf."

"Apa? Jadi kau tak tahu siapa perempuan itu?"

"Iya."  

"Kamu pasrah dengan perjodohan ini?"

Ismail mengangguk mantap. Mata Patricia mulai berkaca-kaca, dia tak sanggup lagi menahan perasaanya.

"Aku mencintaimu Ismail."

Wajah Ismail memucat, dia langsung menatap wajah gadis itu.

"Tidak bisakah kau menolaknya demi aku?" Ismail membisu.

"Demi Allah, aku akan menjadi wanita solehah dan akan mematuhi semua perintah Allah dan menjauhi larangannya dan aku...."

"Kamu harus mematuhi perintah Allah karena kami mau, bukan karena aku. Kamu harus mencintaiku karena Allah. Insya Allah kamu akan bahagia. Assalamualaikum..." Ismail pun pamit undur diri.

Patricia hanya bisa tertegun meresapi kata-kata yang di lontarkan oleh Ismail.

Apa Ismail marah padanya? Apa Patricia sudah gagal untuk mendapatkan Ismail? Pria yang kini sudah mengisi hatinya yang kosong.

Patricia hanya bisa menangis, dia kembali memasuki kamarnya. Dia akan sholat dan mengadu pada Allah. Dia akan meminta petunjuk agar Allah selalu memenangkan hatinya. Hatinya yang terancam akan hancur karena cinta bertepuk sebelah tangan.


Tbc

Mulai memasuki konflik pertama yaaa....

Thanks for reading....

Muaaah....

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang